Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Peristiwa 27 Juli

Peristiwa 27 Juli
Bagian dari Kejatuhan Soeharto
Tanggal27 – 29 Juli 1996
LokasiJakarta, Indonesia
SebabUpaya yang disponsori pemerintah untuk menggulingkan Megawati dari kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia
MetodeDemonstrasi mahasiswa, kerusuhan
Pihak terlibat
Jumlah korban
5 orang tewas, 149 orang terluka, 23 orang hilang

Peristiwa 27 Juli 1996 adalah serangan pasukan pemerintah Indonesia terhadap kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI), yang diduduki oleh para pendukung pemimpin partai yang baru saja digulingkan, Megawati Soekarnoputri. Peristiwa ini diikuti oleh kerusuhan selama dua hari di Jakarta.

Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.

Pemerintah saat itu menuduh aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai penggerak kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman terberat, yakni 13 tahun penjara.

Etimologi

Secara etimologi, terdapat dua istilah untuk Peristiwa 27 Juli ini, yaitu "Kudatuli" dan "Sabtu Kelabu".

  • "Kudatuli" pertama kali dimuat di tabloid Swadesi dan kemudian luas digunakan oleh berbagai media massa. Mayjen TNI (Purn.) Prof. Dr. Soehardiman, SE juga pernah menggunakannya dalam bukunya.
  • "Sabtu Kelabu" merujuk pada hari saat terjadinya peristiwa ini yaitu hari Sabtu, kata "kelabu" untuk menggambarkan "suasana gelap" yang melanda panggung perpolitikan Indonesia saat itu. Tidak diketahui pencetusnya, namun diduga semula beredar dalam forum-forum di Internet.

Laporan Komnas HAM

Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia: 5 orang meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah pelanggaran hak asasi manusia.

Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyebut pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pada rapat itu adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso, dan Alex Widya Siregar. Dalam rapat itu, Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya.

Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah garapan Markas Besar ABRI c.q. Badan Intelijen ABRI bersama Alex Widya S. Diduga, Kasdam Jaya menggerakkan pasukan pemukul Kodam Jaya, yaitu Brigade Infanteri 1/Jaya Sakti/Pengamanan Ibu Kota pimpinan Kolonel Inf. Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan. Seperti tercatat di dokumen itu, rekaman video peristiwa itu menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha menyerbu dengan menyamar seolah-olah massa PDI pro-Kongres Medan. Fakta serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan Kasus 27 Juli 1996, di Komisi I dan II DPR RI, 26 Juni 2000.[1]

Latar belakang

Soeharto dan pembantu militernya merekayasa Kongres PDI di Medan dan ingin mendudukkan kembali Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati itu dilawan pendukung Megawati dengan menggelar mimbar bebas di Kantor DPP PDI.

Mimbar bebas yang menghadirkan sejumlah tokoh kritis dan aktivis penentang Orde Baru, telah mampu membangkitkan kesadaran kritis rakyat atas perilaku politik Orde Baru. Sehingga ketika terjadi pengambilalihan secara paksa, perlawanan dari rakyat pun terjadi.

Pasca Orde Baru

Pengadilan Koneksitas yang digelar pada era Presiden Megawati hanya mampu membuktikan seorang buruh bernama Jonathan Marpaung yang terbukti mengerahkan massa dan melempar batu ke Kantor PDI. Ia dihukum dua bulan sepuluh hari, sementara dua perwira militer yang diadili, Kol CZI Budi Purnama (mantan Komandan Detasemen Intel Kodam Jaya) dan Letnan Satu (Inf) Suharto (mantan Komandan Kompi C Detasemen Intel Kodam Jaya) divonis bebas.

Garis waktu

Denah lokasi daerah yang terkena dampak peristiwa 27 Juli 1996 di Jakarta, Indonesia
Jembatan kereta api di dekat kantor pusat PDI tempat parkir tank

Semua waktu berdasarkan Waktu Indonesia Barat (WIB, UTC+07:00).

  • 01.00: Di Markas PDI ada sekitar 300 orang yang berjaga—suatu kebiasaan dilakukan sejak Kongres Medan lalu. Di luar pagar, ada sekitar 50 orang. Satgas dan simpatisan Megawati mulai terlelap dan sebagian ada yang bermain catur di pinggir pelataran kantor dan juga di Jalan Diponegoro dengan beralaskan terpal.
  • 03.00: Para pendukung Mega mulai mencium sesuatu bakal terjadi, setelah mobil polisi berkali-kali melintas. Sebagian dari mereka mencoba memantau keadaan dari jembatan kereta api Cikini.
  • 05.00: Serombongan pasukan berbaju merah, kaus PDI, bergerak menuju Diponegoro 58. Konon mereka diangkut dengan delapan truk.
  • 06.15: Pasukan berkaus merah tadi akhirnya sampai di depan Kantor PDI dan kedatangan mereka disambut para pendukung Mega dengan lemparan batu. Pasukan merah tadi pun membalas dengan batu dan lontaran api. Maka, spanduk yang menutupi hampir semua bagian depan Kantor PDI terbakar ludes. Bentrok fisik pun tak terhindarkan. Sebuah sumber mengatakan ada 4 orang tewas, tapi angka ini belum dikonfirmasi. Semua jalan menuju ke arah Diponegoro sudah diblokir oleh kesatuan polisi. Perempatan Matraman menuju ke Jalan Proklamasi ditutup dengan seng-seng Dinas Pekerjaan Umum yang sedang dipakai dalam pembangunan jembatan layang Pramuka-Jalan Tambak. Massa sudah berkumpul di depan Bank BII Megaria. Sedang di samping pos polisi sudah bersiap dua mobil anti huru-hara dan empat mobil pemadam kebakaran persis di depan DPP PDI. Polisi anti huru-hara terlihat ketat di belakang mobil anti huru-hara dan di depan Kantor PDI.
  • 09.15: Di samping Kantor PDI (dan PPP) terlihat massa—yang tampaknya bukan dari PDI—sedang baku lempar batu dengan ABRI yang bertameng dan bersenjatakan pentungan. Massa terus melawan dengan melempar batu.
  • 09.24: Massa di belakang Gedung SLTPN 8 dan 9, di samping Kantor PDI dan PPP, mulai terdesak mundur ketika ada bantuan pasukan yang tadinya hanya berjaga-jaga di bawah jembatan kereta api. Mereka dipukul mundur sampai di belakang Gedung Proklamasi. Tiga wartawan foto mulai membidik massa yang lari tunggang langgang, Sedang salah seorang wartawan foto mendekati pasukan loreng dan berusaha mengambil gambar. Tiba-tiba seorang wartawan foto—yang belakangan diketahui bernama Sukma dari majalah Ummat—terlihat dipukuli pasukan loreng dan diseret bajunya (Lihat berita KOMPAS, 29 Juli 1996). Dari sana Sukma—dengan menarik bajunya—dibawa ke belakang Gedung SLTP 8 dan 9 Jakarta, tempat pasukan loreng berkumpul yang berjarak 300 meter dari tempat pertama pemukulan.
  • 09.35: Massa di depan Megaria yang diblokade pasukan polisi anti huru-hara, melempar batu ketika mobil ambulans dari Sub Dinas Kebakaran Jakarta yang meluncur dari kantor DPP PDI mencoba menerobos kerumunan massa dan polisi di depan Bank BII di pertigaan Megaria. Massa yang berada di depan gedung bioskop Megaria dan Bank BII, berteriak-teriak dan bernyanyi, "Mega pasti menang, pasti menang, pasti menang".
  • 09.45: Wartawan dalam dan luar negeri, yang sedari pagi berkumpul di depan pos polisi, mulai dihalau oleh pasukan anti huru-hara menuju kerumunan massa di depan Bank BII. Saat itu juga terlihat kepulan asap hitam membubung dari DPP PDI. Salah seorang satgas PDI pro Mega mengatakan bahwa sebagian Kantor PDI sempat dibakar dan arsip-arsip di dalam kantor sudah dimusnahkan. Korban tewas dari PDI pro Megawati yang berada di DPP diperkirakan empat orang. Sekitar 300 orang luka parah, 50 orang diantaranya dari cabang-cabang Jawa Timur yang tengah berjaga-jaga di Kantor PDI. Jalan Diponegoro di depan DPP PDI mulai dibersihkan dari batu-batu dan bekas kebakaran. Seonggok bangkai mobil dan motor yang terbakar juga disiram dan berada persis di depan pintu masuk Kantor PDI.
  • 11.30: Ribuan massa terus bertambah dan terpisah letaknya di 3 tempat. Yaitu di depan Bioskop Megaria, di depan BII, serta di depan Telkom, persis di depan jalan tempat Proyek Apartemen Menteng. Mereka menjadi satu kerumunan besar di pos polisi di bawah jembatan kereta api layang. Belum lagi massa dari arah Selatan di bawah jembatan layang kereta api yang sebelumnya dipukul mundur, sudah mulai bergerak maju dan menjadi satu kembali dengan massa besar tadi. Mimbar bebas pun digelar. Helikopter polisi terus memantau massa yang mulai mengadakan mimbar bebas. Dipandu aktivis pemuda, mimbar bebas menjadi ajang umpatan pada aparat keamanan, dan sanjungan untuk Mega. "Mega pasti menang, pasti menang, pasti menang.....," terus terdengar. Massa yang masih di dalam pagar lintasan kereta api mulai merobohkan pagar besi, lantas menyatu dengan massa peserta mimbar bebas.
  • 11.40: Massa yang berada di dalam pagar lintasan kereta api mulai melempar batu ke arah aparat yang sudah berjaga-jaga di depan SMP 8 dan 9 Jakarta. Terdengar dari kejauhan massa di mimbar bebas terus berteriak mengecam aparat berseragam loreng. Batu-batu yang beterbangan membuat wartawan berlindung di belakang blokade polisi dan sebagian lagi menyelamatkan diri dengan berlindung di mobil anti huru-hara. Pihak kepolisian Jakarta Pusat berusaha menenangkan massa yang melempari pasukan dari Yon Kavaleri VII dan Yon Armed 7 Jayakarta. Massa yang terus bergerak membuat pasukan berseragam loreng bertahan di sekitar Jalan Pegangsaan Timur. Di depan pos polisi, massa yang terus bertambah jumlahnya memenuhi pentas mimbar bebas. Massa di depan bioskop Megaria merobohkan pagar besi pembatas jalan dan bergabung menyaksikan mimbar bebas. Salah seorang tampak berdiri di tengah lingkaran massa dengan membawa tongkat berbendera Merah Putih yang dikibarkan setengah tinggi tongkat. Dia berteriak, "Kita di sini menjadi saksi sejarah. Kawan-kawan kita mati di dalam Kantor PDI. Kita harus menunggu komando langsung dari Ibu Mega," teriaknya lantang. Yang lain menyanyikan, "Satu komando..... satu tindakan." Kemudian ada doa bersama untuk mereka yang tewas.
  • 12.40 Pihak keamanan meminta utusan mimbar bebas untuk bersama-sama pihak keamanan masuk melihat situasi di dalam Kantor PDI. Lima orang akhirnya dipilih, sementara mimbar bebas terus berjalan.
  • 12.45: Bantuan polisi dari satuan Sabhara Polda Metro Jaya mulai berdatangan memenuhi jalan depan Kantor PDI. Sedang lima orang utusan di bawah pimpinan Drs. Abdurrahman Saleh, bekas pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, masuk ke dalam kantor DPP yang porak poranda. Sekitar lima menit berada di dalam Kantor PDI, lima utusan tadi ke luar. Salah seorang wakil utusan, ketika ditanya TEMPO Interaktif tentang bagaimana kondisi di dalam kantor DPP, mengatakan, "Di dalam tidak ada apa-apa; darah berceceran di semua ruangan." Orang ini bercerita sambil menahan tangis; matanya sarat air mata, sambil membawa jaket merah PDI bernama dada Nico Daryanto, mantan Sekretaris Jenderal PDI, dan satu spanduk merah. Kelima utusan tersebut didaulat naik ke atas mobil anti huru-hara untuk melaporkan keadaan di dalam gedung. Baru beberapa kata terucap dari utusan tadi, sebuah batu melayang entah darimana dan mengenai tangan seorang utusan yang berdiri di atas mobil anti huru-hara. Akhirnya, laporan keadaan Kantor PDI berhenti sampai di situ.
  • 13.52: Pengacara Megawati, RO Tambunan, berpidato di depan Kantor PDI. Dia mengatakan, "Kita menduduki Kantor DPP karena Megawati adalah pimpinan yang syah. Negara ini adalah negara hukum, jadi tunggu proses hukum selesai," katanya keras. Yang dimaksud Tambunan adalah proses hukum berupa tuntutan Megawati ke alamat Soerjadi dan sejumlah pejabat pemerintah di pengadilan yang sampai kini masih disidangkan, sehingga status Kantor PDI belum diputuskan. Menurut RO Tambunan, Kapolres Jakarta Pusat sudah berjanji tidak seorang pun diperkenankan masuk, termasuk kubu Soerjadi. Barang-barang tak satu pun boleh keluar dari dalam kantor; pihak pengacara akan mendaftar barang-barang DPP. "Ini negara hukum, kita harus turuti perintah hukum," ujar Tambunan.
  • 14.05: Soetardjo Soerjogoeritno, salah satu pimpinan DPP PDI yang pro Megawati, tiba-tiba terlihat berjalan mendekati Kantor PDI. Sesaat kemudian Soerjogoeritno bicara dengan Kapolres Jakarta Pusat soal status Kantor PDI. Massa yang mencoba mendekati Soerjogoeritno dihalau anggota Brimob yang bersiaga dengan anjing pelacak. Tapi, melihat ribuan orang, dua anjing herder itu tak berani bergerak mengejar massa. Massa makin berani. "Kami ini manusia, kok dikasih anjing," kata seseorang marah. Siang itu pula setumpuk koran Terbit yang memberitakan Kantor DPP PDI Diserbu, ramai-ramai dirobek-robek.
  • 14.29: Hujan batu terjadi. Massa yang berada di depan pos polisi melempari barikade polisi anti huru-hara. Satuan anti kerusuhan itu terpaksa mundur dan berlindung dari hujan batu. Mobil anti huru-hara yang tetap nongkrong di bawah jembatan layang dilempari batu bertubi-tubi. Dua lapis barisan polisi dan tentara bergerak maju. Dengan tameng dan tongkat mereka merangsek maju menghalau massa. Maka, ribuan orang itu beringsut mundur ke arah Salemba. Ada sekitar 100 orang yang berlindung di dalam gedung Kedutaan Besar Palestina, persis di depan Kantor PDI. Di samping Kantor PDI, di Kantor PPP, terlihat puluhan wartawan berkumpul. Sementara itu, polisi dan tentara mengejar massa sampai di depan Rumah Sakit Cipto (RSCM). Beberapa orang terlihat dipentung dengan rotan. Seorang siswa STM 1 Jakarta, menangis di depan bioskop Megaria—lengannya patah ketika menangkis pukulan dan pentungan petugas. Di depan Megaria itu suasananya gaduh, ambulans meraung-raung terus menerus. Korban-korban yang bocor kepalanya dan luka-luka diseret ke depan Kantor PDI dan menjadi bidikan foto wartawan.
