Tesisnya tentang “The Fatigue Crack Propagation of Steel” mencangkup test frequency as a new variable during fatigue crack propagation in vacuum environment.
Selanjutnya Budhi M. Suyitno bersama-sama dengan
Chalant dan J. Petit, sudah mengusulkan new relation of crack propagation in the corrosive gaseous environment included a frequency variable.
Beberapa karya ilmiah yang diterbitkan, antara lain:
Suyitno, BM, Petit, J. dan Chalant, G. “Fatigue Crack Propagation in Gaseous Environment” dalam Fatigue Conference Hawaii 1990;
Suyitno, BM dan Sutarmadji, B “Corrosion Control Assessment for Indonesian Ageing Aircrafts”, Anti-Corrosion Methods and materials Journal, Vol.44 Issue 2, 1996.
Budhi memulai karier di Kementerian Republik Indonesia sebagai staf yunior dan kemudian dipromosikan di berbagai posisi. Ia pernah menjadi Staf Ahli Menteri Perhubungan untuk Bidang Keselamatan Keselamatan Transportasi, Kementerian Perhubungan periode Oktober 2000 - Juni 2001. Tugas dan fungsi utama sebagai staf Ahli Menhub adalah pemberi saran dan kajian terkait dengan peraturan disektor keselamatan dan keamanan transportasi.
Budhi juga pernah menjabat sebagai Inspektur Jenderal (2005- 2007), Direktur Jenderal Perhubungan Udara (2007-2009), dan Pejabat Direktur Jenderal Kereta Api (2013) sampai memasuki masa purnatugas (Januari 2014). Pencapaian tertinggi kariernya adalah Menteri Perhubungan Republik Indonesia tahun 2001, sebagai anggota Kabinet era Abdurrahman Wahid.[1]
Pada awal kariernya sebagai inspektur kelaikan udara ia berpartisipasi dalam berbagai training dibidang penerbangan antara lain: engine and airframe courses DC-10 jet jumbo (10 minggu, USA), NC-212 (4 minggu, Bandung), dan Hercules (2 minggu, Jakarta).
Budhi juga melakukan electronic-avionics Fokker F-27-500 (8 minggu, Amsterdam), Helikopter dan Gas Turbines (8 minggu, Curug-Indonesia), dan FAA’s Aircraft Certification (1 minggu, Singapura). Lebih lanjut, ia juga mengikuti pelatihan spesialisasi seperti Non Destructive Techniques (6 minggu, yang diselenggarakan oleh FAA Academy, USA), Aircraft Damage Tolerance (2 minggu, Jakarta), Aircraft Accident Investigation (1 minggu, Jakarta), Boeing Aging Aircraft Training (1 minggu, Bangkok diselenggarakan oleh Boeing Co) dan Train Air Management Course (2 minggu, yang diselenggarakan oleh ICAO Montreal).
Selama bertugas sebagai Direktur Sertifikasi Kelaikan Udara, ia juga bertugas sebagai ketua tim sertifikasi baik untuk CN-235 (JAA Sertifikat yang dikeluarkan pada bulan Agustus 1995) maupun Sertifikasi N-250 (dibatalkan pada bulan Oktober 1995).
Selain bekerja di dalam Kementerian, Budhi juga mengajar di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Dia secara reguler mengajar Engineering Sciences baik di S1 dan S2 di Universitas Pancasila.[2] Sejak 2013 Budhi diangkat menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin. Pada 2014, Budhi menjadi ketua Pusat Riset Energi di universitas yang sama.
Seiring kariernya Dr. Budhi M. Suyitno memperoleh penghargaan di Indonesia dan ASEAN. Antara lain Profesional Engineer (IPM) dari Insinyur Indonesia (PII), Honorary Fellow dari Federasi Teknik Organisasi ASEAN dari ASEAN Federation of Organization Teknik (AFEO) dan juga Insinyur ASEAN dari AFEO. Ia terpilih sebagai Anggota AIPI (komisi ilmu rekayasa) pada tahun 2002. Dia juga anggota dari ASEAN Academy of Engineering.
Riwayat Pendidikan
A. Pendidikan Formal
No.
Tingkat Pendidikan
Jurusan / Spesialisasi
Nama / Tempat
Tahun Lulus
1.
SD
SDN 1 Purwodadi
1965
2.
SMP
SMPN 1 Kudus
1968
3.
SMA
SMAN Kudus
1971
4.
S1
Aeronautika
ITB, Bandung
1977
5.
SP1
Teknik Aeronautika dan Space
ENSAE- Toulouse Perancis
1984
6.
S2
Teknik Aeronautika dan Mekanik (DEA) Ilmu Material
ENSMA – Poitiers Perancis
1985
7.
S3
Material Fatigue
ENSMA – Poitiers Perancis
1988
B. Pendidikan Lainnya (Pelatihan/ Penataran/ Lokakarya/ Seminar)