Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pembantaian Haiti 1804

Gambar yang menunjukkan Jenderal Jean-Jacques Dessalines mengangkat pedang sembari memegang kepala perempuan kulit putih yang sudah dipenggal.
"Pembakaran Plaine du Cap - Pembantaian orang kulit putih oleh orang kulit hitam". Pada 22 Agustus 1791, para budak membakar perkebunan dan kota serta membantai orang-orang kulit putih.

Pembantaian Haiti 1804 adalah pembantaian yang dilancarkan terhadap orang-orang kulit putih di Haiti oleh mantan budak-budak kulit hitam atas perintah jenderal Jean-Jacques Dessalines.[1] Pembantaian ini berlangsung di seluruh wilayah Haiti dari awal Februari 1804 hingga 22 April 1804, dan mengakibatkan kematian 3.000 hingga 5.000 orang.[2] Tentara-tentara bergerak dari rumah ke rumah, menyiksa dan menghabisi seluruh keluarga.[3] Bahkan orang kulit putih yang bersahabat dan bersimpati kepada orang-orang kulit hitam juga dipenjara dan dibunuh.[4] Hanya tiga kategori orang kulit putih yang diampuni, yaitu tentara-tentara Polandia yang meninggalkan angkatan bersenjata Prancis, sekelompok kecil penetap dari Jerman yang diundang ke Nord-Ouest, Haiti, sebelum revolusi, dan sekelompok dokter dan profesional.[5] Orang-orang yang memiliki koneksi dengan angkatan bersenjata Haiti juga diampuni, dan begitu pula perempuan yang mau menikahi laki-laki kulit hitam.[6]

Nicholas A. Robins dan Adam Jones menggambarkan pembantaian itu sebagai "genosida kaum subaltern ", di mana kelompok tertindas menggunakan cara genosida untuk menghancurkan penindas mereka.[7] Sepanjang awal hingga pertengahan abad kesembilan belas, peristiwa pembantaian itu terkenal di Amerika Serikat. Selain itu, banyak pengungsi Saint Dominika datang ke AS dari Saint-Domingue, menetap di New Orleans , Charleston , New York , Baltimore dan kota-kota pesisir lainnya. Peristiwa ini mempolarisasi opini publik AS Selatan pada pertanyaan tentang penghapusan perbudakan.[8][9]

Referensi

  1. ^ St. John, Spenser (1884). "Hayti or The Black Republic". hlm. 75. Diakses tanggal 12 September 2015. 
  2. ^ Girard 2011, hlm. 319–322.
  3. ^ Mark Danner (2011-02-15). Stripping Bare the Body. hlm. 107. ISBN 978-1-4587-6290-0. Diakses tanggal 2013-07-27. 
  4. ^ Jeremy D. Popkin (2010-02-15). Facing Racial Revolution: Eyewitness Accounts of the Haitian Insurrection. University of Chicago Press. hlm. 363–364. ISBN 978-0-226-67585-5. Diakses tanggal 2013-07-24. 
  5. ^ Popkin 2012, hlm. 137.
  6. ^ Girard 2011, hlm. 322.
  7. ^ Robins, Nicholas A.; Jones, Adam, eds. (2009). Genocides by the Oppressed: Subaltern Genocide in Theory and Practice. Indiana University Press. p. 3. ISBN 978-0-2532-2077-6. The Great Rebellion and the Haitian slave uprising are two examples of what we refer to as 'subaltern genocide': cases in which subaltern actors—those objectively oppressed and disempowered—adopt genocidal strategies to vanquish their oppressors. See also Jones, Adam (2013). "Subaltern genocide: Genocides by the oppressed". The Scourge of Genocide: Essays and Reflections. With Nicholas Robins. Routledge. p. 169. ISBN 978-1-1350-4715-3.
  8. ^ Kevin C Julius, The Abolitionist Decade, 1829-1838: A Year-by-Year History of Early Events in the Antislavery Movement; MacFarland and Company; 2004
  9. ^ Six Days in April: Lincoln and the Union in Peril; Frank B. Marcotte; Algora Publishing; 2004; page 171

Sumber


Kembali kehalaman sebelumnya