Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Seni Buddha-Yunani

Buddha dari Gandhara, abad pertama atau kedua Masehi.

Seni Buddha-Yunani adalah bentuk manifestasi seni aliran Buddha-Yunani, sebuah perpaduan budaya antara budaya Yunani klasik dan agama Buddha, yang berkembang selama hampir 1.000 tahun di Asia Tengah, antara penaklukan oleh sang Alexander yang Agung pada abad ke-4 SM, dan penaklukan oleh orang-orang Islam pada abad ke-7. Seni Buddha-Yunani memiliki ciri khas realisme idealistik seni Yunani Helenis dan perwujudan pertama sang Buddha dalam bentuk manusia, yang telah membantu membentuk kanon seni dan terutama teknik perpatungan Buddha di seluruh benua Asia sampai sekarang. Seni juga merupakan contoh unik perpaduan budaya antara tradisi Barat dan Timur yang tak tercapai dalam bentuk seni yang lainnya sampai tahap ini.

Asal mula seni Buddha-Yunani bisa ditemukan di kerajaan Yunani-Baktria yang Helenistik dan berdiri antara tahun (250 SM - 130 SM), dan sekarang terletak di Afganistan, dari mana budaya Helenistik Yunani tersebar ke anak benua India dengan didirikannya kerajaan Yunani-India (180 SM-10 SM). Di bawah kaum Yunani-India (Yawana) dan kemudian Kushan, interaksi antara budaya Yunani dan Buddha berkembang di daerah Gandhara, yang sekarang terletak di Pakistan bagian utara, sebelum menyebar lebih lanjut ke India, memengaruhi kesenian Mathura, dan kemudian kesenian Buddha kekaisaran Gupta, yang juga menyebar ke Asia Tenggara. Pengaruh seni Buddha-Yunani juga menyebar ke utara menuju Asia Tengah, dan dengan kuat membentuk kesenian Cekungan Tarim di pintu gerbang ke Tiongkok, dan akhirnya pengaruhnya mencapai Tiongkok, Korea dan Jepang.

Kesenian Helenistik di Asia Selatan

Negara-negara Helenistik yang berkuasa mulai didirikan di wilayah Baktria dan Sogdiana, serta India Utara selama tiga abad setelah penaklukan Alexander Agung pada 330 SM: Kekaisaran Seleukus sampai 250 SM, diikuti dengan kerajaan Yunani-Baktria sampai 130 SM, dan kerajaan Yunani-India dari 180 SM sampai kira-kira 10 SM.

Contoh-contoh pengaruh seni Helenistik bisa ditemukan di koin-koin raja Yunani-Baktria dari masa yang sama, seperti Demetrius I dari Baktria. Banyak koin para raja Yunani-Baktria yang ditemukan, termasuk koin-koin emas dan perak terbesar yang pernah dicetak di Dunia Helenistik, yang digolongkan memiliki kualitas terbaik baik dari segi seni maupun teknik: koin-koin ini menunjukkan: “sebuah kadar individualitas yang tidak pernah tertandingi oleh padanan kerajaan mereka, dari masa yang sama, lebih ke Barat yang sering kali lebih sederhana. ( “show a degree of individuality never matched by the often more bland descriptions of their royal contemporaries further West”. (dikutip dari “Greece and the Hellenistic world”))”.

Hiasan gulungan khas Helenistik dengan ukiran dedaunan anggur dari Hadda, Pakistan utara.

Kerajaan-kerajaan Helenistik ini mendirikan kota-kota menurut model Yunani, seperti di Ai-Khanoum di Baktria, yang hanya menunjukkan ciri-ciri khas arsitektural Helenistik, patung-patung bergaya Helenistik, dan juga sisa-sisa naskah manuskrip papirus yang memuat karya Aristoteles dan simpanan-simpanan koin.

Pesta minum-minum anggur dan musik, Hadda, abad pertama sampai ke-2 Masehi.

Unsur-unsur Yunani ini memasuki India barat laut mengikuti invasi kaum Baktria-Yunani pada tahun 180 SM, di mana mereka mendirikan kerajaan Yunani-India di India. Kota-kota Yunani yang diperkuat dengan tembok kota seperti Sirkap di Pakistan sebelah utara, didirikan. Gaya-gaya arsitektural menggunakan corak-corak dekoratif Helenistik seperti keranjang buah dan lung-lungan dedaunan. Alet-palet batu untuk minyak-minyak penyangi yang mewakili tema-tema yang murni Helenistik seperti Nereid yang berwahana Ketos monster laut ditemukan.

Di Hadda, dewa-dewa Helenistik, seperti Atlas ditemukan. Dewa-dewa angin juga digambarkan, yang pada masa yang akan datang akan memengaruhi penggambaran dewa angin sampai sejauh Jepang. Adegan-adegan dewa anggur Dionysius (Bacchus) yang menggambarkan orang-orang dalam gaya klasik minum-minum anggur dari kan-kan sembari memainkan instrumen musik, ditemukan.

Interaksi seni Buddha-Yunani

Langsung setelah India diinvasi oleh orang Yunani untuk membentuk kerajaan Yunani-India, perpaduan antara unsur-unsur Helenistik dan Buddha mulai muncul. Hal ini juga didukung oleh sikap para raja-raja Yunani yang terbuka terhadap agama Buddha. Maka gaya seni ini berkembang selama beberapa abad dan tampaknya berkembang lebih lanjut semasa kekaisaran Kushan mulai abad pertama Masehi.

Model artistik

Seni Buddha-Yunani menggambarkan kehidupan Buddha dalam sebuah cara visual, kemungkinan besar dengan menggunakan model-model realistik dan konsep-konsep yang bisa dicapai para seniman pada masa itu.

Para Bodhisattwa digambarkan sebagai bangsawan India yang memakai perhiasan dan telanjang dada. Sementara para Buddha digambarkan seperti raja-raja Yunani yang memakai busana yang mirip toga. Gedung-gedung di mana mereka digambarkan, menggunakan gaya Yunani dengan pilar-pilar kolom Korintus yang berada di mana-mana dan hiasan pilar melingkar dengan ukiran lung-lungan dedaunan. Kemudian dewa-dewi yang digambarkan merupakan kombinasi dewa-dewi (Atlas, Herakles) dan India (Indra).

Perkembangan gaya

Gaya seni Buddha-Yunani mulai dari sangat halus dan realistik, seperti tampak pada patung-patung Buddha yang berdiri, dengan “penanganan lipatan-lipatan yang sangat realistik dan pada beberapa bahkan sedikit menampakkan volume tubuh model yang menjadi ciri khas karya Yunani yang terbaik” (Boardman). Kemudian gaya ini kehilangan realisme kelas tinggi ini untuk kemudian menjadi semakin simbolis dan dekoratif pada abad-abad yang mendatang.

Arsitektur

Stupa bergaya Yunani di Sirkap.
Dewa Yunani Atlas, menyangga sebuah monumen Buddha, Hadda.

Keberadaan stupa di kota Yunani Sirkap, yang dibangun oleh Demetrius sudah menunjukkan sebuah sinkretisme yang kuat atau perpaduan antara agama Yunani dan Buddha, bersama dengan agama-agama lainnya seperti Hindu dan Zoroastrianisme. Gaya bangunan adalah Yunani, yang dihias dengan pilar-pilar kolom Korintus.

Kemudian di Hadda, dewa Yunani Atlas digambarkan menopang monumen Buddha yang dihias dengan pilar-pilar kolom Yunani.

Sang Buddha

Sebuah kapital pilar dengan Buddha di bagian pusatnya, abad ke-2, Surk Kotal, Afganistan.
Salah satu penggambaran Buddha yang awal, abad pertama sampai abad ke-2 Masehi, Gandhara.

Kurang lebih antara abad pertama SM dan abad pertama, perwujudan Buddha secara antropomorfis (bentuk manusiawi) pertama dikembangkan. Inovasi ini, yang sebenarnya dilarang ajaran Buddha, langsung meraih kecanggihan kualitas tinggi dari bentuk seni perpatungan. Gaya ini secara alami diilhami gaya seni pemahatan patung yang berasal dari Yunani Helenistik.

Banyak unsur-unsur stilistik dalam menggambarkan sang Buddha merujuk kepada pengaruh Yunani: toga model Yunani, pose contrapposto Buddha yang (lihat: abad pertama–kedua Buddha yang berdiri dari Gandhara [1] Diarsipkan 2013-06-16 di Wayback Machine. dan [2] Diarsipkan 2013-06-16 di Wayback Machine.), rambut keriting gaya Laut Tengah dan sanggul atas yang tampaknya diambil dari gaya Belvedere Apollo Diarsipkan 2014-06-03 di Wayback Machine.(330 SM), dan ciri rupa wajah-wajah, semua dibuat menggunakan realisme artistik yang kuat (Lihat: Seni Yunani).

Sang raja Baktria-Yunani Demetrius I (205-171 SM) sendiri, kemungkinan besar adalah model citra sang Buddha. Ia adalah raja dan penyelamat India, seperti ditekankan oleh penerusnya Raja Apollodotus I dan Menander I, yang secara resmi disebut sebagai BASILEOS SOTHROS "Raja Penyelamat" dalam legenda dwibahasa Yunani dan bahasa Kharoshthi pada koin-koin mereka. Demetrius disebut sebagai Dharmamitra ("Mitra Dharma") dalam teks India Yuga-Purana. Agama Buddha berkembang pada pemerintahannya dan penerusnya, ketika agama ini ditindas oleh dinasti India yang Sunga di sebelah Timur.

Koin Demetrius I dan sebuah patung Buddha dari Gandhara.

Patung-patung Buddha Helenistik awal menggambarkannya dalam gaya seorang raja, di mana simbol-simbol tradisional Buddha (mandala, singgasana kosong, pohon Boddhi, singa-singa) tidak ada. Demetrius kemungkinan dikeramatkan sebagai dewa, dan patung-patung Buddha Helenistik pertama yang kita ketahui kemungkinan merupakan gambaran dari raja Yunani yang ideal, berwibawa, namun ramah dan terbuka terhadap budaya India. Ketika semakin banyak unsur Buddha dimasukkan, mereka menjadi pusat dalam aliran Buddha dan memengaruhi representasi Buddha dalam seni Buddha-Yunani yang lebih mutakhir.

Sebuah ciri khas lain Demetrius ialah bahwa dia diasosiasikan dengan Buddha: mereka sama-sama memiliki dewa pelindung yang sama. Di seni Gandhara, sang Buddha sering kali diperlihatkan di bawah perlindungan dewa Yunani Herakles, yang berdiri dengan gadanya (dan kemudian dengan tongkat intan) yang disandarkan pada lengannya (foto di bawah ini, lihat juga [3]). Representasi Herakles yang kurang lazim ini sama dengan yang ada di belakang koin Demetrius, dan hal ini hanya diasosiasikan kepadanya (dan putranya Euthydemus II), dan hanya terlihat pada sisi belakang koin-koinnya.

Kemudian, figur sang Buddha dimasukkan dalam desain-desain arsitektural seperti pilar-pilar kolom Korintus dan membeku. Adegan-adegan kehidupan Buddha juga sering digambarkan dalam sebuah suasana arsitektoral Yunani dengan para protagonis memakai pakaian Yunani.

Dewa-Dewi dan para Bodhisattwa

Sang Bodhisattwa Maitreya, abad ke-2, Gandhara.

Dewa-dewi dan tokoh mitologis Yunani juga cenderung dimasukkan dalam representasi Buddha, dan menunjukkan perpaduan budaya atau sinkretisme yang kuat. Khususnya, Herakles (seperti terlihat pada koin-koin Demetrius, dengan gada yang disandarkan pada lengannya) dipakai secara luas sebagai representasi Bajrapani, pelindung sang Buddha. Dewa Yunani lainnya yang secara luas dipakai dalam seni Buddha-Yunani adalah representasi Atlas, dan Dewa Angin Yunai. Terutama Atlas pada khususnya cenderung dipakai sebaga unsur penopang dalam arsitektur Buddha.

Terutama di bawah peemrintahan kaum Kushan, banyak ditemukan representasi Boddhisattwa yang memakai banyak perhiasan dan berwibawa sebagai layaknya seorang bangsawan dengan gaya Buddha-Yunani yang sangat realistis. Sang Bodhisattwa, yang merupakan ciri khas ajaran Buddha Mahayana, terutama digambarkan memiliki rautan muka para bangsawan Kushan, termasuk segala upakara (perhiasan) mereka.

Kontribusi kaum Kushan

Adegan kehidupan Buddha. Abad ke-2 dan ke-3 Masehi. Gandhara.

Sejarah seni Buddha-Yunani yang lebih mutakhir di India barat laut sering kali dihubungkan dengan kekaisaran Kushan. Kaum Kushan merupakan bangsa nomad yang mulai bermigrasi dari Dataran Rendah Tarim di Asia Tengah dari kurang lebih 170 SM dan berakhir dengan mendirikan sebuah kekaisaran di India barat daya mulai dari abad ke-2 SM. Mereka terpengaruh budaya Yunani karena kontak mereka dengan orang Baktria-Yunani dan kemudian orang Yunani-India dan bukan dari orang Yunani-Helenistik. Kaum Kushan mengambil dan menggunakan huruf Yunani.

Kaum Kushan, di tengah-tengah Jalur Sutra secara antusias mengumpulkan karya-karya seni dari seluruh penjuru dunia kuno, seperti bisa dilihat dari penemuan-penemuan tempat penyimpanan harta karun di ibu kota utara mereka di Begram, Afganistan.

Koin emas Kanishka I dengan gambar Buddha (+/- 120 AD) dan nama "BODDO" (Buddha) dalam huruf Yunani.

Kaum Kushan mensponsori agama Buddha bersama-sama dengan agama- agama Iran dan Hindu lainnya. Kemungkinan mereka pula yang ikut menggalakkan berkembangnya seni Buddha-Yunani. Tetapi di sisi lain koin-koin mereka menunjukkan tidak adanya kecanggihan artistik: penggambaran raja-raja mereka, seperti Kanishka, cenderung agak kasar (tidak ada proporsi tubuh, gambar kasar), dan gambar Buddha merupakan kumpulan dari sebuah patung Buddha gaya Helenistik dengan kaki-kaki yang digambar jelek dan pisah satu sama lain mirip gambar raja Kushan. Gambar ini cenderung menunjukkan kekunaan patung-patung Buddha-Yunani, yang dipakai sebagai model dan korupsi selanjutnya oleh para seniman Kushan.

Penyebaran Seni Buddha-Yunani ke Asia Tengah

Pengaruh seni Buddha-Yunani secara alami mengikuti ekspansi agama Buddha ke Asia Tengah dan Asia Timur dari abad pertama SM.

Baktria

Patung Buddha Bamiyan yang berdiri setinggi 52 meter, Afganistan
Patung dari sebuah biara Buddha 700, Afganistan

Baktria berada di bawah kekuasan langsung Yunani selama lebih dari dua abad dari penaklukkan oleh sang Alexander yang Agung pada 332 SM sampai akhir masa kerajaan Baktria-Yunani pada sekitar tahun 125 SM. Seni Baktria hampir seluruhnya juga Helenistik secara sempurna seperti bisa dilihat pada peninggalan-peninggalan arkeologis Baktria-Yunani di kota-kota seperti Alexandria di Oxus (Ai-Khanoum), atau seni numismatik (yang berhubungan dengan koin-koin) raja-raja Baktria-Yunani dan sering dianggap yang terbaik berasal dari Dunia Helenistik, termasuk koin-koin perak dan emas terbesar yang pernah dicetak oleh orang Yunani.

Ketika agama Buddha menyebar di Asia Tengah mulai abad pertama, Baktria melihat datangya hasil pengaruh sinkretisme Buddha-Yunani datang di wilayahnya dari India, dan sebuah pembauran baru dalam seni perpatungan berada di sana sampai datangnya invasi Islam.

Perwujudan paling menyolok adalah Patung Buddha Bamiyan. Mereka kelihatannya berasal dari aabd pertama sampai abad ke-3 Masehi. Mereka dipengaruhi secara kuat oleh budaya Helenistik.

Di daerah Baktria lain yang bernama Fondukistan, beberapa kesenian Buddha-Yunani lestari sampai abad ke-7 di biara-biara Buddha, menunjukkan pengaruh Helenistik yang kuat dipadukan dengan gaya dekorasi dan corak India dan sedikit pengaruh kaum Sasanid Persia.

Sebagian besar karya-karya seni dari Baktria dirusak mulai abad ke-5: orang-orang Buddha sering dituduh sebagai penyembah berhala dan ditindas oleh orang-orang Muslim yang merusak simbol-simbol keagamaan (iconoclastic). Pengrusakan ini berlanjut sampai era modern pada masa Perang Afganistan dan terutama dilakukan oleh rezim Taliban pada tahun 2001. Kasus paling dikenal adalah penghancuran patung Buddha Bamiyan. Secara ironis karya-karya seni Afganistan yang terselamatkan justru terjadi pada era kolonial dan dikeluarkan dari negara ini. Terutama, sebuah koleksi yang cukup kaya dipamerkan di Musee Guimet di Prancis.

Cekungan Tarim

"Pose heroik sang Bodhisattwa", abad ke-6 sampai ke-7, terracotta dari Tumshuq (Xinjiang).
Kepala seorang Bodhisattwa, abad ke-6 sampai ke-7, terracotta dari Tumshuq (Xinjiang).

Seni Cekungan Tarim, juga disebut Seni Serindia, adalah seni yang berkembang mulai abad ke-2 sampai ke-11 di Serindia atau Xinjiang, daerah China yang terletak paling barat yang merupakan bagian dari Asia Tengah. Seni ini muncul dari seni Gandhara dan secara jelas mengkombinasikan tradisi India dengan pengaruh Yunani dan Romawi.

Para misionaris atau pendakwah Buddha yang mengadakan perjalanan melalui Jalur Sutra memperkenalkan kesenian ini, bersama dengan agama Buddha sendiri ke Serindia, di mana kemudian berbaur dengan pengaruh China dan Persia.

Lihat pula: Penyebaran agama Buddha melalui Jalur Sutra

Pengaruh Buddha-Yunani di Asia Timur

Buddha Maitreya dari Wei Utara, 443 Masehi.

Kesenian Tiongkok, Korea dan Jepang mendapatkan pengaruh artistik Buddha-Yunani, tetapi cenderung mereka menambahinya dengan elemen-elemen lokal. Yang masih bisa ditengarai sebagai pengaruh seni Buddha-Yunai secara langsung adalah:

  • Realisme idealistik umum figur-figur yang merupakan peninggalan seni Yunani.
  • Elemen pakaian dengan gaya lipatan-lipatan Yunani yang sangat elaboratif.
  • Rambut keriting yang merupakan khas Laut Tengah.
  • Di beberapa pelukisan Buddha, ada tokoh-tokoh bersayap yang terbang dan memegang rangkaian bunga.
  • Elemen-elemen pemahatan Yunani seperti daun anggur dan lung-lungan dedaunan.

China

Tritunggal Buddha, Wei sebelah timur (534-550), China.

Unsur-unsur artistik Buddha-Yunani bisa dirunut semua karya seni Buddha-Tiongkok dengan beberapa variasi lokal dan waktu, tergantung pada karakter beberapa dinasti yang telah memeluk agama Buddha.

Beberapa patung Dinasti Wei Utara bisa dikatakan merupakan reminisensi patung-patung Buddha berdiri dari Gandhara meski gayanya lebih simbolis. Namun karakternya secara umum dan pelukisan pakaian masih sama. Patung-patung lain, misalkan dari Dinasti Qi Utara, juga melestarikan gaya Buddha-Yunani secara umum, tetapi sifat realisme kurang dan memiliki unsur-unsur simbolis yang lebih kuat.

Beberapa patung Wei Timur (kiri) menunjukkan gambar Buddha dengan lipatan-lipatan jubah gaya Yunani yang megah dan dikelilingi tokoh-tokoh terbang yang membawa rangkaian bunga.

Jepang

Buddha, periode Asuka, abad ke-7.

Di Jepang, kesenian Buddha mulai berkembang setelah negara ini memeluk agama Buddha pada tahun 548. Beberapa ubin dari periode Asuka, periode pertama setelah rakyat Jepang mulai memeluk agama Buddha, menunjukkan gaya klasik yang menonjol, dengan penggunaan pakaian gaya Helenistik secara meluas dan pelukisan anatomi tubuh secara realistik, yang merupakan ciri khas gaya seni Buddha-Yunani.

Karya seni lainnya menggunakan beberapa variasi pengaruh China dan Korea, sehingga seorang pemeluk Buddha Jepang sangat bervariasi dalam berekspresi. Banyak unsur seni Buddha-Yunani masih lestari sampai sekarang, seperti Herakles yang merupakan di belakang para penjaga Nio di depan banyak kuil-kuil Buddha Jepang, atau representasi sang Buddha yang masih memperlihatkan gaya seni Yunani seperti patung Buddha di Kamakura.

Kiri: Dewa Angin Yunani dari Hadda, abad ke-2. Kanan: Dewa Angin Jepang Fujin, abad ke-17.

Beberapa pengaruh Buddha-Yunani lainnya bisa ditemukan di khazanah perdewaan Jepang. Salah satu contoh yang paling menonjol adalah Dewa Angin Jepang Fujin. Masih konsisten dengan ikonografi Yunani untuk Dewa Angin Boreas, Dewa Angin Jepang di atas kepalanya memegang sebuah kain besar atau "kipas angin" dengan gaya penampilan yang sama. Rambut dan bulu muka yang lebat juga masih dipertahankan di pelukisan gaya Jepang, seperti juga rautan muka yang dilebih-lebihkan.

Evolusi ikonografis dari Dewa Yunani Herakles sampai Dewa Jepang Shukongōshin. Dari kiri ke kanan:
1) Herakles (Museum Louvre, Paris).
2) Herakles pada sebuah koin Baktria-Yunani raja Demetrius I.
3-4) Bajrapani, pelindung Buddha, dilukis mirip Herakles dalam kesenian Buddha-Yunani dari Gandhara.
5) Shukongōshin, manisfestasi Bajrapani, sebagai Dewa pelindung di kuil-kuil Buddha Jepang.

Dewa Buddha lainnya, bernama Shukongoshin, salah satu Dewa pelindung kuil Buddha di Jepang yang penuh murka, juga merupakan kasus menarik transmisi citra Dewa ternama Yunani, Herakles ke daerah Timur Jauh sepanjang Jalur Sutra. Herakles juga dipakai dalam Seni Buddha-Yunani untuk melukiskan Bajrapani, sang pelindung Buddha, dan gambarannya kemudian dipakai di China dan Jepang untuk menggambarkan Dewa-Dewa pelindung kuil-kuil Buddha.

Ubin kuil dari Nara, abad ke-7.
Daun anggur dan anggur sebagai lingkaran penghias pilar dari Nara, abad ke-7.

Akhirnya, inspirasi artistik ukiran gaya lung-lungan dedaunan Yunani, bisa ditemukan secara harafiah pada genteng-genteng atap Jepang, salah satu elemen yang lestari pada arsitektur kayu selama berabad-abad. Salah satu contoh yang terang berasal dari ubin-ubin kuil Nara, di mana beberapa di antaranya menunjukkan gambar anggur dan daun anggur. Corak-corak ini lalu berkembang menjadi lukisan yang lebih simbolis, namun sampai sekarang masih lestari dipergunakan di banyak gedung-gedung tradisional Jepang.

Pengaruh Selatan Seni Buddha-Yunani

Seni Mathura

Sang Bodhisattwa Maitreya, abad ke-2, Mathura.
Seorang Buddha, abad ke-2, Mathura

.

Pelukisan Buddha in Mathura, di India Tengah Utara, secara umum ditarikh lebih mutakhir daripada yang ada di Gandhara, meski hal ini tidak tanpa pertentangan, jumlahnya juga jauh lebih sedikit. Sampai saat itu, kesenian Buddha India bersifat anikonik, menghindari segala penggambaran Buddha, kecuali simbol-simbolnya seperti mandala, atau pohon Boddhi, meski beberapa pahatan Mathura kuno berbentuk Yaksa ditarikh kurang lebih berasal dari abad pertama SM. Bahkan Yaksa-Yaksa ini memperlihatkan beberapa pengaruh Helenistik, kemungkinan hal ini disebabkan karena didudukinya Mathura oleh bangsa India-Yunani semasa abad ke-2 SM.

Jika membicarakan teori artistik bagi pelukisan-pelukisan pertama sang Buddha, seni Yunani memberikan latar belakang yang sangat alami dan didukung dengan tradisi berabad-abad dalam menggambarkam tokoh dewa secara antromorfis, sedangkan sebaliknya “sebelumnya dalam ilmu perpatuangan India tidak sesuatu pun yang menyinggung akan adanya pembahasan bentuk atau pakaian, dan kumpulan Dewa-Dewi Hindu tidak memberikan model yang memadai bagi seorang makhluk Dewa yang bangsawan dan sepenuhnya manusiawi.”(Boardman) (aslinya dalam bahasa Inggris: “there was nothing in earlier Indian statuary to suggest such a treatment of form or dress, and the Hindu pantheon provided no adequate model for an aristocratic and wholly human deity” (Boardman)).

Ukiran Yunani melingkar, penghias pilar yang didukung oleh Yaksa-Yaksa India, Amaravati, abad ke-3 Masehi.

Seni perpatungan Mathura menggunakan banyak unsur-unsur Helenistik, seperti realisme idealistik yang umum, beberapa ciri khas seperti rambut keriting dan lipatan-lipatan khas pakaian. Sedangkan ciri khas Mathura ialah iklim yang lebih panas dan terlihat dari pakaian yang lebih lebar dan secara bertahap lebih menutupi satu bahu daripada kedua bahu. Kemudian raut muka juga terlihat lebih India.

Pengaruh seni Yunani masih bisa dirasakan melampaui Mathura sampai sejauh Amaravati di pesisir timur India seperti bisa dilihat dari gaya lung-lungan dedaunan Yunani yang dikombinasikan dengan Dewa-Dewi Hindu. Corak-corak lain seperti kereta-kereta Yunani yang ditarik empat kuda juga bisa ditemukan di wilayah yang sama.

Secara kebetulan, seni Hindu mulai berkembang dari abad pertama sampai abad ke-2 Masehi dan diilhami oleh seni Buddha Mathura. Seni ini secara berangsur-angsur memasukkan unsur-unsur asli Hindu dan simbolisme, meski bertentangan dengan keseimbangan umum dan kesederhanaan seni Buddha.

Seni Gupta

Masa Gupta, abad ke-5, Mathura.
Kepala Buddha, masa Gupta, abad ke-6.

Seni Mathura secara berangsur-angsur memasukkan unsur-unsur India dan mencapai puncaknya yang sangat tinggi pada masa kekaisaran Gupta, antara abad ke-4 dan abad ke-6. Seni Gupta dianggap sebagai puncak Seni Buddha India.

Unsur-unsur Helenistik masih bisa dilihat secara jelas dalam kemurnian patung-patung dan lipatan-lipatan pakaian, tetapi diperbaiki dengan sebuah penggambaran pakaian dengan seni pahat yang sangat halus dan semacam sinar yang diperkuat dengan penggunaan batu granit warna merah muda.

Detail-detail artistik cenderung tampak kurang realistik, seperti bisa dilihat pada keriting rambut yang mirip kerang yang dipakai untuk menggambarkan rambut sang Buddha.

Kesenian Asia Tenggara

Kebudayaan India terbukti sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan Asia Tenggara. Banyak negara mengambil aksara India dan budayanya, bersamaan dengan agama Hindu dan Buddha Mahayana.

Pengaruh seni Buddha-Yunani masih tampak pada kebanyakan pelukisan Buddha di Asia Tenggara, meski mereka biasanya cenderung berbaur dengan kesenian Hindu-India dan kemudian mengambil unsur-unsur lokal.

Dampak budaya seni Buddha-Yunani

Di luar unsur-unsur gaya yang terbesar di seluruh Asia selama hampir seribu tahun, kontribusi utama seni Buddha-Yunani kepada agama Buddha adalah realisme idealistik yang diilhami seni Yunani dan membantu menggambar secara langsung dan visual, keadaan berkah pribadi dan pencerahan yang disiarkan oleh agama Buddha. Sosialisasi daripada pendekatan manusiawi agama Buddha dan keterbukaannya terhadap semua orang, kemungkinan besar terjadi berkat perpaduan seni Yunani dan seni Buddha.

Lihat pula

Referensi

  • Richard Foltz, Religions of the Silk Road: Premodern Patterns of Globalization, New York: Palgrave Macmillan, 2010. ISBN 978-0-230-62125-1
  • "The Diffusion of Classical Art in Antiquity" by John Boardman (Princeton University Press, 1994) ISBN 0-691-03680-2
  • "Old World Encounters. Cross-cultural contacts and exchanges in pre-modern times" by Jerry H.Bentley (Oxford University Press, 1993) ISBN 0-19-507639-7
  • "Alexander the Great: East-West Cultural contacts from Greece to Japan" (NHK and Tokyo National Museum, 2003)
  • "The Greeks in Bactria and India" W.W. Tarn, Cambridge University Press
  • "Living Zen" by Robert Linssen (Grove Press New York, 1958) ISBN 0-8021-3136-0
  • "Echoes of Alexander the Great: Silk route portraits from Gandhara" by Marian Wenzel, with a foreword by the Dalai Lama (Eklisa Anstalt, 2000) ISBN 1-58886-014-0

Read other articles:

Library in Florence, Italy The Laurentian Library can be identified in the long row of windows above the cloister extending to the left of the photograph; the taller structure with two rows of windows immediately to its right is the vestibule. The Laurentian Library (Biblioteca Medicea Laurenziana or BML) is a historic library in Florence, Italy, containing more than 11,000 manuscripts and 4,500 early printed books.[1] Built in a cloister of the Medicean Basilica di San Lorenzo di Fir...

