Nuzurlis Koto (lahir 15 Agustus 1946) adalah salah seorang pelukis, pematung, dan perupa keramik asal Indonesia. Nuzurlis Koto juga mengajar seni keramik di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Surabaya
Kehidupan
Pendidikan formalnya dalam bidang seni, diperoleh dari Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA) tahun 1967. Sebelumnya ia juga belajar melukis dari Wakidi.
Pada tahun 1969, ia mengikuti pameran kelompok di Malang, Surabaya, dan Jakarta. Kemudian pada tahun 1971, mengikuti Parade Seni Lukis Indonesia di Yogyakarta dan Solo. Pameran tunggalnya diadakan pertama kali di LIA pada tahun 1973, kemudian dilanjutkan setahun berikutnya di Balai Budaya Jakarta.
Pada tahun 1978, ia mengadakan pameran tunggal seni patung untuk pertama kalinya di LIA Surabaya. Pada tahun yang sama, ia mulai menggunakan media keramik dalam karyanya. Ia juga beberapa kali mengikuti Pameran Besar Seni Lukis Indonesia (Bienalle). Pada tahun 2013, ia mengadakan pameran dengan membingkai manusia dalam 40 karya berupa botol, yang dipamerkan di Galeri House of Sampoerna Surabaya.[1]
Tahun 1977 Nuzurlis Koto mulai berkarya dalam seni keramik. Pameran pertama seni keramik Nuzurlis Koto di wujudkan saat berpartisipasi dalam event Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di CCF Surabaya pada 1978, dan dilanjutkan berpameran karya seni patung Nuzurlis Koto di Pameran Tunggal Patung di LIA Surabaya.
Sejak 1986 hingga sekarang, Nuzurlis Koto sebagai tenaga pengajar (dosen) keramik di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya (STKW) yang
Pameran dan Aktivitas
PAMERAN/AKTIVITAS
|
|
1986-sekarang
|
Mengajar di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya
|
April 2013
|
Pameran Keramik di House of Sampoerna Surabaya
|
2011 – 2012
|
Pameran Seni Islam di Galeri Nasional Jakarta
|
2009
|
Pameran API (Asosiasi Pematung Indonesia) di Yogyakarta
|
2008
|
Pameran Patung Relation Contemporary Sculptures Exhibition Surabaya
|
2007
|
Pameran Patung Relation Contemporary Sculptures Exhibition Surabaya
|
2006
|
Perjalanan Seni Lukis Abstrak Indonesia di Yogyakarta
Biennale Jakarta Milestones
Pameran Patung Small Works Yoygakarta dan Jakarta
|
2004
|
Mendapat Penghargaan dari Gubernur Jawa Timur atas pengabdian dalam bidang seni budaya
Pameran Seni Rupa Kelompok Aksera di Museum Ronggowarsito Semarang
Pameran Seni Rupa Kelompok Aksera di TIM Jakarta
|
2003
|
Pameran API II ‘In Search of Peace Indonesian Contemporary Sculptors’
|
2000
|
Pameran Bersama Lukisan di Jakarta
|
1999
|
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di TIM Jakarta
|
1996
|
Pameran Bersama 11 Pelukis Surabaya di Jakarta Tiga Media, Tiga Ekspresi
Pameran Retrospeksi Lukisan, Patung dan Keramik dalam Festifal Seni Surabaya
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di Taman Budaya Solo
|
1993
|
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik PPIA Surabaya
Pameran Bersama Pelukis Non Figuratif di TIM Jakarta
|
1991
|
Pameran Bersama Pelukis Indonesia Rotary Club Jakarta
|
1989
|
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di Simpassri Medan
|
1988
|
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di PPIA Surabaya
|
1987
|
Pameran 20 Pelukis Surabaya di Jakarta dan Yogyakarta
|
1986
|
Pameran Lukisan dan Keramik di Simpassri Medan
Pameran Lukisan Alam Minangkabau di Balai Budaya Jakarta
Pameran Tunggal Lukisan, Patung dan Keramik 20 tahun Surabaya
|
1985
|
Pameran Lukisan dan Keramik di Simpassri Medan
Pameran Nasional Seni Lukis di Galeri Ancol Jakarta
Pameran Keramik Berdua di PPIA Surabaya
Pameran Besar Seni Rupa Surabaya ‘ 85
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di Balai Budaya Jakarta
|
1984
|
Pameran Bersama Patung di Taman Budaya Surabaya
Pameran Bersama Surabaya Dalam Sketsa di PPIA Surabaya
Pameran Seni Lukis Indonesia di Ancol Jakarta
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di PPIA Surabaya
|
1983
|
Pameran Bertiga Keramik di LIA Surabaya
Pameran Bersama ’ 83 di Balai Budaya Jakarta
Pameran Tunggal Lukisan, Keramik dan Patung di Surabaya
|
1982
|
Pameran Bersama Lukisan dan Keramik di CCF Surabaya
Pameran Pemenang-pemenang hadiah Biennale Jakarta
Pameran Biennale V Jakarta
|
1981
|
Pameran Patung Indonesia di Museum Fatahillah Jakarta
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di LIA Surabaya
|
1980
|
Pameran Tunggal Keramik di Surabaya
Pameran Tunggal Lukisan di TIM Jakarta
Pameran Biennale Seni Lukis IV di Jakarta
|
1979
|
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di LIA Surabaya
Pameran Keramik Berdua di TIM Jakarta
|
1978
|
Pameran Tunggal Patung di LIA Surabaya
Pameran Tunggal Lukisan dan Keramik di CCF Surabaya
Pameran Bertiga di TIM Jakarta
Pameran Biennale Seni Lukis III di Jakarta dan Mendapat Penghargaan
Lukisan Harapan Terbaik III dari Dewan Kesenian Jakarta
|
1977
|
Pameran Bersama di Surabaya
Pameran Pelukis Muda di Jakarta
Pameran Lukisan Indonesia di Yogyakarta
|
1976
|
Pameran Lukisan Berdua di CCF Surabaya
Pameran Biennale Lukisan II di TIM Jakarta
|
1975
|
Pameran Pelukis Muda di TIM, Jakarta
Pameran Berempat di LIA Surabaya
|
1974
|
Pameran Tunggal Lukisan di Balai Budaya Jakarta
Pameran Besar Seni Lukis Indonesia I di Jakarta
|
1973
|
Pameran Pelukis Muda di Balai Budaya Jakarta
Pameran Tunggal Lukisan di LIA
|
1971
|
Ikut Parade Seni Lukis Indonesia di Yogyakarta dan Solo
|
1969
|
Ikut pameran di Malang, Surabaya dan Jakarta
|
1967
|
Belajar pada Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera)
|
1964
|
Belajar melukis pada Wakidi
|
Karya
Nuzurlis Koto, tak hanya mendalami seni lukis, namun juga seni keramik, dua bentuk ekspresi seni yang berbeda, namun perbedaan itu hanya dari segi cara menghasilkan saja, namun tidak berbeda dalam hal menyampaikan ide kreativitas dan gagasan dalam seni. Ada dua prinsip dasar dalam seni yaitu ide dan perwujudan. Ide menjadi prinsip dasar dalam mewujudkan karya, baik berupa filosofis maupun psikologis. Sedangkan unsur wujud dari seni itu bisa tertuang pada tubuh dan bentuk keramik yang secara kerja bisa dibuat dengan cara cetak dan tuang, memutar, memilin, bahkan gabungan dari teknik-teknik dasar yang biasa dilakukan. Bahan yang digunakan Nuzurlis Koto dalam membuat karya keramiknya menggunakan kaolin, feldspar, dan tanah liat putih, tetapi bahan-bahan tersebut masih di datangkan dari luar Surabaya. Sedangkan untuk menghias dan memberi akses pada karya-karya keramik Nuzurlis Koto menggunakan abu gunung merapi dan beberapa campuran bahan lainnya.[2]
- Botol Pipih, adalah karya pertama Nuzurlis Koto dalam membuat keramik menggunakan abu Gunung Galunggung, beberapa karya sebelumnya sering mengalami kegagalan, hingga apabila dinilai secara nominal akan sulit ditakar. Tekstur garis-garis hitam abstrak seperti retakan pada botol pipih ini menambah keunikan karya botol Nuzurlis Koto
- Botol Berkarat, sebuah karya yang dibuat tahun 2000. Menuangkan ide dan kreativitas pada wujud keramik dengan tekstur tetesan air pada leher botol dan pundak botol, terwujudnya sebuah karya oleh karena kondisi atap studio tempat bekerja Nuzurlis Koto saat itu yang lagi bocor akibat hujan deras, hal ini menimbulkan ide cemerlang hingga terwujud pada sebuah karya yang sangat ekspresif. Pewarnaan dan motif pada pada botol keramik ini dilakukan Nuzurlis Koto dari ide perkakas yang sudah berkarat.
- Pipih Mengalir, sebuah karya Nuzurlis Koto yang dibuat tahun 2007 memiliki bentuk pipih dengan aksen cairan beku yang mengalir di seluruh permukaan botol untuk menggambarkan interaksi antar manusia yang saling terjalin dan melahirkan daya tarik menarik yang sama kuat hingga meninggalkan bekas.
- Aku dan Botol, Empat puluh karya Nuzurlis koto dengan berbagai bentuk karya seni kontemporer dipamerkan di Galeri House of Sampoerna Surabaya pada tanggal 9 Maret hingga 8 April 2012. Karya ini adalah sebuah ekspresi Nuzurlis Koto dalam imajinasi dalam berkarya, yaitu botol. Botol dalam arti memiliki fisik layaknya manusia yang memiliki sifat dan dinamika kehidupan. Manusia sebagai pusat empiris menjadi sosok yang monoton dan penuh rasa jenuh yang senantiasa dibatasi terhadap fisik dan batasan-batasan dalam proporsi yang terikat norma dan kelaziman. Botol menjadi wujud Nuzurlis Koto menyampaikan ide dan kreativitas dinamika manusia dalam bentuk yang tidak lazim.[3]
- Majapahit, adalah karya lain Nuzurlis Koto yang berbentuk botol lempeng, pada bagian depan ada lambang serta tokoh Surya Majapahit dibagian belakang terdapat patih Gadjah Mada[4]
Referensi
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|