  • 15.00: Enam buah panser mulai berdatangan di depan pos polisi Megaria. Persis di depan Rumah Sakit Cipto (RSCM), sebuah bus tingkat dibakar massa. Tak jauh dari bus yang terbakar, satu lagi bus PPD nomor trayek 40, disiram bensin dan dibakar dengan sebuah korek api. Terbakarlah bus jurusan Kampung Rambutan-Kota itu.
  • 15.37 Persis di depan Fakultas Kedokteran UI Salemba, sebuah bus Patas PPD nomor trayek 2, habis terbakar. Ribuan massa mulai mencabuti rambu-rambu lalu lintas dan menghancurkan lampu lalu-lintas di pertigaan Salemba. Asrama Kowad—yaitu gedung Persit Kartika Candra Kirana—merupakan gedung pertama yang diamuk massa. Pertama-tama dengan lemparan batu dari luar, kemudian massa masuk ke halaman, dan membakar gedung tersebut. Sebuah kendaraan jip yang diparkir di halaman dibakar massa, menimbulkan api yang besar. Wisma Honda yang terletak di sebelah Barat gedung Persit, tak luput dari lemparan batu. Tapi, beberapa jam kemudian, gedung Honda itu pun habis dilalap si jago merah. Massa kemudian bergerak ke arah Selatan dan membakar Gedung Departemen Pertanian yang berlantai delapan. Sebuah sedan Mercy juga dibakar habis.
  • 15.55: Massa terus bergerak ke arah Matraman. Maka, beberapa gedung pun jadi korban amukan api yang disulut massa. Pertama-tama gedung Bank Swansarindo Internasional. Api yang berasal dari karpet lantai dan gorden jendela kaca itu dengan cepat merambat ke atas gedung berlantai lima ini. Show room Auto 2000 yang berada disebelahnya juga tidak luput dari amukan massa dan dibakar beserta mobil yang dipamerkan di dalamnya. Selanjutnya Bank Mayapada juga dibakar massa. Ribuan massa terus bergerak ke arah Matraman. Dengan tembakan ke udara, massa mulai tercerai-berai. Sebagian ke arah Pramuka, sebagian lagi ke arah Proyek Perdagangan Senen. Sebelumnya, seorang polisi kelihatan memegangi kepalanya yang bocor kena lemparan batu. Dia berkata kepada seorang rekannya yang berseragam loreng, "Bapak yang bawa senjata ke depan saja Pak."
  • 16.19: Massa rupanya melempari gedung Bank BHS di Jalan Matraman. Kelihatan api mulai menyala di samping gedung BHS, tetapi tidak sampai menyentuh gedung bank itu karena sepasukan tentara berbaret hitam dengan tronton pengangkut pasukan segera tiba. Sedangkan jalan Salemba Raya terlihat gelap. Asap hitam tebal dari gedung Bank Mayapada dan Auto 2000 membubung ke udara. Massa yang bergerak ke arah Salemba inilah yang kemudian membakar gedung Darmex, Gedung Telkom, terus sampai ke arah Senen. Namun mereka dihalau panser tentara dan gagal mencapai Senen.
  • 16.33: Tiga panser didatangkan ke perempatan Matraman. Panser ini berhasil membubarkan massa yang merusak semua rambu-rambu lalu lintas.
  • 19.00: Massa di Jalan Proklamasi mulai berkerumun. Tak lama kemudian mereka membakar toko Circle K, Studio SS Foto, dan beberapa bangunan lagi. Aksi dikabarkan berlangsung sampai pukul 01.00 dinihari.[2]

