Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Yosafat

Patung Yosafat dan Hizkia pada biara El Escorial.

Yosafat (juga dieja Yehosafat; bahasa Ibrani: יְהוֹשָׁפָט, Modern Yehoshafat Tiberias Yəhôšāp̄āṭ ; " Yahweh adalah hakim"; bahasa Yunani: Ιωσαφατ; bahasa Latin: Josaphat; bahasa Inggris: Jehoshaphat, Jehosaphat, Josaphat, Yehoshafat) adalah putra raja Asa[1] dan merupakan raja Yehuda yang ke-4 (873-848 SM) setelah Kerajaan Israel terpecah. Menurut catatan Alkitab, Yosafat berumur 35 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 25 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi (1 Raja–raja 22:41–51; 2 Tawarikh 17:1–20:37).

Catatan Alkitab

Diberkati TUHAN

Pemerintahan Yosafat umumnya berlangsung dengan baik. Kitab Tawarikh mencatat bahwa TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel (Utara). Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala,[2] meskipun masih ada orang-orang yang mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan itu.[3] Namun, sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu.[4] Yosafat mengadakan kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.[5]

Pengokohan Kerajaan

Di awal pemerintahannya, ia memperkuat kerajaannya dengan menempatkan tentara di semua kota yang berkubu di Yehuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yehuda serta di kota-kota Efraim yang direbut oleh Asa, ayahnya.[6]

  • Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus beberapa pembesarnya, yakni Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha untuk mengajar di kota-kota Yehuda. Bersama-sama mereka turut juga beberapa orang Lewi, yakni Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia disertai imam-imam Elisama dan Yoram. Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.[7]
  • Ketakutan yang dari TUHAN menimpa semua kerajaan di negeri-negeri sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat. Dari antara orang-orang Filistin ada yang membawa kepada Yosafat persembahan, dan perak sebagai upeti. Juga orang-orang Arab membawa kepadanya kambing domba, domba jantan 7.700 ekor dan kambing jantan 7.700 ekor.[8]
  • Di Yehuda ia membangun benteng-benteng dan banyak kota-kota perbekalan.[9]
  • Tentaranya tercatat sebagai berikut:
    • Dari suku Yehuda, panglima Adna: 300.000 tentara, panglima Yohanan: 280.000 tentara, Amasia bin Zikhri (yang dengan sukarela telah menyerahkan dirinya kepada TUHAN): 200.000 tentara.
    • Dari suku Benyamin, Elyada: 200.000 orang yang bersenjatakan busur dan perisai, Yozabad: 180.000 orang yang bersenjata untuk berperang.

Mereka ditempatkan di Yerusalem dan di kota-kota yang berkubu di seluruh Yehuda.[10]

  • Yosafat mengangkat juga hakim-hakim di seluruh negeri, yakni di semua kota yang berkubu di Yehuda, di tiap-tiap kota. Kepada mereka ia berpesan agar memutuskan hukum, bukan untuk manusia, melainkan untuk TUHAN, dengan rasa takut kepada TUHAN, untuk bertindak dengan saksama, tidak berlaku curang, memihak ataupun menerima suap. Di Yerusalem Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, dari antara para imam dan dari antara para kepala puak Israel untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN dan dalam hal perselisihan. Mereka berkedudukan di Yerusalem. Imam kepala Amarya diangkat sebagai ketua dalam segala perkara ketuhanan dan Zebaja bin Ismael, pemuka kaum Yehuda, dalam segala perkara kerajaan, sedang orang Lewi akan melayani sebagai pengatur.[11]
  • Dengan perkawinan puteranya yang bernama Yoram dengan puteri raja Israel, anak Ahab[12] yang bernama Atalya,[13] maka Yosafat meneguhkan perdamaian dan persahabatan antara kedua kerajaan.[14]

Perang dengan Aram

  • Setelah 3 tahun masa damai antara Kerajaan Israel Utara dan Aram, pada tahun ke-17 pemerintahannya, Yosafat ikut-serta ambil-bagian dalam perang yang dilakukan Ahab melawan orang-orang Aram untuk merebut Ramot-Gilead. Mereka berangkat dari Samaria, ibu kota Kerajaan Israel Utara. Sebelum perang, Yosafat ingin minta petunjuk TUHAN (YHWH). Ahab mengumpulkan 400 orang nabi yang semuanya menyatakan bahwa Allah akan memberikan kemenangan. Satu di antara mereka, Zedekia bin Kenaana, secara demonstratif membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: "Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka." Tetapi Yosafat masih ingin mendengar petunjuk dari nabi YHWH. Ahab enggan memanggil orang ini, Mikha bin Yimla, karena Ahab membencinya, sebab nabi itu tidak pernah menubuatkan yang baik tentang Ahab, melainkan selalu malapetaka. Nabi Mikha bin Yimla memberi nubuat bahwa Ahab akan mati dalam pertempuran itu. Zedekia bin Kenaana menampar pipi Mikha, tetapi Mikha memberi nubuat bahwa suatu hari Zedekia bin Kenaana akan lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri. Raja Ahab menjadi marah dan memerintahkan Mikha dimasukkan penjara di bawah penjagaan Amon, penguasa kota, dan Yoas, anak raja, sambil diberi makan roti dan minum air serba sedikit sampai raja Ahab pulang dengan selamat. Dengan peringatan itu, Ahab masuk pertempuran dengan menyamar sebagai prajurit, sedangkan Yosafat maju dengan pakaian kebesarannya. Raja Aram telah memesan tentaranya untuk berperang hanya dengan raja Israel (Ahab) saja, bukan dengan Yosafat. Jadi ketika dalam perang itu tentara Aram sempat mengepung Yosafat dan melihat bahwa ia bukan Ahab, mereka undur daripadanya. Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian Ahab berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka." Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja tetap ditopang berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu, sampai ia mati pada waktu matahari terbenam.[15] Dengan itu semua orang pulang ke rumahnya dan perang berakhir tanpa membawa hasil. Karena persahabatan dengan raja Ahab yang fasik itu, TUHAN menegur Yosafat melalui nabi Yehu bin Hanani.[16]

Perang dengan Moab dan Amon

Setelah itu, mungkin karena mendengar berita kekalahan perang dari Aram, bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Mereka menyerang dari seberang Laut Asin, dari Edom, dan berkumpul di Hazezon-Tamar, yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari pertolongan TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah, mengatakan: "Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." Tentara Yehuda disuruh turun menyerang saat tentara musuh mendaki pendakian Zis, yaitu di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel, tetapi tidak usah bertempur. Malahan Yosafat mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata. Ketika pasukan Yehuda mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, orang-orang Moab dan Amon malah membinasakan penduduk Seir (Edom), dan kemudian mereka saling bunuh-membunuh. Ketika tentara Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput. Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak daripada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya. Pada hari keempat mereka berkumpul memuji TUHAN di tempat yang kemudian dinamakan Lembah Pujian, karena peristiwa tersebut.[17]

Pembuatan Kapal Dagang

Yosafat melakukan usaha yang gagal untuk membuka kembali pelayaran Salomo dalam mengadakan perdagangan dengan Ofir. Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber, tempat pembuatannya. Kegagalan ini dianggap karena raja Yosafat bersepakat untuk bekerjasama dengan raja Ahazia anak Ahab, yang fasik, meskipun kemudian Yosafat menolaknya.[18] Hal ini sesuai dengan nubuat Eliezer bin Dodawa dari Maresa.[19]

Perang menyerang Moab

Prasasti Mesha Stele dari Moab (840 SM) yang mencatat pemberontakan Moab atas Israel dan mengandung nama YHWH

Mesa, raja Moab, adalah seorang peternak domba; sebagai upeti ia membayar kepada raja Israel seratus ribu anak domba dan bulu dari seratus ribu domba jantan. Sesudah Ahab mati, memberontaklah Mesa terhadap raja Israel. Ahazia hanya memerintah dalam waktu pendek, maka Yoram, saudara-laki-lakinya yang menggantikan menjadi raja, mengambil tindakan untuk memerangi Moab. Ia mengajak Yosafat untuk membantu dan Yosafat bersedia. Dengan dibantu raja Edom, mereka berbaris menuju Moab, tetapi di padang gurun mereka tidak mempunyai air. Melalui nabi Elisa, TUHAN berkenan mendatangkan air dari Edom, karena raja Yosafat ada bersama mereka. Pasukan itu berhasil memukul kalah orang-orang Moab, meruntuhkan kota-kota dan menutupi setiap ladang yang baik dengan batu, karena setiap orang melemparkan batu ke atasnya. Mereka menutup segala mata air dan menumbangkan segala pohon yang baik, sampai hanya Kir-Hareset saja yang ditinggalkan, tetapi kota ini ditembaki oleh orang-orang pengumban dari segala penjuru. Ketika raja Moab melihat, bahwa peperangan itu terlalu berat baginya, diambilnyalah tujuh ratus orang pemegang pedang bersama-sama dia untuk menerobos ke jurusan raja Edom, tetapi tidak berhasil. Kemudian ia mengambil anaknya yang sulung yang akan menjadi raja menggantikan dia, lalu mempersembahkannya sebagai korban bakaran di atas pagar tembok. Tetapi kegusaran (atau ketakutan) besar menimpa orang Israel, sehingga mereka berangkat meninggalkan dia dan pulang ke negeri mereka.[20] Beberapa tahun kemudian, setelah Yosafat mati, Mesa berhasil melepaskan diri dari Israel dan menuliskan kemenangannya pada "Prasasti Mesa".[21]

Keturunan

Dengan matinya Ahab dan Ahazia dari Kerajaan Israel Utara, dan bertahtanya raja Yoram yang merupakan saudara laki-laki, Atalya, menantu perempuannya, raja Yosafat secara de facto disebut raja Israel. Anak-anak Yosafat adalah Yoram, Azarya, Yehiel, Zakharia, Azariahu, Mikhael dan Sefaca. Yosafat memberikan kepada mereka banyak pemberian, berupa emas dan perak dan barang-barang berharga, juga kota-kota berkubu di Yehuda, tetapi kedudukan raja diberikannya kepada Yoram, karena dialah anak sulungnya.[12]

Perhitungan waktu

William F. Albright menulis masa pemerintahannya 873-849 SM, sementara menurut kronologi Thiele adalah 873-848 SM, dimana sampai tahun 870 SM ia menjadi "raja bersama" dengan Asa, ayahnya, yang selama itu menderita sakit parah di bagian kakinya.[22][23]

Menurut kronologi Thiele, Yosafat diangkat menjadi raja bersama dengan ayahnya sejak September 873 SM dan ketika ayahnya mati, ia menjadi raja sendirian pada tahun ke-4 pemerintahan raja Ahab (1 Raja-raja 22:41) pada tahun 870 SM dan mati pada tahun 848 SM setelah menjadi raja 25 tahun lamanya (sejak menjadi "raja bersama").[23] Pada tahun ke-17 pemerintahan tunggalnya (853 SM), raja Ahab dari Kerajaan Israel Utara mati, digantikan oleh Ahazia. Pada saat yang hampir bersamaan, Yosafat mulai mengangkat anaknya, Yoram, menjadi raja bersama-sama dengan dia sebagai persiapan pergantian tahta.[24] Hampir 2 tahun kemudian, Ahazia, raja Israel, meninggal tanpa meninggalkan putra, sehingga digantikan oleh saudara laki-lakinya yang juga bernama Yoram (852 SM). Yosafat mati 4 tahun kemudian dan Yoram, anak sulungnya, menjadi raja sendirian atas Kerajaan Yehuda.

Menurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa, maka tahun-tahun kehidupan Yosafat dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel pada tahun 931 SM).

  • Tahun ke-24 (tahun ke-3 Asa): Yosafat dilahirkan oleh Azuba anak Silhi bagi Asa.[25]
  • Tahun ke-49 (tahun ke-28 Asa, Yosafat 25 tahun): Yoram, putra sulung Yosafat, dilahirkan.[26]
  • Tahun ke-59 (tahun ke-38 Asa, tahun ke-1 Yosafat, tahun ke-2 Ahab): Yosafat (35 tahun) menjadi "raja bersama" dengan Asa, ayahnya. (873 SM).[27]
  • Tahun ke-62 (tahun ke-41 Asa, tahun ke-3 Yosafat, tahun ke-4 Ahab): Asa mati dan Yosafat menggantikannya menjadi raja.[28] (September 870 SM - April 869 SM)[22][29]
  • Tahun ke-67 (tahun ke-8 Yosafat, Yoram 18 tahun): Ahazia, putra bungsu Yoram bin Yosafat dilahirkan[30] oleh Atalya, putri Ahab bin Omri, bagi Yoram.[31]
  • Tahun ke-76 (tahun ke-17 Yosafat, tahun ke-21 Ahab): Ahab mati dan Ahazia putranya menggantikannya menjadi raja di Samaria atas Israel.[32]
  • Tahun ke-77 (tahun ke-18 Yosafat, tahun ke-2 Ahazia raja Israel): Ahazia raja Israel mati dan saudara laki-lakinya, Yoram, anak Ahab, menggantikannya menjadi raja di Samaria atas Israel.[33]
  • Tahun ke-82 (tahun ke-23 Yosafat, tahun ke-5 Yoram raja Israel): Yoram anak Yosafat menjadi raja bersama ayahnya atas Kerajaan Yehuda.[34]
  • Tahun ke-84 (tahun ke-25 Yosafat, tahun ke-7 Yoram raja Israel, tahun ke-3 Yoram raja Yehuda): Yosafat mati dalam usia 60 tahun, pada saat Yoram putranya sudah menjabat sebagai raja Yehuda.[25] (April - September 848 SM)[22]
Yosafat
Cabang kadet Suku Yehuda
memerintah sejaman dengan Raja Israel:Ahab, Ahazia, Yoram
Meninggal: 848 SM
Gelar
Didahului oleh:
Asa
Raja Yehuda
873-848 SM
Diteruskan oleh:
Yoram

Lihat pula

Referensi

Pustaka

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya