Wanita di dunia Arab hidup dalam situasi yang unik, dengan tantangan khusus yang tak timbul di banyak belahan dunia lainnya. Secara garis besar, kaum wanita tersebut sepanjang sejarah mengalami diskriminasi dan menjadi subyek pembatasan dari kebebasan dan hak mereka. Beberapa praktik berdasarkan pada keyakinan agama, namun beberapa batasan bersifat kultural dan timbul dari tradisi serta agama.[1]
Beberapa Ateis, seperti aktivis asal Mesir Sherif Gaber, berpendapat bahwa sebagian besar sikap penentangan terhadap perempuan dalam budaya laki-laki Muslim, disebabkan karena Islam merupuakan agama yang menerapkan semangat dominan laki-laki. Dia membandingkan dengan kondisi di dunia barat bahwa perempuan lebih terlindungi dari kekerasan.[2]