Buku dan penelitian

Peristiwa 27 Juli menghasilkan sejumlah buku dan sejumlah penelitian. Pejabat militer juga menulis buku untuk menjelaskan posisinya dalam kasus itu. Benny S Butarbutar, yang menulis buku Soeyono Bukan Puntung Rokok (2003), memaparkan Kasus 27 Juli dari perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf Umum ABRI. Ia membangun teori persaingan srikandi kembar antara Megawati dan Siti Hardijanti Rukmana sebagai latar terjadinya Kasus 27 Juli. Ia juga memaparkan, rivalitas di tubuh tentara yang membuatnya tersingkir dari militer. Soeyono menyebutnya sebagai Killing the Sitting Duck Game, rekayasa untuk "Membunuh Bebek Lumpuh." Sehari sebelum kejadian, Soeyono mengalami kecelakaan di Bolaang Mongondow.

Buku lain yang muncul adalah Membongkar Misteri Sabtu Kelabu 27 Juli 1996 dengan editor Darmanto Jatman (2001). Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga membukukan hasil penelitian mengenai Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru-Soeharto di Belakang Peristiwa 27 Juli? (2001).

Peringatan

Pada Rabu 26 Juli 2006, Malam Dasawarsa Tragedi 27 Juli 1996 digelar di bekas Kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. Acara hanya dihadiri keluarga korban dan saksi mata peristiwa ini. Petinggi partai yang sudah berubah nama menjadi PDI Perjuangan tidak terlihat hadir. Begitu juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Walau begitu acara berjalan khidmat. Setelah tahlilan, peringatan itu diteruskan pemotongan tumpeng kemudian ditutup dengan renungan.[3]

Referensi

  1. ^ Selimut Politik Sabtu Kelabu Diarsipkan 2008-12-07 di Wayback Machine., Tempo
  2. ^ TEMPO Interaktif, edisi 23/01 - 10/Agustus/1996
  3. ^ Liputan 6[pranala nonaktif permanen]

Pranala luar


Read other articles:

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Desember 2022. Halaman ini berisi artikel tentang bekas DPRD yang melayani seluruh provinsi di Sulawesi. Untuk DPRD Sulawesi Utara saat ini, lihat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Untuk DPRD Sulawesi Tengah saat ini, lihat Dewan Perwakilan Rak...

 

Enrique Tierno Galván Fotografiado en la manifestación del 1 de mayo de 1979 en Madrid, poco después de las elecciones que le dieron la alcaldía de Madrid Alcalde de Madrid 19 de abril de 1979-19 de enero de 1986Predecesor Luis María HueteSucesor Juan Barranco Presidente del Partido Socialista Popular 1968-1978Predecesor Cargo creadoSucesor Cargo suprimido(integración en el PSOE) Diputado en las Cortes Generalespor Madrid 15 de junio de 1977-31 de agosto de 1982 Concejal del Ayuntamient...

 

Ingang van het Burlington House De Royal Astronomical Society (RAS) is een Brits wetenschappelijk genootschap. Het genootschap werd in 1820 opgericht onder de naam Astronomical Society of London, en diende ter ondersteuning van astronomisch onderzoek (dat destijds nog vooral werd uitgevoerd door hobbyisten in plaats van professionals). In 1831 kreeg het genoodschap van Willem IV het predicaat “koninklijk”, en veranderde haar titel naar Royal Astronomical Society. In 1915 werd het genootsc...

Unit within the U.S. president's office White House Office of the Staff SecretaryAgency overviewFormed1953; 70 years ago (1953)HeadquartersWest Wing, White HouseWashington, D.C., U.S.38°53′51″N 77°02′15″W / 38.8975°N 77.0376°W / 38.8975; -77.0376Agency executiveStefanie Feldman, Staff SecretaryParent departmentWhite House Office President Barack Obama surprises members of the Office of the Staff Secretary in the West Wing of the White Hous...

 

Sigmund Rehm Sigmund Eugen Adolf Rehm (* 4. Januar 1911 in München; † 13. Dezember 2001 in Göttingen) war ein deutscher Pflanzenbauwissenschaftler. Er war Begründer und erster Lehrstuhlinhaber des Instituts für Tropischen und Subtropischen Pflanzenbau an der Georg-August-Universität Göttingen. Sein botanisches Autorenkürzel lautet S.E.A.Rehm. Inhaltsverzeichnis 1 Leben und Wirken bis zum Jahre 1966 2 Lehr- und Forschungstätigkeit in Göttingen 3 Schriften (Auswahl) 4 Literatur 5 Web...

