Drs. Mohammad Taufan Soekarnoputra, M.A. (27 Maret 1955 – 17 Januari 1986) adalah putra sulung Presiden Indonesia pertama Soekarno dengan Hartini. Ia memiliki adik kandung bernama Bayu Soekarnoputra. Taufan dan Bayu, lahir di kediaman ibu mereka di Paviliun Amarta, Istana Bogor. Setiap akhir pekan pada hari Jumat, ayah mereka Soekarno akan mengunjungi mereka dan kembali ke Jakarta pada hari Sabtu atau Minggu sore.[1]
Riwayat Hidup
Taufan bertemu dengan calon istrinya, Iryani Levana Danubrata (lahir di Bandung, 5 Januari 1958) ketika berkuliah tahun 1973. Levana adalah putri tunggal, anak kedua dari empat bersaudara, hasil pernikahan pasangan suami-istri Sidik Danubrata berdarah Sunda dan Linda Grave berdarah campuran Rusia-Jepang.[2] Kala itu calon istrinya sedang menempuh bangku SMP. Mereka baru menjalin hubungan yang intensif tahun 1977.[3]
Setelah Taufan menyelesaikan studinya dalam bidang Industrial Design di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung[4] dan calon istrinya juga telah meraih gelar sarjana muda Fakultas Sastra Prancis Universitas Padjadjaran, mereka bertunangan pada 25 April 1981. Pasangan ini kemudian melangsungkan pernikahan pada Minggu, 18 Oktober 1981 di kediaman Sidik Danubrata, Jalan Dr. Setiabudhi 261-263 Bandung.[3][5][6]
Taufan melanjutkan studi mengenai Industrial Design di California State University, Amerika Serikat dan meraih gelar Master of Arts (M.A.).[2][7]
Pada akhir 1985, Taufan menderita kanker usus besar dan sakit liver yang diduga menyerangnya sekitar 3-4 tahun sebelum itu, dan baru diketahuinya tiga bulan sebelum wafat. Dengan ditemani istrinya, Taufan menjalani pengobatan di St. Mary Hospital, Long Beach, Los Angeles. Dari hasil pemeriksaan tim dokter, penyakit Taufan diketahui sudah akut. Walaupun ia sempat menjalani operasi liver, tim dokter menyatakan ketidaksanggupan mereka merawatnya.[8]
Pada 25 Desember 1985, Taufan dan istrinya kembali ke Jakarta. Sesampai di Jakarta, Taufan langsung dikirim ke RSPAD Gatot Subroto, dan dirawat oleh tim dokter kepresidenan. Melihat kesehatan Taufan tak kunjung membaik, pihak keluarga meminta untuk merawatnya di rumah, di Jalan Proklamasi 62, Jakarta Pusat.[8]
Hari-hari menjelang ajal Taufan, ibunda Hartini dan istri Iryani hampir tak pernah beranjak dari pembaringan Taufan. Kakak iparnya Kris menuturkan Taufan meninggal dengan tenang dan tidak meninggalkan pesan. Taufan meninggal dunia di rumah keluarga Jalan Proklamasi 62, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Januari 1986, pukul 14.40. Taufan dan istrinya belum dikaruniai anak.[2] Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat, tak jauh dari makam ibu tirinya, Fatmawati Soekarno.[8][9]
Rujukan
|
---|
|
Keluarga | Orang tua | |
---|
Istri | |
---|
Generasi ke-2 | |
---|
Generasi ke-3 | |
---|
Generasi ke-4 | |
---|
| |
---|
Almamater | |
---|
Kekuasaan Soekarno | |
---|
Budaya populer | |
---|
|