 

 

Sporting event delegationSaint Vincent and the Grenadines at theWorld Championships in AthleticsWA codeVINNational federationTeam Athletics Saint Vincent & The GrenadinesWebsitesvgnoc.org/blog/category/news/athletics/Medals Gold 0 Silver 0 Bronze 0 Total 0 World Championships in Athletics appearances (overview)1983198719911993199519971999200120032005200720092011201320152017201920222023 Saint Vincent and the Grenadines has competed at every edition of the IAAF World Athletics Championships...

 

 

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (يوليو 2019) هذه المقالة تحتاج للمزيد من الوصلات للمقالات الأخرى للمساعدة في ترابط مقالات الموسوعة. فضلًا ساعد في تحسي...

  Alouatta belzebul Estado de conservaciónVulnerable (UICN 3.1)[1]​TaxonomíaReino: AnimaliaFilo: ChordataClase: MammaliaOrden: PrimatesSuborden: HaplorrhiniInfraorden: SimiiformesParvorden: PlatyrrhiniFamilia: AtelidaeGénero: AlouattaEspecie: A. belzebul(Linnaeus, 1766)Distribución Distribución del Alouatta belzebul[editar datos en Wikidata] Alouatta belzebul, comúnmente llamado guariba de manos rojas es una especie del género Alouatta. Habita en el norte de A...

 

 

Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia.Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Hak untuk mati – berita · surat kabar �...

 

 

Hainrode Stadt und Landgemeinde Bleicherode Wappen von Hainrode Koordinaten: 51° 25′ N, 10° 41′ O51.41666666666710.683333333333270Koordinaten: 51° 25′ 0″ N, 10° 41′ 0″ O Höhe: 270 m Fläche: 8,79 km² Einwohner: 352 (31. Dez. 2017) Bevölkerungsdichte: 40 Einwohner/km² Eingemeindung: 1. Januar 2019 Postleitzahl: 99752 Vorwahl: 036334 Karte Lage des Ortsteils Hainrode in der Stadt Bleicherode Kirche in...

العلاقات الإيرانية التنزانية إيران تنزانيا   إيران   تنزانيا تعديل مصدري - تعديل   العلاقات الإيرانية التنزانية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين إيران وتنزانيا.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة عامة ومرجعية للدولتين: وجه المقارنة إ

 

 

Andrew Morton (1989) Andrew Morton (* 1953 in Dewsbury, West Yorkshire) ist ein britischer Journalist und Buchautor. Inhaltsverzeichnis 1 Leben 2 Werke 3 Einzelnachweise 4 Weblinks Leben Morton besuchte die Schule in Leeds und studierte Geschichte an der University of Sussex. Danach machte er eine Ausbildung bei verschiedenen Zeitschriften der Mirror Group und arbeitete nach Abschluss des Trainingsprogramms als Zeitungsjournalist in Manchester und ab 1981 in London. Seit 1982 war er als köni...

 

 

1999 Colombian telenovela Yo soy Betty, la feaAlso known asBetty, la feaGenre Telenovela Romantic comedy Created byFernando GaitánDirected byMario Ribero FerreiraStarring Ana María Orozco Jorge Enrique Abello Theme music composer Francisco Canaro Ivo Pellay Opening themeSe dice de mí by Yolanda RayoCountry of originColombiaOriginal languageSpanishNo. of episodes156ProductionExecutive producerMaría del Pilar FernándezProduction locations Bogotá Cartagena CinematographyAlirio FarfánEdito...

Young TörlessSutradara Volker Schlöndorff Produser Franz Seitz Ditulis oleh Volker Schlöndorff Herbert Asmodi BerdasarkanRobert Musil (novel)PemeranMathieu CarrièreMarian SeidowskyBernd TischerFred DietzPenata musikHans Werner HenzeSinematograferFranz RathPenyuntingClaus von BoroDistributorCine-InternationalTanggal rilis 20 Mei 1966 (1966-05-20) Durasi87 minutesNegara Jerman Barat Prancis Bahasa Jerman Young Törless (Jerman: Der junge Törless) adalah sebuah film Jerman 19...

 

 

Saal a.d.Donau Lambang kebesaranLetak Saal a.d.Donau di Kelheim NegaraJermanNegara bagianBayernWilayahNiederbayernKreisKelheimMunicipal assoc.Saal an der Donau Subdivisions15 OrtsteilePemerintahan • MayorPeter BubergerLuas • Total44,11 km2 (1,703 sq mi)Ketinggian346 m (1,135 ft)Populasi (2013-12-31)[1] • Total5.289 • Kepadatan1,2/km2 (3,1/sq mi)Zona waktuWET/WMPET (UTC+1/+2)Kode pos93342Kode area telepo...

