Tikus dan Tiram adalah sebuah cerita yang jarang disebutkan dalam sastra klasik namun dihitung sebagai salah satu Fabel Aesop dan diberi nomor 454 dalam Perry Index.[1] Cerita tersebut ditafsirkan secara beragam, baik sebagai peringatan melawan kerakusan atau sebagai pernyataan melawan perilaku ketidakkhawatiran.
Peringatan terhadap ketidakkhawatiran
Penyebutan terawal dari fabel tersebut adalah dalam puisi antologi Yunani dari abad ke-1 M karya Anifilus dari Bizantium.[2] Seekor tikus rumah yang mendatangi sebuah tiram dan berniat menyantapnya, hanya karena cangkangnya menutup, malah menjemput ajalnya. Pada abad berikutnya, orator Aelius Aristides memberi penafsiran politik dari cerita tersebut sebagai peringatan untuk menghindari perangkap dalam situasi berbahaya.[3]