 

In linguistics, an unaccusative verb is an intransitive verb whose grammatical subject is not a semantic agent. In other words, the subject does not actively initiate, or is not actively responsible for, the action expressed by the verb. An unaccusative verb's subject is semantically similar to the direct object of a transitive verb or to the subject of a verb in the passive voice. Examples in English are the tree fell; the window broke. In those sentences, the action (falling, breaking) can ...

  Varicus marilynae TaxonomíaReino: AnimaliaFilo: ChordataClase: ActinopterygiiSubclase: NeopterygiiInfraclase: TeleosteiSuperorden: AcanthopterygiiOrden: PerciformesSuborden: GobioideiFamilia: GobiidaeGénero: VaricusEspecie: V. marilynae[editar datos en Wikidata] Varicus marilynae es una especie de peces de la familia de los Gobiidae en el orden de los Perciformes. Morfología Los macho si las hembras pueden alcanzar los 1,8 cm de longitud total.[1]​ Hábitat Es u...

 

Sid Meier's Starships Розробник Firaxis GamesВидавець 2K GamesДистриб'ютор Steam, Humble Store[d][1] і App StoreЖанр(и) глобальна стратегіяПлатформа  Microsoft Windows macOS iOSДата випуску 12 березня 2015Режим гри багатокористувацька гра і одноосібна відеогра[2]Мова англійська[2], фра

 

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (يناير 2021) ميك ماهون معلومات شخصية الميلاد 17 سبتمبر 1944 (العمر 79 سنة)مانشستر  مركز اللعب وسط الجنسية المملكة المتحدة  مسيرة الشباب سنوات فريق أكاديمية نيوكاسل يونا�...

Uap air (H2O) Uap air yang tak terlihat mengembun membentukawan tetesan hujan berwujud cair yang terlihat Keadaan cair Air Keadaan padat Es Properti[1] Rumus molekul H2O Masa molar 18.01528(33) g/mol Titik lebur 000 °C (273 K)[2] Titik didih 9.998 °C (10.271 K)[2] Konstanta gas spesifik 461.5 J/(kg·K) Panas penguapan 2.27 MJ/kg Kapasitas panas pada 300 K 1.864 kJ/(kg·K)[3] Uap air adalah air yang dalam bentuk gas yang terjadi akibat...

 

Hanamidango Dango (団子code: ja is deprecated ) adalah kue Jepang berbentuk bulat seperti bola kecil, terbuat dari mochiko (tepung beras),[1] dan dimatangkan dengan cara dikukus atau direbus di dalam air. Adonan dango dibuat dari tepung beras yang diulen dengan air atau air panas. Kushidango adalah sebutan untuk sejumlah 3, 4, atau 5 butir dango yang ditusuk menjadi satu dengan tusukan (kushi) dari bambu. Jumlah butiran dango dalam satu tusuk bergantung pada daerahnya di Jepang. Dan...

 

This article is about the soundtrack of the 1998 film. For the soundtrack of the 1960 film, see Psycho (1960 film). 1998 soundtrack album by Various ArtistsPsycho: Music from and Inspired by the Motion PictureSoundtrack album by Various ArtistsReleasedDecember 1, 1998GenreFilm soundtrackLength49:26LabelGeffen GEFD-25313ProducerBrian Grazer, Dave Hernandez, David Simoné (executive producers) Professional ratingsReview scoresSourceRatingEntertainment Weekly(B)[1]MSNBC[2]...

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Hanna Lake – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (August 2016) (Learn how and when to remove this template message) Reservoir in Urak Valley Quetta, Pakistan.Hanna Lake ہنہ جھيلHanna Lake ہنہ جھيلLocationZarghoon Range,[1] Urak Val...

