Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pengadilan Yesus

Pengadilan terhadap Yesus dilakukan pada tanggal 14 Nisan, yaitu hari pertama Hari Raya Roti Tak Beragi dalam Paskah Yahudi. Kitab-kitab Injil melaporkan ada dua proses pengadilan yang berbeda terhadap Yesus yaitu (1) pengadilan Yahudi; dan (2) pengadilan Romawi.

Pengadilan Yahudi

Tercatat ada 3 kali pengadilan berdasarkan hukum Yahudi, yaitu di hadapan para pemimpin Yahudi:

  1. Di hadapan Hanas, mertua Imam Besar Kayafas[1]
  2. Di hadapan Imam Besar Kayafas.[2]
  3. Di hadapan Mahkamah Agama Sanhedrin[3]

Di hadapan Hanas, mertua Imam Besar Kayafas

  • Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar, dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa."(Yohanes 18:12–13)
  • Rupanya Hanas saat itu sudah berada di rumah (istana) Imam Besar.(Matius 26:58; Markus 14:54; Lukas 22:54) Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.(Matius 26:57; Markus 14:53)
  • Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus dari jauh. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk ke halaman Imam Besar. Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri (dan kemudian duduk) berdiang bersama-sama dengan mereka dekat api, untuk melihat kesudahan perkara itu. Pada waktu itulah Petrus menyangkal Yesus tiga kali. (Matius 26:58; Markus 14:54; Lukas 22:55; Yohanes 18:15–18)
  • Maka mulailah Imam Besar Hanas menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan." Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?" Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu. (Yohanes 18:19–24)

Di hadapan Imam Besar Kayafas

  • Di rumah Kayafas, Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. Walaupun tampil banyak saksi dusta, kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain. Akhirnya tampillah 2 orang, yang mengatakan: "Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia." Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain. (Matius 26:57–61; Markus 14:53–59)
  • Lalu Imam Besar Kayafas bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akulah Dia. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" (Matius 26:62–66; Markus 14:60–64)
  • Lalu orang-orang yang menahan Yesus mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya, meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain menutupi muka-Nya dan memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" dan "Hai nabi, cobalah terka!" Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya. Malah para pengawalpun memukul Dia.(Matius 26:67–68; Markus 14:65; Lukas 22:63–66)

Di hadapan Mahkamah Agama (Sanhedrin)

  • Dan saat fajar mulai merekah, berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah." Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."(Lukas 22:66–71) Semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi mengambil keputusan untuk membunuh Yesus.(Matius 27:1)
  • Menurut hukum Yahudi, Yesus dituduh melakukan pelanggaran agama,[4] karena mengaku sebagai "Anak Allah", berarti menyamakan diri-Nya dengan Allah dan ini merupakan penghujatan yang harus dihukum mati. Di bawah pemerintahan Romawi, pengadilan Yahudi tidak berhak menjatuhkan hukuman mati. Oleh sebab itu, mereka melimpahkan kasus ini kepada pengadilan Romawi, supaya hukuman mati dapat dijalankan.

Pengadilan Romawi

Yesus mengalami 3 proses pengadilan menurut hukum Romawi

  1. Dilakukan di hadapan gubernur Roma, Pontius Pilatus, di mana Yesus dituduh melakukan pelanggaran politik. Pilatus tidak menemukan kesalahan.[5]
  2. Setelah mendapati bahwa Yesus berasal dari Galilea, Pilatus mengirimkan Yesus kepada raja Herodes yang memerintah daerah Galilea. Herodes tidak mendapati kesalahan pada Yesus, lalu mengirimkan-Nya kembali kepada Pilatus lagi.[6]
  3. Terakhir kali Pilatus mengadili Yesus di atas kursi pengadilan resmi (bahasa Yunani: Litostrotos; bahasa Ibrani: Gabata[7]) dan menjatuhkan hukuman mati dengan disalibkan.[8]

Di hadapan Pontius Pilatus pertama kali

  • Semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi bersama ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Dia, lalu membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah.(Matius 27:1–2; Markus 15:1; Lukas 23:1; Yohanes 18:28)
  • Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu." Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang." Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati (Yohanes 18:28–32), karena cara Yahudi menghukum mati seseorang adalah dengan melempari dengan batu sampai mati, sedangkan cara Romawi menghukum mati adalah dengan menyalibkan.
  • Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Mereka berkata: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja." (Markus 15:3; Lukas 23:2)
  • Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri yang mengatakannya, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?"(Matius 27:11; Markus 15:2; Lukas 23:3; Yohanes 18:33–38)
  • Atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab? Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran.(Matius 27:13–14; Markus 15:4–5)
  • Keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini."(Lukas 23:4; Yohanes 18:38)
  • Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini." Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem.(Lukas 23:5–7)

Di hadapan Herodes (Antipas)

Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan.(Lukas 23:8–12)

Di hadapan Pontius Pilatus terakhir kali

Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, dan berkata kepada mereka: "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati.Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya." (Lukas 23:13–16)

  • Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman bagi mereka pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak.(Matius 27:15; Markus 15:6; Lukas 23:17; Yohanes 18:39) Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata: "Pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu? Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?" (Matius 27:17; Markus 15:10)
  • Pilatus memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.(Matius 27:18; Markus 27:16)
  • Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam."(Matius 27:19)
  • Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. Mereka berteriak bersama-sama: "Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!" Mereka berteriak pula: "Jangan Dia, melainkan Barabas!" Yesus Barabas ini, seorang penyamun, dimasukkan ke dalam penjara bersama beberapa orang pemberontak lainnya, berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas."(Matius 27:20–21; Markus 15:11; Lukas 23:18–19; Yohanes 18:40)
  • Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?"(Matius 27:22; Markus 15:12; Lukas 23:20)
  • Tetapi mereka berteriak membalasnya, mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan! Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!"(Matius 27:22; Markus 15:13; Lukas 23:21)
  • Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."(Matius 27:23; Markus 15:14; Lukas 23:22)
  • Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." (Yohanes 19:1–4)
  • Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!" (bahasa Yunani: Ecce homo) Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya." Pilatus terus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam 12 hitungan waktu ala Yahudi (hitungan waktu ala Romawi: pukul 6 pagi) --(Yohanes 19:14). Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!" Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain daripada Kaisar!" (Yohanes 19:5–15)
  • Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" (Matius 27:24–25)
  • Dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan, dan akhirnya mereka menang dengan teriak mereka. Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. Dan ia melepaskan Barabas, orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, (Matius 27:26; Markus 15:15; Lukas 23:23–25)
  • Tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk disesah, diperlakukan semau-maunya dan disalibkan. (Matius 27:26; Markus 15:15; Lukas 23:25; Yohanes 19:16)

Lihat pula

Pengadilan Yesus
Didahului oleh:
Minggu Sengsara:
Penangkapan Yesus
Peristiwa dalam
Perjanjian Baru
Diteruskan oleh:
Penyaliban dan kematian Yesus

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya