Museum Menara Gentala Arasy adalah museum yang menggambarkan perkembangan Islam di Provinsi Jambi. Museum Menara Gentala Arasy merupakan museum yang menyajikan perkembangan Islam di Jambi. Museum ini diresmikan pada tanggal 28 Maret 2015 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia H. Muhammad Jusuf Kalla. Menara ini merupakan lambang bahwa Kota Jambi Seberang merupakan pusat pendidikan Islam.[1] Museum Menara Gentala Arasy terdiri dari menara yang melambangkan Kota Jambi sebagai pusat pendidikan Islam. Nama Gentala Arasy berasal dari kata gentala yang berarti lonceng penyelaras dan kata arasy yang merupakan tempat tertinggi Allah. Selain itu, Gentala Arasy juga memiliki makna lain sebagai akronim dari Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti. Kata “genah” dalam bahasa Melayu Jambi merujuk pada tempat. Abdurrahman Sayoeti adalah seorang mantan gubernur Jambi yang lahir di Jambi Kota Seberang dan menjabat dari tahun 1989 hingga 1999.[2]
Kepemilikan Museum Menara Gentala Arasy diberikan kepada Pemerintah Provinsi Jambi, sedangkan pengelolaannya diberikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.[3] Museum Menara Gentala Arasy berlokasi di kelurahan Arab Melayu, Pelayangan, Kota Jambi,[4] Lebih tepatnya berada di tepi Sungai Batanghari.[5]
Penamaan
Nama Gentala Arasy diperoleh dari tiga kata yaitu genta yang berarti suara, tala yang berarti keselarasan, dan arasy yang berarti menggema ke langit. Maka makna dari Genta Arasy adalah bunyi yang selaras dan menggema ke langit. Bunyi ini berasal dari lonceng Menara Gentala Arasy yang mengeluarkan bunyi sebagai pertanda waktu salat fardu bagi umat muslim di Kota Jambi.[5]
Keunikan dari Museum Menara Gentala Arasy adalah ruanganmuseum yang tidak terlalu besar dengan bentuk yang menyerupai lingkaran. Ruangan ini digunakan untuk memamerkan koleksi museum. Keunikan lain dari Museum Menara Gentala Arasy adalah adanya koleksi berupa bedug dan Al-Quran yang berukuran sangat besar. Keduanya merupakan penanda bahwa Kota Jambi merupakan salah satu bagian penting dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia.[6]
Koleksi
Museum Menara Gentala Arasy memiliki koleksi dengan jumlah sekurangnya 100 koleksi. Koleksi tersebut ada yang diperoleh dari hibah, beli, dan meminjam dari lembaga lainnya yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali.[7] Koleksi dari museum ini berupa buku-buku suci yang sangat tua, kain kafan, selendang, jubah milik Sri Sultan Mangkubumi. mangkuk, dan uang logam kuno.[8] Uang koin ini rata-rata peninggalan mata uang zaman penjajagan Belanda dahulu. Hal ini menandakan bahwa Jambi merupakan wilayah yang diduki Belanda dahulunya. Beberapa uang koin itu bertuliskan Nederlandsch Indie dengan gambar makhota dan gandum, kemudian ada juga yang bergambar Inggeris Island of Sumatra tahun 1804.[9] Koleksi museum dipamerkan di sebuah ruangan yang melingkar. Koleksi yang ada berhubungan dengan perkembangan Islam di Nusantara, Melayu, dan budayabatik. Selain itu, ada juga koleksi tentang program rencana pembangunan Kota Jambi beserta peralatan yang digunakan pada saat pembangunan Gentala Arasy. Koleksi utama dari museum ini adalah Al-Quran dan bedug berukuran besar.[6]