Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

PP Presisi

PT PP Presisi Tbk
Sebelumnya
PT Prima Jasa Aldodua (2004-2014)
PT PP Alat Konstruksi (2014-2014)
PT PP Peralatan Konstruksi (2014-2017)
Anak perusahaan
Kode emitenIDX: PPRE
IndustriKonstruksi
Didirikan6 Mei 2004; 20 tahun lalu (2004-05-06)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Rully Noviandar[1]
(Direktur Utama)
Yul Ari Pramuraharjo[1]
(Komisaris Utama)
Jasa
  • Pembukaan lahan proyek
  • Pemaprasan dan pengurukan tanah
  • Pengerasan jalan
  • Pemasangan bekisting
  • Kontraktor penambangan
  • Pengoperasian batching plant
  • Penyewaan alat berat
PendapatanRp 2,337 triliun (2020)[2]
Rp 121,2 milyar (2020)[2]
Total asetRp 6,896 triliun (2020)[2]
Total ekuitasRp 2,842 triliun (2020)[2]
PemilikPembangunan Perumahan (76,99%)
Koperasi KSP PT.PP (5,88%)
Publik (17,13%)
Karyawan
290 (2020)[2]
Anak usahaPT Lancarjaya Mandiri Abadi
PT Presisi Sumber Anugerah
Situs webwww.pp-presisi.co.id

PT PP Presisi Tbk adalah anak usaha Pembangunan Perumahan yang menyediakan berbagai macam jasa pendukung konstruksi. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 2.816 unit alat berat dan sebuah workshop di Bekasi. Untuk memberdayakan alat beratnya, perusahaan ini juga menyediakan jasa penambangan.[2][3]

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 6 Mei 2004 dengan nama PT Prima Jasa Aldodua dengan bisnis di bidang penyewaan alat berat. Setelah diakuisisi oleh Pembangunan Perumahan, pada tanggal 6 Juni 2014, nama perusahaan ini diubah menjadi PT PP Alat Konstruksi, dan pada tanggal 19 September 2014, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi PT PP Peralatan Konstruksi. Pada bulan Juni 2015, perusahaan ini mulai menyediakan jasa pemasangan bekisting, dan pada bulan September 2015, perusahaan ini mulai menyediakan jasa pengoperasian batching plant untuk memproduksi beton, aspal, dan/atau batuan yang diperlukan oleh proyek. Pada bulan September 2016, perusahaan ini mulai menyediakan jasa konstruksi sipil sederhana, terutama untuk mendukung proyek pembangunan bendungan dan jalan tol. Pada tanggal 5 Mei 2017, nama perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang, dan pada tanggal 22 Juni 2017, perusahaan ini resmi mengakuisisi 51% saham PT Lancarjaya Mandiri Abadi.[4]

Pada tanggal 24 November 2017, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada bulan Januari 2018, perusahaan ini meneken nota kesepahaman dengan Kumkang Kind asal Korea Selatan mengenai teknologi bekisting baru, dan pada bulan Juni 2018, perusahaan ini mulai menyediakan jasa erektor dan meningkatkan jasa pengangkutan batubara menjadi jasa penambangan terintegrasi. Pada bulan Januari 2019, melalui anak usahanya, perusahaan ini ditunjuk sebagai kontraktor utama pada proyek pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa Lot 9 (Balekambang-Kedungsalam), dan pada bulan Februari 2019, perusahaan ini ditunjuk sebagai kontraktor utama pada proyek pengaspalan ulang Bandar Udara Internasional Minangkabau.

Pada bulan Juli 2019, perusahaan ini meneken nota kesepahaman dengan PT Pratama Widya dan Sunward Intelligent Equipment Co Ltd untuk dapat bekerja sama di bidang teknologi alat berat, pondasi, serta perbaikan tanah. Pada bulan November 2019, perusahaan ini ditunjuk sebagai kontraktor utama pada proyek pembangunan jalan angkut batubara Kalimantan Tengah-Kalimantan Timur, dan pada tanggal 2 Desember 2019, bersama PT Sepuluh Sumber Anugerah, perusahaan ini mendirikan PT Presisi Sumber Anugerah agar dapat menyediakan jasa bio-remediasi dan pengelolaan limbah. Pada bulan Desember 2019 juga, perusahaan ini mulai menyediakan jasa perbaikan infrastruktur, diawali dengan mengerjakan proyek pelebaran Jalan Tol Jagorawi.[2][3]

Referensi

  1. ^ a b "Komisaris & Direksi". PT PP Presisi Tbk. Diakses tanggal 10 Januari 2022. 
  2. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT PP Presisi Tbk. Diakses tanggal 10 Januari 2022. 
  3. ^ a b "Profil Perusahaan". PT PP Presisi Tbk. Diakses tanggal 10 Januari 2022. 
  4. ^ "ANAK USAHA PTPP: PP Presisi Akuisisi Perusahaan Alat Konstruksi". bisnis.com. 17 Juli 2017. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 


Kembali kehalaman sebelumnya