Luwu Raya atau Tana Luwu, yang sering dijuluki Bumi Sawerigading, adalah bagian dari warisan bersejarah yang kaya dari Kerajaan Luwu di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara administratif, wilayah ini terbagi menjadi empat kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Luwu (dengan ibu kota Belopa), Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara (dengan ibu kota Masamba), Kabupaten Luwu Timur (dengan ibu kota Malili), dan Kabupaten Luwu Tengah atau Walenrang Lamasi (Walmas), yang sedang dalam proses pembentukan, dengan ibu kota di Walenrang.
Geografi
Wilayah Luwu Raya terletak secara strategis di bagian selatan Sulawesi, menghadap ke Teluk Bone di sebelah timur dan berbatasan dengan Kabupaten Poso di Sulawesi Tengah di sebelah utara. Luas wilayahnya mencapai sekitar 17.791 km², didiami oleh lebih dari 700.000 jiwa. Keberagaman geografisnya memberikan potensi ekonomi yang luas, terutama dalam sektor pertanian.
Sejarah
Luwu Raya memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Pada abad ke-14, wilayah ini menjadi pusat Kerajaan Luwu, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan budaya, serta memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan-kerajaan lain di Indonesia dan sekitarnya.
Kerajaan Luwu
Kerajaan Luwu didirikan pada tahun 1300-an dan merupakan salah satu kerajaan terpenting di Sulawesi Selatan. Luwu dikenal sebagai pusat peradaban yang memiliki sistem pemerintahan yang terorganisir dan tradisi perdagangan yang kuat. Selain itu, Luwu memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lainnya, termasuk Kesultanan Gowa dan Makassar.
Kedatuan Luwu Dalam Sejarah
Pemerintahan Kedatuan Luwu memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, sehingga secara garis besar wilayah kekuasaan Kedatuan Luwu dibagi atas tiga bagian yang masing-masing dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut dengan Ma’dika Ponrang, Ma’dika Bua, dan Makole Baebunta. Mereka merupakan perpanjangan tangan dari pajung dalam menjalankan pemerintahannya di daerah-daerah. Ketiga pemimpin tersebut dikenal dengan istilah ade telluE.
Untuk lebih jelasnya, struktur pemerintahan Kerajaan Luwu pada masa dahulu dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Struktur di atas menunjukkan bahwa pajung dalam menjalankan pemerintahannya di dalam istana dibantu oleh pakkatenni (Opu Patunru, Opu Pabbicara, Opu Tomarilaleng, dan Opu Balirante). Dalam pemungutan suara, keempat jabatan orang tersebut dianggap satu suara, karena keempat jabatan tersebut dianggap satu kesatuan dalam suatu sistem pemerintahan Kedatuan Luwu. Mereka tidak bisa terpecah dalam bersuara. Hal ini menunjukkan bahwa jauh sebelumnya, sistem kepemimpinan lokal, khususnya di Luwu, sudah mengenal nilai-nilai demokrasi yang semestinya sampai saat ini dapat diterapkan dan tidak harus mencontoh sistem demokrasi dari negara barat, sebab kita telah memiliki modal politik yang sesuai dengan budaya masyarakat pendukungnya.[1]
Budaya
Luwu Raya dikenal dengan budaya yang kaya dan beragam. Masyarakat di wilayah ini terdiri dari berbagai suku, termasuk orang Luwu, yang memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik. Kesenian tradisional seperti tari, musik, dan kerajinan tangan, seperti tenun dan ukiran, menjadi bagian penting dari identitas budaya Luwu Raya.
Ekonomi
Ekonomi Luwu Raya didominasi oleh sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan. Pertanian di Tana Luwu menjadi penopang utama ekonomi, dengan tanah yang subur yang menghasilkan berbagai komoditas unggulan seperti:
Dengan potensi alam yang melimpah, wilayah ini telah menjadi kontributor signifikan terhadap perekonomian regional.
Pariwisata
Luwu Raya menawarkan berbagai objek wisata menarik, mulai dari keindahan alam pegunungan, air terjun, hingga situs sejarah. Beberapa tempat wisata yang terkenal di wilayah ini antara lain:
- Danau Luwu: Danau yang indah dengan pemandangan alam yang menakjubkan.
- Air Terjun Saluopa: Air terjun yang terkenal dengan keindahan alamnya dan tempat untuk beraktivitas outdoor.
- Situs Peninggalan Kerajaan Luwu: Menawarkan wawasan tentang sejarah dan budaya kerajaan yang pernah berkuasa di daerah ini.
Referensi
2. [Potensi Sumber Daya Alam di Sulawesi Selatan](https://www.bps.go.id/website/materi_ind/kolom/2019/04/sda-sulsel.html)
3. [Budaya dan Tradisi Masyarakat Luwu](https://www.luwubersatu.com/budaya)
- ^ [Kedatuan Luwu: Nilai-Nilai To Accana Luwu "Kedatuan Luwu: Nilai-Nilai To Accana Luwu"]. Muqaddima. 2 (1): 47–62. 2021. doi:10.47776/MJPRS.002.01.04.