Kapur IX berjarak ± 226 KM dari kota Padang, dan Memakan waktu 5 - 6 jam perjalanan menggunakan kendaraan umum.
Komoditas utama masyarakatnya adalah Bertani, salah satunya adalah bertani Gambir (Gampo) & menyadap getah pohon Karet, Gambir mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, yang notabenenya digunakan sebagai bahan textile, Karena nilai ekonominya yang tinggi, maka bertani gambir sudah menjadi mata pencaharian wajib bagi masyarakat Kapur IX.[1][2]
Perekonomian
Pariwisata
Terdapat berbagai potensi pariwisata yang perlu dikembangkan dan dikelola oleh anak nagari, seperti:
Di Nagari Lubuak Alai terdapat air terjun dan irigasi.
Di Nagari Koto Lamo terdapat Batu Lasuang, situs kebudayaan Batu Basurek, sebuah prasasti batu keramat dan batu mejan milik suku melayu Dt. Bosa.
Di Nagari Sialang terdapat Panorama pantai Logna dan air terjun Sialang Batu.
Di Nagari Muaro Paiti terdapat pemandian air panas dan sungai kapur dengan ikan larangan.
Di Nagari Durian Tinggi terdapat Tapak Candi Koto Gilingan.
Di Nagari Galugua terdapat ngalao di tepi Sungai Kampar, Batu kamunyi, dan Batu Tungku.
Di Nagari Koto Bangun terdapat lokasi pertemuan Sungai Kampar dan Kapua, serta air terjun Lubuak Batang.
Burung walet
Goa atau ngalao apabila dikelola dengan baik dapat sebagai peningkatan ekonomi melalui pemeliharaan burung walet, seperti di kenagarian Koto Lamo ada 25 lokasi, di kenagaraian Sialang terdapat ngalau Langkuik, Di Muaro Paiti ada 1 lokasi, dan di Galugua ada 2 lokasi yakni ngalao Batu Rajo dan Langkuik Kolam.