Museum (bentuk tidak baku: musium) adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha koleksi, melestari, meneliti, komunikasi, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan kajian, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan kajian oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional.[1]
Keberadaan museum sangat penting karena memiliki tanggung jawab dan fungsi untuk melestarikan, membina, sekaligus mengembangkan budaya masyarakat baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Melalui pesan-pesan yang dirangkai lewat etalase dan ruang pameran, museum di Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan jembatan penghubung yang dapat memicu kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat.[2]
Keberadaan museum di Indonesia menjadi sangat penting mengingat museum tidak hanya memiliki fungsi sebagai pelindung benda cagar budaya, melainkan juga sebagai tempat pembentukan ideologi, disiplin, dan pengembangan pengetahuan bagi publik. Hal itu juga ditegaskan dalam kode etik ICOM, “Museum memiliki tugas penting untuk mengembangkan peran pendidikan dan menarik pengunjung lebih luas dari kalangan masyarakat, lokalitas, atau kelompok yang dilayaninya. Interaksi dengan masyarakat pendukung dan pembinaan serta promosi warisan yang diampunya merupakan bagian integral dari pendidikan yang harus dilaksanakan oleh museum.[2]
Sejarah
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, Μουσεῖον atau mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian.[3] Bangunan lain yg diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filsafat dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM.[4]
Museum berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarahkebudayaan.
Pada awalnya, museum bermula sebagai tempat untuk menyimpan koleksi milik individu, keluarga atau institusi kaya. Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni dan benda-benda yang langka, atau kumpulan benda alam dan artefakarkeologi.
Beberapa museum di dunia, di antaranya:
Capitoline Museums, merupakan museum dengan koleksi seni yang ditujukan untuk publik yang paling tua di dunia, dimulai pada tahun 1471 ketika Paus Siktus IV mendonasikan sekelompok koleksi patung kuno untuk masyarakat Roma
Rumphius membangun sebuah museum botani di Ambon pada tahun 1662, dan membuat museum tersebut menjadi museum tertua di Indonesia. Tidak ada yang tersisa dari museum tersebut, kecuali dalam buku yang dia tulis sendiri, yang sekarang menjadi koleksi perpustakaan Museum Nasional Indonesia. Penerusnya adalah Ikatan Kesenian dan Ilmu Kerajaan di Batavia, yang dibangun pada 24 April 1778. Organisasi ini mendirikan sebuah museum dan perpustakaan, dan berperan penting dalam penelitian, dan pengumpulan bahan penelitian mengenai sejarah alam dan kebudayaan di Indonesia.[6]
British Museum di London, Inggris, didirikan pada tahun 1753 dan dibuka untuk publik pada 1759. Koleksi pribadi Sir Hans Sloane adalah dasar dari koleksi British Museum.
Museum Louvre di ParisPrancis, merupakan museum yang juga diletakkan pada bekas istana kerajaan, dibuka untuk publik pada tahun 1793.
Tipe
Museum memiliki beragam tipe, dari institusi yang besar dan mencakup banyak kategori, hingga institusi kecil yang memusatkan diri kepada subjek tertentu, lokasi, atau seseorang. Selain itu terdapat museum universal yang koleksinya merepresentasikan dunia dan biasanya koleksinya di antaranya seni, ilmu pengetahuan, sejarah dan sejarah alam. Tipe dan ukuran museum tercermin dalam koleksinya. Sebuah museum biasanya memiliki koleksi inti yang merupakan benda terpenting di bidangnya.
Kategori museum-museum tersebut di antaranya:
Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri untuk memajang artefakarkeologis. Museum arkeologi banyak yang bersifat museum terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air Museum). Di Indonesia, contoh dari museum arkeologi adalah Museum Trowulan di Trowulan, Jawa Timur.
Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual yaitu di antaranya lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah seni keramik, seni logam dan furnitur.
Contoh dari museum seni ini di Eropa adalah merbach-Cabinet di Basel, yang awalnya merupakan koleksi pribadi yang dijual kepada pemerintah kota Basel pada tahun 1661, dan menjadi museum untuk umum sejak tahun 1671. Saat ini, museum ini bernama Kunstmuseum Basel.[7]
Museum yang mengkhususkan diri sebagai museum seni, merupakan suatu hal yang baru. Salah satu yang pertama adalah Hermitage Museum di Saint Petersburg yang dibangun pada tahun 1764.
Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang bersangkutan pada saat dia hidup.
Museum anak merupakan institusi yang menyediakan benda pameran dan program acara untuk menstimulasi pengalaman informal anak. Berlawanan dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan untuk tidak menyentuh benda pameran, museum ini biasanya memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak. Museum anak kebanyakan merupakan organisasi nirlaba dan dikelola oleh sukarelawan atau oleh staf profesional dalam jumlah yang kecil.[9] Contoh dari museum anak ini adalah Museum Anak Kolong Tangga yang terletak di Yogyakarta. Pada museum ini terdapat beberapa mainan anak tradisional.
Museum universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai. Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan terhadap dunia.[10]
Museum etnologi merupakan museum yang mempelajari, mengumpulkan, merawat, dan memamerkan artefak dan objek yang berhubungan dengan etnologi dan antropologi. Museum seperti ini biasanya dibangun di negara yang memiliki kelompok etnis atau etnis minoritas yang berjumlah banyak.
Museum rumah bersejarah, atau yang lebih dikenal dengan rumah bersejarah adalah yang terbanyak jumlahnya di dunia dari kategori museum sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan dana yang terbatas dan staff yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh relawan dan sering kali tidak memenuhi syarat untuk menjadi museum profesional.
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan tersebut.
Ada beberapa macam museum sejarah, di antaranya, rumah bersejarah yang merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah atau arsitektural yang tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang menjadi museum, seperti Pulau Robben. Ketiga adalah museum ruang terbuka atau disebut juga dengan nama open air museum. Pada museum ini, para masyarakat yang berada di dalamnya berusaha untuk membuat ulang kehidupan pada suatu waktu dengan sebaik mungkin, termasuk di antaranya bangunan dan bahasa.
Museum maritim merupakan museum yang mengkhususkan diri kepada peresentasi sejarah, budaya atau arkeologimaritim. Mereka menceritakan kaitan antara masyarakat dengan kehidupan yang berkaitan dengan air atau maritim. Museum bertema maritim menjadi media alternatif pendidikan non-formal yang berfungsi untuk merekonstruksi pola pikir maritim dan wawasan Nusantara. Selain itu, museum sebagai alat pendidikan zaman modern akan senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan dunia modern itu sendiri.[11]
Terdapat beberapa jenis museum maritim, di antaranya:
Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan mengawetkan kapal karam dan artefak yang terkait dengan lingkungannya.
Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San Francisco dan Mystic Seaport.
Museum sejarah hidup menggabungkan arsitektur bersejarah, budaya material, dan interpretasi yang dilengakpi dengan pemandangan alam dan budaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendalam. Museum-museum ini termasuk museum yang memiliki koleksi, pelestarian atau interpretasi budaya material, keterampilan tradisional, dan proses sejarah. Pengaturan sejarah rekreasional yang mensimulasikan periode waktu lampau dapat menawarkan rasa perjalanan kembali ke masa lalu. Museum jenis ini termasuk dalam jenis museum terbuka.
^ abSadzali, Asyhadi Mufsi. 2014. Museum untuk Kebangkitan Maritim Indonesia Kajian Kritis Komunikasi Museum Bertema Maritim di Indonesia. Tesis. Universitas Gadjah Mada
^H.C. Ackermann, The Basle Cabinets of Art and Curiosities in the sixteenth and seventeenth centuries, in: O. Impey & A. MacGregor (edd.), The Origins of Museums: The cabinet of curiosities in sixteenth- and seventeenth-century Europe, 2nd edition, London: House of Stratus 2001, pp. 81-90, quoted in Marta C. Lourenço, A Contribution to the History of University Museums and Collections in Europe, presentation at the UMAC 2002 Conference, Sydney/Canberra, Australia, 29/9-4/10/2002, available at http://publicus.culture.hu-berlin.de/umac/2002/lourenco.html.
^Sadzali, Asyhadi Mufsi. 2014. Museum untuk Kebangkitan Maritim Indonesia Kajian Kritis Komunikasi Museum Bertema Maritim di Indonesia. Tesis. Universitas Gadjah Mada