Pada tahun 2017 stasiun ini direnovasi dan dirombak besar-besaran. Bangunan stasiun baru telah dibuat di seberang bangunan stasiun lama peninggalan Deli Spoorweg Maatschappij.[3] Stasiun yang baru ini telah resmi dibuka oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk menggantikan bangunan lama tersebut pada tanggal 16 Desember 2018, termasuk jalur ganda pada lintas Bandar Khalipah–Bandara Kualanamu.[4]
Awalnya stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus. Setelah dibangunnya jalur ganda tersebut, emplasemen stasiun sedikit digeser menjauhi perlintasan sebidang dan diperpanjang ke arah barat daya. Terdapat satu jalur belok baru yang dibangun di sisi barat daya bangunan lama stasiun sebagai jalur 4. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 3 yang baru sebagai sepur lurus arah Medan dan jalur 2 yang lama dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk arah Araskabu-Bandara Kualanamu. Selain itu, sistem persinyalan telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik, ke arah timur laut stasiun ini, sebelum Stasiun Araskabu, terdapat Stasiun Serdang yang sudah tidak aktif lagi.
Sejarah
Dahulu stasiun ini terdapat bangunan gudang era kolonial yang dulunya merupakan sebuah gudang milik Firma Naeher & Grob dimana pada tahun 1889 Firma ini kemudian diakusisi oleh NV Deli Maatschappij yang akhirnya mengganti nama Firma tersebut menjadi NV Senembah Maatschappij.
Gudang yang diperkirakan dibangun antara tahun 1871 - 1889 ini digunakan sebagai lokasi penyimpanan dan bongkar muat hasil kebun Batang Kuis untuk diangkut dengan gerbong barang DSM menuju ke Pelabuhan Belawan.
Saat itu, hasil kebun Batang Kuis diangkut dari sentra-sentra penghasil panen menggunakan jaringan kereta rel sempit dan gerobak yang ditarik traktor menuju ke gudang tersebut. Hingga kini, disekitar bangunan gudang masih terlihat sisa-sisa jalur rel menuju arah ke kebun yang digunakan pada masa itu. Namun jaringan rel yang menuju arah ke emplasemen Stasiun Batang Kuis sudah dibongkar. Sekarang gudang tersebut tidak tau siapa pemilik dan digunakan sebagai apa, namun bila merunut pada sejarahnya, semestinya bangunan gudang ini sempat (atau masih) menjadi aset dari perusahaan perkebunan PTPN 2 selaku perusahaan yang dibentuk pasca nasionalisasi perusahaan-perusahaan perkebunan asing milik Belanda di daerah Batang Kuis dan Tanjung Morawa.[5]
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[6]