Ibrani 9 (disingkat Ibr 9) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]
Teks
- Surat aslinya diyakini ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah tertua yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
- Pasal ini dibagi atas 28 ayat.
- Berisi ulasan mengenai Kristus sebagai Imam Besar perjanjian baru.
Struktur
Pembagian isi pasal:
Ayat 2
- Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.[5]
Merujuk kepada Keluaran 25 dan 26
Ayat 3
- Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.[6]
Merujuk kepada Keluaran 26
Ayat 4
- Terjemahan Baru (1974)
- Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,[7]
- Terjemahan Lama (1958)
- Di dalamnya itu ada perukupan emas, dan peti perjanjian yang bersalut kelilingnya dengan emas, di dalamnya itu ada bokor emas yang berisi manna, dan tongkat Harun yang sudah bertunas, dan kedua loh batu perjanjian;[7]
- "Perukupan" (TL) atau "Mezbah pembakaran ukupan" (TB) diterjemahkan dari bahasa Yunani: θυμιατήριον, thumiatérion, yang lebih tepat diartikan sebagai "bokor ukupan" (bahasa Inggris: censer), karena kata Yunani yang sama dipakai dalam Septuaginta untuk menerjemahkan kata bahasa Ibrani: מקטרת miq-ṭe-reṯ sebagaimana pada 2 Tawarikh 26:19 dan Yehezkiel 8:11. Untuk "mezbah pembakaran ukupan" ada kata Yunani lain yang dipakai dalam Septuaginta yaitu thusiastérion, yang tidak dipakai dalam ayat ini. Sesuai dengan Keluaran 30:6, "mezbah pembakaran ukupan" ditempatkan dalam ruang kudus, sedangkan "bokor ukupan" yang membawa perbaraan dari mezbah itu dibawa masuk oleh Imam Besar ke dalam ruang mahakudus, sesuai dengan Imamat 16:12, sebagaimana dimaksudkan dalam ayat ini.[8]
- "Tabut perjanjian" (TB) atau "Peti perjanjian" (TL) merupakan sebuah peti kudus yang berisi sebuah buli-buli manna (suatu peringatan akan pemeliharaan Allah), tongkat Harun (suatu peringatan akan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib) dan kedua loh batu yang bertuliskan Sepuluh Firman (suatu peringatan akan pentingnya hukum-hukum Allah sebagai patokan kekudusan bagi umat-Nya). Tutup tabut ini adalah sebuah lempengan emas yang disebut tutup pendamaian atau takhta kasih karunia yang menyatakan kemurahan Allah yang menebus melalui darah yang tertumpah.[9]
Ayat 5
- dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci.[10]
Pada Hari Pendamaian, baik darah lembu jantan yang mengadakan pendamaian bagi imam besar dan keluarganya maupun darah kambing yang berfungsi sebagai kurban karena dosa-dosa bangsa Israel dipercikkan di atas tutup pendamaian ini di hadapan Allah (Imamat 16:2,14). Tutup pendamaian yang di bumi ini melambangkan takhta kasih karunia sorgawi yang dapat dihampiri oleh orang-orang percaya karena darah Kristus untuk menerima kasih karunia dan pertolongan (Ibrani 4:16).[9]
Ayat 7
- Tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.[11]
Kemah kedua, yang dinamakan tempat Mahakudus, melambangkan kehadiran Allah. Imam besar dilarang keras memasuki tempat ini lebih daripada sekali tiap tahun. Roh Kudus mengajarkan bahwa di bawah perjanjian yang lama, masuk dengan leluasa kepada Allah belum dimungkinkan karena persekutuan yang akrab dengan-Nya hanya dapat terjadi jikalau hati nurani seseorang telah dibersihkan secara sempurna (Ibrani 9:8–9). Penyucian ini tersedia ketika Kristus mati sebagai kurban yang abadi karena dosa.[9]
Ayat 12
- Dan Ia [Kristus] telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.[12]
Ayat 28
- Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.[13]
Di bawah perjanjian yang lama, orang Israel menanti dengan ketegangan munculnya kembali imam besar mereka setelah ia memasuki tempat yang mahakudus untuk mengadakan pendamaian. Demikian pula orang-orang percaya yang mengetahui bahwa Imam Besar mereka telah memasuki tempat yang mahakudus di sorga sebagai pembela, menanti-nanti dengan harapan yang sungguh-sungguh kemunculan-Nya kembali untuk membawa keselamatan sempurna
(lihat Yohanes 14:3; 2 Timotius 4:8).[9]
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|
---|
Alkitab | | |
---|
Nama tempat/Istilah | |
---|
Nama orang | |
---|
Sumber | |
---|
|