Universitas Global Handong (korea: 한동대학교, Hanja: 韓東大學校) adalah universitas Kristen swasta, universitas berprogram empat tahun yang berlokasi di Pohang, provinsi North Gyeongsang, Korea Selatan.
Ikhtisar
Jumlah siswa sekitar 5.000, yang berasal lebih dari 30 negara. Program-program internasional tersedia di tingkat pascasarjana dan sarjana.
Program sarjana terdiri dari dua belas jurusan:
2
The unnamed parameter 2= is no longer supported. Please see the documentation for {{columns-list}}.
* Global Leadership School,
School of International Studies, Languages, and Literature,
School of Management and Economics,
School of Law,
School of Communication Arts and Sciences,
School of Counseling Psychology and Social Welfare,
School of Spatial Environmental System Engineering,
School of Contents Convergence Design,
School of Life Sciences,
School of Computer Sciences and Electronic Engineering,
School of Mechanical and Control Engineering,
Global Edison Academy
School of Creative Convergence Education
Universitas menawarkan sekitar 40% kelas berbahasa inggris pada setiap semester. Jurusan dalam bahasa inggris yang mahasiswa asing dapat ikuti adalah:
US dan Hukum Internasional, Psikologi dan Konseling, dan
Studi Korea
Sebagai syarat kelulusan, siswa harus menyelesaikan 130 sks, termasuk 66 sks untuk bidang studi utama, 27 sks untuk studi dasar umum, 20 sks untuk studi global umum, 12 sks untuk bahasa korea, 17 sks untuk mata kuliah pilihan. Dan 6 semester kehadiran dalam kapel, program wajib dalam pelatihan kepemimpinan, dan pelayanan sosial yang termasuk dalam kategori studi dasar umum.
Sejarah
Handong Global University didirikan pada Desember 1994. Pendiri, Song Tae-Hun, adalah pemilik perusahaan menengah, yang menyumbangkan lahan dan dana untuk membangun sebuah universitas Kristen. Beliau mengundang Dr. Kim Young-Gil untuk menjadi presiden pertama. Dr. Kim adalah seorang pemimpin Kristen, dan sebelumnya bekerja sebagai seorang ilmuwan penelitian di NASA serta sebagai profesor di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST).[1]
Pada awalnya Handong Global University menghadapi banyak tantangan. Pendiri perusahaan jatuh bangkrut saat Presiden Kim sedang merekrut dosen dan mahasiswa pertama. Universitas juga mendapat tentangan dari penduduk Pohang yang mengharapkan universitas ini untuk melayani khususnya penduduk Pohang. Ketika menjadi diketahui bahwa universitas ini akan menjadi universitas Kristen, dan akan merekrut siswa dari seluruh penjuru Korea, banyak penduduk Pohang menentang pendirian universitas ini. Hal ini menyebabkan tuntutan hukum, dan dalam salah satu tuntutannya, Presiden Kim dituduh telah menggunakan dana subsidi pemerintah untuk tujuan-tujuan yang belum disetujui secara resmi. Beliau dibebaskan dari tuduhan dan dilepaskan setelah dipenjarakan selama 56 hari.
Krisis keuangan menyebabkan universitas menghadapi banyak krisis kebangkrutan. Presiden Kim dan wakil presiden mengunjungi gereja-gereja dan bertemu orang-orang Kristen baik di Korea maupun luar negeri untuk meminta sumbangan. Pendeta Onnuri Community Church (Seoul) menjadi ketua dewan Handong University, yang membantu membangun hubungan baik jangka panjang di antara kedua lembaga. Presiden Kim juga menyumbangkan uang pesangon dari KAIST. Banyak profesor yang bekerja tanpa menerima pembayaran selama beberapa bulan. Berdasarkan hasil evaluasi Kementrian Pendidikan sebagai lembaga pendidikan yang reformatif, Handong memenangkan proyek pendidikan pemerintah, sehingga universitas pun secara finansial mampu beroperasi.
Melalui program komputer dan program bahasa Inggris, universitas ini menjadi populer di kalangan perekrut perusahaan-perusahaan besar. Pada tahun 2007, Handong University bergabung dengan program Universitas Twinning and Networking (UNITWIN), sebuah inisiatif dari UNESCO.[2] Universitas ini terpilih sebagai institusi "Advanced College Education (ACE)" oleh Kementerian Pendidikan Korea pada tahun 2010 dan 2011.[3] Bekerjasama dengan UNITWIN, Handong dinominasikan sebagai salah satu dari 10 pusat universitas United Nations Academic Impact (UNAI) pada tahun 2010.[4][5] Sebagai pusat pembangunan kapasitas dalam bidang pendidikan tinggi dari UNAI global, universitas memulai pembangunan pada tahun 2017 untuk Ban Ki-moon Global Education Institute (GEI).[6][7]
Pada tahun 2014, Dr. Chang Soon-Heung dilantik sebagai presiden ke-2 Handong Global University. Setelah Presiden Chang menjabat, beliau mengumumkan tujuan utama yang baru untuk universitas, yang dirumuskan sebagai "Sepuluh Proyek Yang Mengubah Dunia,".[8]
Bantuan keuangan
Handong Global University menyediakan bantuan finansial akademik dan beasiswa bagi siswa yang berasal dari negara-negara berkembang atau berlatar belakang sosial-ekonomi yang memiliki hambatan untuk mencapai pendidikan tinggi. Banyak pihak sponsor telah mempersiapkan dana beasiswa untuk membantu para siswa. Siswa internasional dapat mengajukan beasiswa penuh maupun parsial.
Melalui Handong Development Foundation, universitas menyediakan beasiswa untuk mahasiswa, yang sebagian besar terbatas atau bermitra dengan lembaga pendanaan lainnya. Selain itu, universitas menawarkan beasiswa berdasarkan prestasi akademik dan kebutuhan bantuan keuangan bagi siswa lokal Korea.
Fakultas
Sebagian besar tenaga pengajar memegang gelar tertinggi di bidang pengajaran mereka. Untuk mengajar bahasa asing, universitas telah merekrut anggota fakultas internasional dari penutur asli bahasa Inggris dan Cina. Semua tenaga pengajar yang mengajar di Handong beragama Kristen yang telah menyetujui Pernyataan Iman Universitas, yang dapat ditemukan di website universitas.
Sekolah hukum internasional
Universitas memiliki sekolah pascasarjana hukum internasional yang menyediakan program - program untuk memperoleh lisensi pengacara US. Ini adalah sesuatu yang unik di Korea. Banyak pengacara yang aktif, termasuk Chul-bo Choi,
seorang pengacara khusus dalam bidang perceraian. Halaman teks.[9]
Lokasi
Dengan luas sekitar 200 hektar (0.81 km2), Handong terletak di Pohang, Korea Selatan. Pohang adalah sebuah kota yang berkembang pesat, saat ini berjumlah sekitar 500.000 orang. Kota Pohang ini dikenal sebagai kantor pusat beberapa pabrik baja berskala besar, dua di antaranya adalah POSCO dan Hyundai Steel. Pohang adalah sebuah kota pelabuhan yang menarik banyak pengunjung dikarenakan berbagai jenis ikan segarnya dan jaraknya yang dekat dengan objek wisata Kyungju (30 menit), ibu kota kuno dari dinasti Shilla.
Handong terletak di perbukitan "Pantai Utara" kabupaten Pohang, di antara kota utama dan kota lebih kecil dari Heunghae. Berlokasi di atas bukit, kampus ini menghadap ke Timur Laut dan dikelilingi oleh sawah. Sebuah danau kecil yang berbatasan dengan sisi timur dan hamparan tanah milik Handong yang belum dikembangkan menjadi perbatasan selatan kampus.
Persyaratan pendaftaran
Untuk mendaftar ke Handong Global University, dibutuhkan kemampuan akademik yang kompetitif, pelamar akan dievaluasi berdasarkan tiga kriteria: prestasi akademik sebelumnya, wawancara, dan kemahiran berbahasa Inggris. Sebagai pertimbangan untuk penerimaan, siswa SMA dari Korea harus memiliki prestasi akademik yang luar biasa dan meraih skor tertinggi dalam Ujian Masuk Perguruan tinggi Nasional. Pelamar dari luar Korea harus memenuhi standar yang setara dengan sistem pendidikan Korea.
Sekolah pascasarjana
Sekolah Pascasarjana Umum
Sekolah Pascasarjana Pendidikan
Sekolah Pascasarjana Interpretasi & Terjemahan
Sekolah Pascasarjana Global Manajemen & Kepemimpinan
Sekolah Pascasarjana Konseling
Sekolah Hukum Internasional Handong (HILS)
Referensi
^Kim, Phyllis Young-Ae. The Papyrus Basket: The School in the Wilderness. S.l.: Xulon, 2006. Print.
^Sharma, Yojana (August 14, 2011). "GLOBAL: Leadership education gets boost through UN". University World News. Diakses tanggal July 21, 2017. Handong Global University had already started global entrepreneurship training, initiated by UNESCO in April 2007 as part of its University Twinning and Networking (UNITWIN) programme. And the network it built helped provide advice and expertise to other Asian countries, especially the least developed nations in the region. In particular the network's aim is to help universities learn through their links with other universities around the world. It is still early days with UNAI, said [Handong Global University] Kim, a former NASA materials scientist. It is difficult to predict how it will evolve. "But UNAI provides a wider purpose, a much broader field" for activities already started.