Pulau Buru merupakan salah satu pulau besar di Kepulauan Maluku. Dengan luas 8,473.2 km², dan panjang garis pantai 427,2 km, Pulau Buru terletak dalam kedudukan ketiga selepas Pulau Halmahera di Maluku Utara dan dan Pulau Seram di Maluku Tengah. Secara umum Pulau Buru merupakan kawasan berbukit-bukit dan gunung-ganang. Puncak tertinggi mencapai 2.736 meter.
Pulau ini terkenal sebagai pulau pengasingan bagi para tahanan politik pada zaman pemerintahan Presiden Indonesia ,Suharto.
Demografi
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1997, jumlah penduduk Pulau Buru ialah 105,222 orang. Pada ketika itu pulau Buru terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Buru Utara Barat dengan ibu kota kecamatan di Air Buaya, Buru Utara Timur dengan ibu negeri kecamatan di Namlea dan Buru Selatan dengan ibu kota kecamatan di Leksula. Pada waktu itu pula ketiga kecamatan di Pulau Buru masih berada dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah yang beribukota di Masohi, Seram. Pecahan penduduk berasaskan agama pada 1997: 48% Islam, 41% Kristian dan 11% lain-lain.
Ada beberapa kelompok etnik yang menetap di Buru: etnik asli, yakni orang Buru (baik di pesisir maupun di pedalaman); dan etnik pendatang, yakni Ambon, Maluku Tenggara (terutama Kei), Ambalau, Kep. Sula (terutama Sanana), Buton, Bugis, Jawa (terutama di daerah pemukiman pendatang). Tidak diketahui data mengenai pecahan penduduk berdasarkan etnik.