Kabupaten Karo memiliki luas wilayah 2.127,25 km² dan jumlah penduduk pada tahun 2022 sebanyak 412.427 jiwa, dengan kepadatan 194 jiwa/km², beberapa warga merupakan penganut penghayat kepercayaan Pemena.[2]
Kabupaten Karo berlokasi di dataran tinggi Karo, Pegunungan Bukit Barisan. Terletak sejauh 77 km dari Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada di ketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari kabupaten ini mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16-17°C.
Sejarah
Kerajaan Karo
Kabupaten Karo saat ini dulu merupakan bagian dari Kerajaan Aru.
Selanjutnya juga pernah ada 5 kebayakan (kerajaan) di Tanah Karo:
Kerajaan Sibayak Lingga (asal mula Marga Karo-Karo Sinulingga)
Secara geografis, Kabupaten Karo terletak pada koordinat 02° 50' sampai 03° 19' Lintang utara dan 97° 55' sampai 98° 38' Bujur timur.
Sungai
Kabupaten Karo yang terletak di ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut, merupakan daerah hulu sungai (DHS) bagi sejumlah sungai primer di Sumatera Utara. Tidak Kurang 50 buah sungai ada di daerah ini. Sebagian besar bermuara ke selat Malaka atau Pantai Timur sedangkan 1 buah bermuara ke Danau Toba. Sungai-sungai yang bermuara ke pantai Timur adalah Lau Biang, Lau Bengap, Lau Borus, Lau Gunung dan lain-lain. Sementara sungai yang bermuara ke Danau Toba adalah sungai yang mewujudkan Air Terjun Sipisopiso.
Air Terjun
Kabupaten karo memiliki keindahan alam yang membuat para wisatawan banyak datang ke Kabupaten Karo. Salah satu penarik wistawan untuk berkunjung adalah wisata alam air Terjun. Salah satu air terjun yang banyak dikunjungi para wisatawan adalah air terjun Air Terjun Sikulikap. Air Terjun Sikulikap ini berlokasi di Desa Doulu Tanah Berastagi, Martelu, Kec. Sibolangit, Kab. Karo, Sumatera Utara 20357. Lokasinya tepat dibawah daerah penatapan Doulu. Air terjun ini memiliki ketinggian mencapai hingga 30 meter. Dalam bahasa lokal daerah tersebut, Air Terjun Sikulikap disebut sebagai Sampuren Sikulikap.
Gunung
Di daerah daratan tinggi Karo dan sepanjang pegunungan Bukit Barisan terdapat sejumlah puncak atau gunung. Dua di antaranya gunung berapi aktif yaitu: Gunung Sinabung (2412 meter) dan Gunung Sibayak (2172 meter). Selain kedua gunung berapi tersebut, masih terdapat sejumlah gunung lainnya yang tinggi belum diukur seperti Gunung Ketaren, Gunung Barus, Gunung Sibuaten, Gunung Macik, Gunung Sipiso-piso, Gunung Sembah Bala, Gunung Kutu, Gunung Pabo, Gunung Singkut, Gunung Gajah, Gunung Pertekteken dan lainnya.
Danau
Di Kabupaten Karo terdapat dua buah Danau yang cukup luas dan terkenal yaitu sebagian Danau Toba (Tongging) dan Danau Lau Kawar yang memiliki luas lebih kurang 200 Ha. Danau Lau Kawar ini diapit oleh alam pegunungan yang dikelilingi hutan tropis. Di tepi Danau Lau Kawar terbentang lahan seluas 3 hektare yang digunakan turis lokal maupun asing untuk berkemah.
Daerah ketinggian
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1.400 meter di atas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:
Ketinggian
Luas
Persentase
140–200 m
9.550 ha
4,49 %
200–500 m
11.373 ha
5,35 %
500-1.000 m
79.215 ha
37,24 %
1.000-1.400 m
112.587 ha
52,92 %
Bila dilihat dari sudut kemiringan atau lereng tanahnya dapat dibedakan sebagai:
Karakter
Luas
Persentase
Datar 2 %
23.900 ha
11,24 %
Landai 2-5 %
74.919 ha
35,22 %
Miring 15-40 %
41.169 ha
19,35 %
Curam 40 %
72.737 ha
34.19 %
Iklim
Oleh karena letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa, wilayah Kabupaten Karo beriklim tropis dengan tipe iklim (Af). Sebagai akibat dari daerah beriklim tropis, wilayah kabupaten ini mempunyai dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan September sampai dengan bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau biasanya berlangsung pada bulan Februari, Juni, dan Juli. Curah hujan tahunan berkisar antara 1000–4000 mm per tahun. Suhu udara rata-rata di Kabupaten karo berkisar antara 17°–20 °C. Tingkat kelembapan nisbi rata-rata adalah ±82%.[6]
Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan, 10 kelurahan, dan 259 desa dengan luas wilayah mencapai 2.127,25 km² dan jumlah penduduk sekitar 404.998 jiwa (2020) dengan kepadatan penduduk 190 jiwa/km².[12][4][5]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Karo, adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan yang tertuang dalam surat keputusan Menteri Dalam Negeri No.118 tahun 1991 dan Surat Keputusan Gubernur KDH Tkt I Provinsi Sumatera Utara No. 138/21/1994 tanggal 21 Mei 1994 tentang data wilayah administrasi pemerintahan di Indonesia dan Sumatera Utara serta Peraturan Daerah Kabupaten Karo No.04 tentang Pembentukan Kecamatan Dolat Rayat, Kecamatan Merdeka, Kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Tiganderket serta pemindahan Ibu kota Kecamatan Payung, maka di Kabupaten Karo terdapat 17 kecamatan, 248 desa serta 10 kelurahan.
Wilayah Kabupaten Karo dibagi menjadi 17 kecamatan, yaitu:
Penduduk di Kabupaten Karo umumnya adalah etnis Batak Karo dan mayoritas menganut agama Kristen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo 2021, penduduk yang beragama Kristen sebanyak 76,50%, dimana Kristen Protestan 57,38% dan Katolik 19,12%. Selain itu agama Islam juga dianut sebagian kecil penduduk Kabupaten Karo, yakni mencapai 22,89% dan selebihnya menganut agama Budha yakni 0,56%,dan Hindu 0,05%, dan umumnya berada di Kabanjahe dan Berastagi.[2]
Jumlah rumah ibadah menurut jenis rumah ibadah pada tahun 2021 di Kabupaten Karo sebagai berikut:[2]