Dari atas, kiri ke kanan: Bangunan di tebing Nil, patung Ramesses II, Luxor Maritim Jolie Ville, Kuil Luxor, Muzium Luxor, Pemandangan udara Luxor, Luxor Corniche
Luxor (Arab: الأقصر, rumi: al-ʾuqṣurcode: ar is deprecated , Bahasa Qibti: ⲡⲁⲡⲉcode: cop is deprecated Pape,[4]) adalah sebuah kota moden yang terletak di kedua tepi timur dan barat Sungai Nil di bahagian utara Mesir yang turut disebut sebagai Mesir Hulu. Ia diduduki 506,535 orang (anggaran 2012)[5] mencakupi kawasan seluas kira-kira 417 kilometer persegi (161 bt2).[1]
Kota ini dibangun di bekas lokasi Thebes, ibu kota Mesir Purba yang terkenal (2052 SM) tempat semayaman firaun-firaun memerintah di sini, menciptakan peradaban yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya. Banyak pelancong yang mengunjungi Luxor untuk mengagumi warisan-warisan ditinggalkan tamadun kuno ini serta bukti lain peradaban purba setiap tahun.
Sejarah
Penamaan
Nama ini meminjam dari nama bahasa Arab ia, al-ʾuqṣur (الأقصرcode: ar is deprecated )[6] iaitu bentuk jamak perkataan قصرcode: ar is deprecated qaṣr yang bermaksud "istana",[7][6][8] ia merupakan padanan seberapa nama lain dipakai untuk kota itu: τὰ Τρία Κάστρα ta tria kastrabahasa Yunani dan ⲡϣⲟⲙⲧ ⲛ̀ⲕⲁⲥⲧⲣⲟⲛ pshomt enkastron dalam bahasa Qibti yang kedua-duanya bermaksud "tiga istana".[4]
Pendirian dan pengembangan
Tanah-tanah padang pasir bagian baratnya yang pada masa lalu dikenal sebagai “kota kematian” ialah tempat di mana semua penerus Dewa Amun dimakamkan bersama kekayaan yang dapat dibawa ke kehidupan abadi (menurut kepercayaan mereka). Menyimpan catatan koleksi seni dan catatan arkeologis Mesir purba yang berlimpah, sebagian bahkan dirunut kembali sampai 3000 SM. Penggalian terakhir dilakukan atas makam Fir’aun kecil, Tutankhamun, yang penuh dengan perhiasan emas, patung dan surat berharga. Pada lokasi asli, monumen-monumen tertua berasal dari Dinasti XI (2081-1939 SM), saat kota provinsi itu menjadi ibu kota Mesir bersatu.
Banyak penguasa Thebes yang meninggalkan warisan fizikal untuk diamati rakyat jelata mereka yang masih berkekalan sehingga hari ini. Kuil Hatshepsut dari Dinasti XVIII menggambarkan bahwa kelahirannya yang penuh keajaiban ialah sebab bersatunya Ratu Ahmes dan dewa Amon (menurut kepercayan Mesir kuno). Amenhotep III meninggalkan 2 patung besar setinggi ± 70 kaki (± 20 m) yang dikenal sebagai Kolossi Memnon. FiraunRamses II memesankan dibuatkannya gambaran dari perang-perang besar, termasuk yang dialaminya sendiri melawan kaum Hittit Suriah, selain adegan festival pemujaan dewa hasil bumi. Menghiasi bagian luar kuilnya, gambar-gambar ini masih ada sampai kini.
^Abd. Rauf Dato' Haji Hassan; Abdul Halim Salleh; Khairul Amin Mohd Zain (2005). Kamus Bahasa Melayu-Bahasa Arab Bahasa Arab-Bahasa Melayu. Shah Alam: Oxford Fajar. m/s. 297. ISBN967-65-7321-3.
Bibliografi
Chrisanne Beckner dan Eddy Soetrisno, 2001, Buku Pintar 100 Kota Besar Bersejarah di Dunia. Jakarta: Ladang Pustaka & Intimedia.
Pautan luar
Theban Mapping Project: website devoted to the Valley of the Kings and other sites in the Theban Necropolis