Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Bibel, Qur'an dan Sains Modern

Bibel, Qur'an dan Sains Modern
PengarangMaurice Bucaille
Judul asliLa Bible, le Coran et la Science
PenerjemahProf. Dr. H.M. Rasyidi
NegaraPrancis
BahasaIndonesia
GenreTeologi, Kristen, Islam, Sains
PenerbitPenerbit Bulan Bintang
Tanggal terbit
dalam bahasa Indonesia 1979
terbitan bahasa Prancis 1976

Bibel, Qur'an dan Sains Modern (Prancis La Bible, le Coran et la Science) adalah sebuah buku karangan Maurice Bucaille yang diterbitkan pada tahun 1976. Buku ini mencoba menjelaskan bahwa tidak ada kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan modern.[1] Bucaille dalam bukunya mengkritik Alkitab atau Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya bisa diragukan. Sedangkan dalam Al Qur'an terdapat banyak kecocokan dengan fakta sains.

Mendukung Al Qur'an

Bucaille percaya bahwa pemerian Qur'an mengenai gejala-gejala alamiah membuatnya kompatibel dengan ilmu pengetahuan modern.

Bahkan mereka mengatakan "Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu". (Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar — Hūd - 13

  • Kantor Berita MINA - Damai di Palestina, Damai di Dunia*

Bucaille menyimpulkan bahwa Qur'an adalah perkataan-perkataan Allah.

Di antara tulisannya ialah:

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan — An Naml - 88

Bucaille menjelaskan bahwa ternyata gunung-gunung bersama dengan lempeng bumi bergerak. Jadi ayat Al Qur'an di atas sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Bucaille juga menjelaskan bahwa ayat Al Qur'an di bawah yang menyatakan bahwa Allah menyelamatkan badan Fir'aun hingga bisa dilihat manusia saat ini sesuai dengan kenyataan:

"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu" [QS 10:92]

Ada yang menulis bahwa "Ternyata para ahli menemukan garam di dalam badan Fir'aun yang menunjukkan bahwa Fir'aun memang pernah tenggelam. Jenazah Fir'aun/Mumi bisa dilihat manusia hingga saat ini". Namun, hal ini tidak dapat dibuktikan karena sampai sekarang belum dapat dipastikan siapa Fir'aun yang memerintah pada zaman Musa. Di Alkitab tidak disebutkan bahwa badan Fir'aun diselamatkan Tuhan.[2]

Mengkritik Alkitab

Menurut Bucaille, terdapat kesalahan-kesalahan ilmiah monumental dalam Alkitab dan tidak ada satu kesalahanpun dalam Qur'an. Bucaille berpendapat bahwa Perjanjian Lama telah dikacaukan karena berbagai terjemahan dan koreksi ketika disampaikan dari mulut ke mulut secara lisan. Ia menekankan, dalam kata-katanya, “berbagai ketidakcocokan dan pengulangan”, dalam Perjanjian Lama dan Injil-injil. Dalam analisisnya, Bucaille mengklaim ia menggunakan banyak pendapat-pendapat kritik Alkitab, seperti hipotesis dokumen.

Bucaillism

"Bucaillism" adalah istilah yang digunakan oleh akademika untuk gerakan yang menyocok-nyocokkan ilmu pengetahuan modern dengan agama, khususnya Islam.[3] Sejak penerbitan The Bible, the Quran and Science, para pengikut Bucaillism, yang dikenal sebagai "Bucaillists", telah mempromosikan ide bahwa Qur'an mempunyai asal ilahi, dengan pendapat bahwa kitab itu mengandung fakta yang benar secara ilmiah.[4][5]

Sanggahan

Kritikus sastra, Sameer Rahim, menulis di The Daily Telegraph, bahwa "klaim-klaim (Bucaille) dianggap sebagai lelucon oleh para ilmuwan dan teolog mutakhir".[6]

Pendangan Maurice Bucaille yang mencocokkan fakta dengan agama ("concordist theories") menghadapi sejumlah kritikan. William F. Campbell menyatakan bahwa Maurice Bucaille tidak mengevaluasi Qur’an dengan standar yang sama dengan yang dipakainya untuk menilai Alkitab. Sesungguhnya, Bucaille menuntut agar Alkitab sesuai dengan bahasa ilmiah abad ke-20, sedangkan ia menerima bahwa Qur’an tidak ditulis dengan semangat ilmiah yang demikian, karena Qur’an, menurut tulisan Bucaille sendiri: “dinyatakan dalam bahasa yang sesuai untuk petani atau pengelana di semenanjung Arab”.[7] Dengan demikian, ia mengklaim Bucaille tidak obyektif.[8]

Referensi

  1. ^ "Episode 3: The Islamic world is witnessing a trend for seeking 'scientific miracles' in the Qur'an". Islam and Science. Episode ke-3. 2nd March 2009. 
  2. ^ Lihat Keluar dari Mesir
  3. ^ Encyclopaedia of the history of science, technology, and medicine in non-western cultures, ed. Helaine Selin, retrieved 28 March 2011
  4. ^ Explorations in Islamic science Ziauddin Sardar, (1989), retrieved 28 March 2011
  5. ^ An illusion of harmony: science and religion in Islam (2007) Taner Edis, retrieved 28 March 2011
  6. ^ Sameer Rahim (8 Oct 2010). "Pathfinders: The Golden Age of Arabic Science by Jim al-Khalili: review". The Telegraph. 
  7. ^ (William F. Campbell 1994, hlm. 32.)
  8. ^ (William F. Campbell 1994, hlm. 29.)

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya