Tar batu bara adalah cairan gelap tebal yang merupakan produk sampingan dari produksi kokas dan gas batu bara dari batu bara.[2][3]
Tar ini memiliki kegunaan di bidang medis dan industri.[2][4] Dapat dioleskan pada bagian yang terkena untuk mengobati psoriasis dan seboroik dermatitis (ketombe).[5] Bisa juga dikombinasikan dengan terapi sinar ultraviolet.[5] Secara industri tar ini adalah pengawet untuk bantalan rel kereta api dan digunakan pada permukaan jalan.[6]
Efek samping termasuk iritasi kulit, sensitivitas terhadap sinar matahari, reaksi alergi dan perubahan warna kulit.[5] Tidak jelas apakah penggunaan selama kehamilan aman untuk bayi dan penggunaan selama masa menyusui biasanya tidak disarankan.[7] Mekanisme tindakan yang tepat belum diketahui.[8] Tar ini adalah campuran kompleks dari fenol, hidrokarbon aromatik poliklik (PAHs) dan senyawa heterosiklik.[2] Tar batu bara menunjukkan sifat antijamur, antiinflamasi, anti-gatal, dan antiparasit.[8]
Tar batubara ditemukan sekitar tahun 1665 dan digunakan untuk keperluan medis sejak tahun 1800-an.[6][9] Tercantum dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat-obatan paling efektif dan aman yang diperlukan dalam sistem kesehatan.[10] Tar batubara tersedia sebagai obat generik dan dijual sebagai obat bebas.[4] Batu bara adalah salah satu bahan awal utama untuk industri farmasi.[11]
Referensi