 

 

Artikel ini bukan mengenai Bahasa Botswana. Bahasa diBotswanaPapan tanda dalam bahasa Inggris dan Tswana di Taman Botani Nasional BotswanaResmiInggrisBahasa nasionalTswanaDiakuiKalanga, Kgalagadi, Shona, Mbukushu, Ndebele, Tshwa, TaaAsingPortugis, Denmark, Swahili, Jerman, Afrikaans, Prancis, ArabIsyaratBahasa Isyarat AmerikaBahasa Isyarat DenmarkBahasa Isyarat Jerman[1][2]Tata letak papan tombolQWERTY L • B • PWBantuan penggunaan templat ini Bahasa resmi di Bots...

本條目存在以下問題,請協助改善本條目或在討論頁針對議題發表看法。 此條目可能包含不适用或被曲解的引用资料,部分内容的准确性无法被证實。 (2019年1月20日)请协助校核其中的错误以改善这篇条目。详情请参见条目的讨论页。 此條目需要精通或熟悉相关主题的编者参与及协助编辑。 (2019年1月20日)請邀請適合的人士改善本条目。更多的細節與詳情請參见討論頁。 此條...

 

 

Jawa Timur VDaerah Pemilihan / Daerah pemilihanuntuk Dewan Perwakilan RakyatRepublik IndonesiaWilayah Daftar Kabupaten : Malang Kota : Batu Malang ProvinsiJawa TimurDaerah pemilihan saat iniDibentuk2004Kursi8Anggota  Hasanuddin Wahid (PKB)  Ali Ahmad (PKB)  Moreno Soeprapto (Gerindra)  Krisdayanti (PDI-P)  Ahmad Basarah (PDI-P)  Andreas Eddy Susetyo (PDI-P)  Ridwan Hisjam (Golkar)  Kresna Dewanata Phrosakh (NasDem)Dibentuk dariJawa Timur Jawa ...

 

 

Indian actor Tanay Hemant ChhedaChheda in 2011Born (1996-06-27) 27 June 1996 (age 27)[1]Mumbai, Maharashtra, IndiaNationalityIndianEducationChoate Rosemary HallOccupationActorYears active2006–2011Notable workDon: The Chase Begins Again (2006)Taare Zameen Par (2007)Slumdog Millionaire (2008)My Name Is Khan (2010) Tanay Hemant Chheda (born 27 June 1996) is an Indian actor who appeared in Hindi films. He is best known for his child performances in the critically acclaimed fil...

Polish chess player (born 1986) Joanna WorekWorek in 2013CountryPolandCzech RepublicBorn (1986-01-23) 23 January 1986 (age 37)Pszczyna, PolandTitleWoman Grandmaster (2013)Peak rating2363 (June 2016) Joanna Worek (born 23 January 1986) is a Polish and Czech chess player holding the title of Woman Grandmaster (WGM). In 2001, she won the bronze medal at the World Youth Chess Championship in the Girls U16 category.[1] Worek transferred national federations from Poland to the Cze...

 

 

Kranti Kanade Kranti Kanade is a National Award winning Indian filmmaker.[1] His films include Peepal Tree, CRD (film), Gandhi of the Month, Mahek and Chaitra.[2] He studied at UCLA (University of California, Los Angeles) and FTII (Film and Television Institute of India). Films Peepal Tree Based on true events, it deals with the issue of illegal tree killings in India. When a Police Academy cuts Sacred Trees, a concerned Family confronts them only to learn it is a non-cognizab...

 

 

Species of fish New Zealand longfin eelMāori: ōrea New Zealand longfin eelat the base of a waterfall near Piha beach, Waitākere Ranges, Auckland. Conservation status Endangered (IUCN 3.1)[1] Gradual Decline (NZ TCS)[2] Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Actinopterygii Order: Anguilliformes Family: Anguillidae Genus: Anguilla Species: A. dieffenbachii Binomial name Anguilla dieffenbachiiJ. E. Gray, 1842 The Ne...

Hospital in Oregon, United StatesSalem HospitalShow map of Salem ORShow map of OregonGeographyLocationSalem, Oregon, United StatesCoordinates44°55′59″N 123°02′05″W / 44.9330°N 123.0348°W / 44.9330; -123.0348OrganizationTypeCommunityServicesEmergency departmentLevel II trauma centerBeds454HistoryOpened1896LinksWebsitewww.salemhealth.org ListsHospitals in Oregon Salem Hospital is a non-profit, regional medical center located in Salem, Oregon, United States. F...

 

 

International year designated by the United Nations This article relies excessively on references to primary sources. Please improve this article by adding secondary or tertiary sources. Find sources: International Year of Planet Earth – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2011) (Learn how and when to remove this template message) The United Nations General Assembly declared 2008 as the International Year of Planet Earth to increase a...

 

 

Kembali kehalaman sebelumnya