Batik Truntum (aksara Jawa: ꦠꦿꦸꦤ꧀ꦠꦸꦩ꧀ truntum) merupakan salah satu motif batik Jawa. Batik Truntum biasanya digunakan sebagai motif dasar pada kain batik dan dapat dikombinasikan dengan ragam hias lainnya, seperti Truntum Babon Angrem, Truntum Pari, dan Truntum Garuda.[1]
Sejarah
Motif batik ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Ingkang Sinuhun Sri Susuhunan Pakubuwana III dari Surakarta). Motif batik ini bermakna cinta yang tumbuh kembali. Ia menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.[2]
Galeri
Batik Truntum
Batik tambal dengan salah satu bidang segitiganya diisi dengan corak truntum.
Penggambaran sederhana corak truntum sebelum dipolakan.