 

Wappen von Hamburg Barmbek-Süd Stadtteil von Hamburg Lage in Hamburg. Koordinaten 53° 34′ 48″ N, 10° 2′ 26″ O53.58007310.040672Koordinaten: 53° 34′ 48″ N, 10° 2′ 26″ O Fläche 3,1 km² Einwohner 36.452 (31. Dez. 2022) Bevölkerungsdichte 11.759 Einwohner/km² Postleitzahl 22081, 22083, 22085, 22089, 22305 Vorwahl 040 Bezirk Hamburg-Nord Verkehrsanbindung Bundesstraße U-Bahn U3 Quelle: Statistisches Amt...

 

South Korea Annual Music Award Melon Music AwardsCurrent: 2023 Melon Music AwardsAwarded forExceptional digital performanceCountrySouth KoreaPresented byKakao EntertainmentFirst awarded 2005 (online) December 16, 2009; 13 years ago (2009-12-16) (live) Websitewww.melon.com/mma/index.htmTelevision/radio coverageNetwork K-Star (2009) MBC Plus channels (2010–2017) JTBC Plus channels (2018) KakaoTV (2017–present) Melon (2019–present) KakaoTalk (2020–present) The Melon Mus...

Residents of the ancient Near East until the end of antiquity For Contemporary Semitic-speaking peoples, see Semitic languages § Semitic-speaking peoples. For the obsolete racial and ethnic concept, see Semitic people. Approximate historical distribution of the Semitic languages in the Ancient Near East. Ancient Semitic-speaking peoples or Proto-Semitic people were speakers of Semitic languages who lived throughout the ancient Near East and North Africa, including the Levant, Mesopotami...

 

Roman emperor of the East MarcusSolidus of Marcus with his father BasiliscusRoman emperor of the East (with Basiliscus) Reign475 – August 476PredecessorZeno, deposedSuccessorZeno, restoredWestern emperorsJulius Nepos (475)Romulus (475–476)DiedCappadociaHouseHouse of LeoFatherBasiliscusMotherZenonis Marcus (Greek: Μᾶρκος; died August 476) was the son of the Eastern Roman general and usurper Basiliscus and Zenonis. He was acclaimed caesar in 475 and later promoted to augustus, ruling...

 

Gambar Shang Zhixin. Shang Zhixin (Hanzi: 尚之信; 1636 - 1680) adalah tokoh utama di awal Dinasti Qing, yang dikenal karena perannya dalam Pemberontakan Tiga Vasal. Dia adalah Pangeran Pingnan (平南王, Pangeran yang Menenangkan Selatan), mewarisi posisi dari ayahnya, Shang Kexi, seorang jenderal pada akhir Dinasti Ming yang menyerah kepada Dinasti Qing. Pada 1673, Shang Kexi yang sudah lanjut usia memohon kepada Kaisar Kangxi untuk mengizinkannya pensiun dan kembali ke Liaodong yang...

1994 historical novel by Abdulrazak Gurnah Paradise First editionAuthorAbdulrazak GurnahCountryUnited KingdomLanguageEnglishPublisherHamish HamiltonPublication date1994Media typePrint (hardcover, paperback)Pages256ISBN9780747573999Preceded byDottie Followed byAdmiring Silence  Paradise is a historical novel by the Nobel Prize-winning Zanzibar-born British writer Abdulrazak Gurnah, first published in 1994 by Hamish Hamilton in London. The novel was nominated for both t...

 

TakashiTakashi Murakami, a contemporary Japanese artistPronunciationTa-ka-shiGenderMaleOriginWord/nameJapaneseMeaningIt can have many different meanings depending on the kanji used.Region of originJapanOther namesRelated namesTakeshiTakanobuTakayaTakakoTakamiTakana Takashi (たかし, タカシ) is a masculine Japanese given name. Possible writings The name Takashi can have multiple different meanings depending on which kanji is used to write it. Some possible writings of the name include: �...

 
Kembali kehalaman sebelumnya