Pemanfaatan sungai ini utamanya sebagai drainase di Kota Bandung dan objek wisata.[3] Terdapat sejumlah objek wisata di sepanjang aliran sungai ini seperti air terjun Curug Omas, Curug Dago, Kebun Raya, Kebun Binatang, Taman dll. Selain itu juga sebagai penyedia air baku terutama di bagian hulu. Terdapat tiga instalasi penyedia air baku yang menuplai air minum di Kota Bandung hingga 3.700 liter/detik. Sejumlah air terjun yang ada dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air sejak Pemerintah Belanda pada tahun 1923. Ada dua pembangkit yaitu di Bengkok (3 x 1050 KW) dan Dago (1x 700 KW).
Permasalahan
Sepanjang aliran sungai Cikapundung terutama di bagian hilir meliputi Kota Bandung penuh dengan pemukiman, perdagangan, dan lain-lain yang memanfaatkan fungsi dari sungai tersebut. Terdapat ribuan rumah penduduk di aliran sungai yang membuang limbah mencapai 2,5 juta liter setiap harinya, yang sebagian besar berasal dari limbah rumah tangga.[4] Banyaknya sampah di sungai ini kerap membuat air meluap ke pemukiman penduduk dan merendam ratusan rumah atau banjir. Dampak dari situasi tersebut sangat serius dan memerlukan tindakan cepat dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Perlu kerjasama antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini.