Penaklukan Mesir oleh Muslim dilakukan ketika Mesir masih merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Timur. Pada dasawarsa sebelumnya, wilayah tersebut diduduki oleh Kekaisaran Sasaniyah di bawah pimpinan Khosrau II (616 hingga 629 M). Kaisar Heraklius berhasil merebut kembali Mesir, tetapi akhirnya dikuasai oleh Pasukan Rasyidin sepuluh tahun kemudian. Sebelum serangan ke Mesir dimulai, tentara Muslim telah merebut Levant dan menghancurkan sekutu Arab Romawi Timur, Ghassaniyah. Akibatnya Romawi Timur rentan terhadap serangan-serangan dari luar.[1]
Isyarat kenabian
Isyarat kenabian terhadap penaklukan Mesir oleh kaum Muslim diriwayatkan dalam hadis dari Ibnu Ka'ab bin Malik. Jalur periwayatannya dari Malik dan al-Laits melalui az-Zuhri. Dalam hadis ini disebutkan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan penerimaan kaum Kubti ketika kaum Muslim berhasil menaklukkan Mesir. Dalam hadis lain yang diriwiyatkan oleh Hakim an-Naisaburi disebutkan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan kaum Muslim untuk menerima penduduk Mesir dengan baik karena adanya jaminan dan hubungan kekerabatan.[2]
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa Nabi Muhammad menubuatkan penaklukan negeri yang di dalamnya ada qirâth (Mesir). Dalam hadis ini Nabi Muhammad meminta agar penduduk negeri itu dilindungi dengan alasan adanya hak yang mereka miliki dan adanya hubungan kekerabatan. Hadis ini diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari dan disebutkan di dalam Shahih Muslim. Penaklukan Mesir tercapai pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Penaklukan terjadi pada tahun 20 Hijriah dengan kepemimpinan oleh Amr bin Ash.[2]
Catatan kaki
- ^ Al Farooq, Umar By Muhammad Husayn Haykal. chapter no:18 page no:453
- ^ a b Katsir, Ibnu (2018). Dahsyatnya Hari Kiamat. Diterjemahkan oleh Nurdin, Ali. Jakarta: Qisthi Press. hlm. 4. ISBN 978-979-1303-85-9.
Pranala luar