Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Suku Kelabit

Suku Kelabit
Orang Kelabit
Pandai besi Kelabit di Sarawak, Malaysia, sekitar tahun 1896.
Daerah dengan populasi signifikan
 Malaysia:
Sarawak: 4860[1]
 Indonesia:
Kalimantan Timur: 790[2]
 Brunei
Bahasa
Bahasa Kelabit, Bahasa Melayu
Agama
Kristen (umumnya), Animis
Kelompok etnik terkait
Lun Bawang

Kelabit adalah sub-suku Dayak dari dataran tinggi Sarawak, Malaysia sebelum berhijrah ke Kalimantan Utara, Pulau Kalimantan dengan sejumlah kecil di negara tetangganya Brunei. Mereka memiliki hubungan dekat dengan Lun Bawang. Ketinggian disana mencapai lebih dari 1,200 meter. Pada masa lampau, karena ada beberapa jalan (terutama jalan-jalan penebangan yang tidak terlalu dekat dengan Dataran Tinggi Bario) dan kawasan tersebut sebagian besar kurang terakses oleh sungai karena deras, dataran tinggi tersebut dan suku Kelabit relatif tak tersentuf oleh pengaruh barat modern. Namun, sekarang terdapat sebuah rute jalan permanen yang dapat dilalui dari Miri menuju Bario. Jalan tersebut ditandai namun tanpa pemandu lokal karena membutuhkan lebih dari 11 jam mengemudi untuk mencapai Bario dari Miri melalui beberapa jalur penebangan dan perlintasan sungai.

Dengan populasi sekitar 6,600 orang (2013), Kelabit menjadi salah satu kelompok etnis terkecil di Sarawak. Beberapa bermigrasi ke kawasan perkotaan sepanjang 20 tahun terakhir dan diperkirakan hanya ada 1,200 orang yang masih bertahan di kampung halaman mereka. Disana, komunitas tersebut tinggal di rumah-rumah panjang dan mempraktikkan bentuk pertanian lama dari generasi ke generasi. Mereka menanam padi, jagung, sagu, nanas, labu, timun, kacang-kacangan dan buah-buahan. Berburu dan memancing juga dipraktikan. Kerbau domestik dihargai tinggi, tujuh diantaranya biasanya dijadikan upeti untuk tunangan kelas atas.

Pada Perang Dunia Kedua, suku Kelabih, seperti halnya penduduk asli Kalimantan lainnya, bekerja sama dengan Sekutu dalam melawan Jepang. Akademisi Inggris Tom Harrisson memimpin operasi Semut I (salah satu dari empat operasi Semut di kawasan tersebut), yang diterjunkan ke tengah mereka pada 1945 untuk mengadakan kontak; mereka menyuplai senjata-senjata dari militer Australia dan memainkan peran penting dalam pembebasan Kalimantan.[3]

Setelah Perang Dunia Kedua, suku Kelabit didatangi para misionaris Kristen dari Sidang InjiliBorneo. Suku Kelabit sekarang umumnya adalah Kristen. Sebelum pindah agama, mereka memiliki kebiasaan mendirikan megalitikum dan menggali parit untuk menghormati orang-orang terkenal.

Bahasa Kelabit masuk dalam cabang Borneo Utara dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia.

Masakan

Masakan Kelabit tradisional meliputi:-[4]

  • Nubak Layag, nasi tumbuk yang dibalut dengan daun Isip.
  • Manuk Pansuh / Pansoh, ayam bumbu yang dimasak dalam bambu.
  • Udung Ubih, dedaunan sagu dimasak dengan daun lemon.
  • A'beng,ikan tak bertulang.
  • Pa’uh Ab’pa, ikan yang dimasak dalam sup brinjal, timun dan jamur hitam.
  • Labo Senutuq, daging sapi yang dimasak dalam batang bambu dan salab bunga Kantan.

Tokoh Kelabit terkenal

  • Dato' Seri Idris Jala[5] - mantan menteri Malaysia[6]
  • Datu Robert Lian - mantan Direktur Imigrasi Negara dan dignitari Rurum Kelabit Sarawak[7]
  • Dato Gerawat Gala - anggota Majelis Negara Bagian Sarawak untuk N78, Mulu dan dignitari Rurum Kelabit Sarawak[7]
  • Dato Isaac Lugun - mantan Presiden Rurum Kelabit Sarawak[7]
  • Datu Ose Murang - Sekretaris Deputi Negara Bagian Sarawak dan Presiden Rurum Kelabit Sarawak[8]
  • Datuk Marcus Raja - mantan Presiden Rurum Kelabit Sarawak[9]

Referensi

  1. ^ "Kelabit in Malaysia". Joshua Project. Diakses tanggal 2015-01-07. 
  2. ^ "Kelabit in Indonesia". Joshua Project. Diakses tanggal 2015-01-07. 
  3. ^ Cecilia Sman (14 August 2016). "Teripun a reminder of Kelabits' roots". The Borneo Post. Diakses tanggal 2016-11-05. 
  4. ^ Dave Avran (15 November 2012). "Tribal Scoops: Traditional Kelabit offering". Free Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-14. Diakses tanggal 2016-11-05. 
  5. ^ "The Journey Continues". IdrisJala.My. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-01. Diakses tanggal 2015-09-30. 
  6. ^ "Idris Jala no more a minister, remains CEO of Pemandu". The Malaysian Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-29. Diakses tanggal 2015-09-30. 
  7. ^ a b c Yunus Yussop (12 December 2013). "Persafe launches Bintulu corporate office in accordance with plan". The Borneo Post. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  8. ^ Karen Bong (7 August 2016). "Highland tales of mystery, legends literarily take flight". The Borneo Post. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  9. ^ "Schools in Kelabit highlands to receive further incentives". The Borneo Post. 12 May 2011. Diakses tanggal 2016-11-22. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya