Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten dengan wilayah terluas di ProvinsiSulawesi Utara, Indonesia. Ibu kotanya adalah Lolak.[1] Mayoritas suku di kabupaten ini adalah Mongondow. Bahasa ibu penduduk asli di daerah ini adalah bahasa Mongondow. Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Bolaang Mongondow sebanyak 255.896 jiwa.[2]
Bentuk: segi lima sama sisi di atas dasar bentuk jantung berukuran 16:21. Bentuk inti lambang segi lima sama sisi, ukurannya ½ dari luas jantung melambangkan dasar negara Pancasila dimana kabupaten Bolaang Mongondow adalah satu bagian organik daripadanya. Bentuk dasar jantung melambangkan sumber hidup bagi tiap makhluk di Bolaang Mongondow yang diharapkan sebagai salah satu daerah sumber kehidupan bagi daerah Sulawesi Utara terutama dibidang produksi pangan (beras, jagung, dsb). Warna biru pada bentuk dasar ( jantung ) melambangkan: Kesetiaan rakyat Bolaang Mongondow & Secara historis geografis daerah Bolaang Mongondow adalah bekas danau.
Lukisan:
Dua bulir padi masing-masing dengan warna hijau dan kuning melambangkan bahwa daerah Bolaang Mongondow adalah penghasil beras terutama di Sulawesi Utara. Masing-masing bulir tiga jajar dengan dua puluh tiang bulir melambangkan tanggal 23 Maret, tanggal dan bulan lahirnya kabupaten Bolaang mongondow menjadi daerah yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri PP No.24 tahun 1954.
Tombak dan perisai melambangkan patriotisme dan kesatuan kebudayaan daerah Bolaang Mongondow (Bekas 4 swapraja Bolaang Mongondow, Bolaang Uki, bintauna dan kaidipang Besar). Warna perang (merah kehitam-hitaman) Wijn Rood pada tombak dan perisai mengandung arti dinamika hidup dan keberanian.
Bintang warna kuning emas melambangkan bahwa rakyat Bolaang Mongondow adalah orang-orang beragama yang bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa.
Pita kuning bertulis: Bolaang Mongondow melambangkan keagungan dan kejayaan daerah Bolaang Mongondow.
Warna: Biru muda, hijau tua, kuning emas, merah kehitaman (wijn rood) dan hitam. Warna kuning emas segi lima, melambangkan belerang dan emas sebagai hasil tambang di daerah Bolaang Mongondow. Warna hijau tua pada segi lima melambangkan kesuburan, kekayaan daerah dan hasil bumi (padi, jagung, kelapa, kopi, cengkih, kayu dan hasil-hasil hutan lainnya). Warna hitam pada nama Bolaang Mongondow melambangkan ketekunan dan ketabahan. Seluruh warna putih yang terdapat pada lambang, baik pada bingkai dasar maupun pada bentuk inti melambangkan kesucian.
Kabupaten Bolaang Mongondow terdiri dari 15 kecamatan, 2 kelurahan, dan 200 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 246.282 jiwa dengan luas wilayah 2.871,65 km² dan sebaran penduduk 86 jiwa/km².[7][8]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bolaang Mongondow, adalah sebagai berikut:
Data dari Kementerian Dalam Negeri pada semester 1 2024, sebagian besar masyarakat Bolaang Mongondow memeluk agama Islam yakni sebanyak 61,68%. Kemudian diikuti oleh Kristen sebanyak 33,03%, dengan rincian Protestan sebanyak 32,11% dan selebihnya Katolik sebanyak 0,92%. Penduduk yang menganut agama Hindu sebanyak 5,28% dan sebagian kecil menganut agama Buddha kurang dari 0,01%.[2][9] Sementara untuk saran rumah ibadah, terdapat 201 masjid, 93 mushola, 326 gereja Protestan, 30 gereja Katolik, dan 288 pura.[10]