Hawking mengalami sklerosis lateral amiotrof (ALS) yang lambat, dini, dan langka (juga dikenal sebagai penyakit saraf motorik atau penyakit Lou Gehrig) yang melumpuhkan tubuhnya secara perlahan selama puluhan tahun.[18][19] Sepanjang hidupnya, ia berkomunikasi menggunakan satu otot pipi yang tersambung dengan alat bicara. Hawking meninggal dunia tanggal 14 Maret 2018 pada usia 76 tahun.[20][21]
Kehidupan awal dan pendidikan
Keluarga
Hawking lahir tanggal 8 Januari 1942[22] di Oxford dari pasangan Frank (1905–1986) dan Isobel Hawking (née Walker; 1915–2013).[23][24] Ibunya adalah orang Skotlandia.[25] Meski keluarganya mengalami kesulitan keuangan, kedua orang tuanya kuliah di Universitas Oxford. Frank masuk jurusan kedokteran dan Isobel masuk jurusan filsafat, politik, dan ekonomi.[24] Keduanya bertemu tidak lama setelah pecahnya Perang Dunia II di sebuah lembaga riset medis; Isobel bekerja sebagai sekretaris dan Frank bekerja sebagai peneliti medis.[24][26] Mereka tinggal di Highgate. Namun, karena London dibom, Isobel pindah ke Oxford untuk melahirkan anaknya dengan selamat.[27] Hawking memiliki dua adik, Philippa dan Mary, dan adik adopsi, Edward.[28]
Pada tahun 1950, ketika bapak Hawking mengepalai divisi parasitologi di National Institute for Medical Research, Hawking bersama keluarganya pindah ke St Albans, Hertfordshire.[29][30] Di St Albans, keluarganya dianggap sangat cerdas dan agak eksentrik;[29][31] keluarga Hawking biasanya makan bersama sambil baca buku.[29] Mereka hidup hemat di rumah yang besar dan berantakan dan bepergian menggunakan mobil bekas taksi London.[32][33] Ketika bapak Hawking berdinas di Afrika,[34] istri dan anak-anaknya berkunjung ke Majorca selama empat bulan untuk menjenguk sahabat ibunya, Beryl, dan suaminya, seorang penyair bernama Robert Graves.[35]
Sekolah dasar dan menengah
Hawking mulai mengenyam pendidikan di Byron House School di Highgate, London. Ia mengungkapkan bahwa "metode pengajaran progresif" membuatnya gagal belajar membaca saat masih sekolah.[36][29] Di St Albans, Hawking yang masih berusia 8 tahun bersekolah di St Albans High School for Girls selama beberapa bulan. Waktu itu, anak laki-laki boleh tinggal di salah satu asramanya.[35][37]
Hawking bersekolah di Radlett School, sekolah independen di desa Radlett di Hertfordshire, selama satu tahun.[37] Sejak September 1952, ia bersekolah di St Albans School,[22][38] sekolah independen di kota St Albans di Hertfordshire setelah Hawking lulus ujian transfer satu tahun lebih awal.[39] Keluarganya sangat mengutamakan pendidikan.[29] Bapak Hawking ingin anaknya bersekolah di Westminster School, tetapi Hawking yang berusia 13 tahun jatuh sakit pada tanggal ujian beasiswa. Keluarganya tidak mampu membiayai pendidikannya tanpa bantuan beasiswa sehingga Hawking bertahan di St Albans.[40][41] Dampak positifnya adalah Hawking memiliki banyak teman dekat yang sering bermain permainan papan, membuat kembang api, rekayasa pesawat dan kapal,[42] dan mengobrol panjang lebar tentang Kristen dan persepsi luar indera.[43] Sejak 1958, berkat bantuan guru matematika Dikran Tahta, mereka membuat komputer menggunakan bagian mekanik jam, papan kabel telepon lama, dan komponen daur ulang lainnya.[44][45]
Meski dijuluki "Einstein" di sekolah, Hawking awalnya tidak mendapat nilai yang bagus.[46] Seiring waktu, ia mulai menunjukkan kegemarannya terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan. Ia terinspirasi oleh Tahta dan memutuskan belajar matematika di universitas.[47][48][49] Bapak Hawking menyarankannya agar belajar kedokteran; ia khawatir karena tidak banyak lapangan pekerjaan untuk sarjana matematika.
[50] Ia juga ingin anaknya kuliah di University College, Oxford, alma maternya sendiri. Karena waktu itu belum ada jurusan matematika di sana, Hawking memutuskan belajar fisika dan kimia. Walaupun kepala sekolahnya menyarankan agar Hawking menunggu satu tahun, Hawking dianugerahi beasiswa setelah menjalani ujian pada Maret 1959.[51][52]
Sarjana
Hawking mengawali pendidikan tingginya di University College, Oxford,[22] bulan Oktober 1959 pada usia 17 tahun.[53] Selama 18 bulan pertama, ia bosan dan kesepian – ia menganggap tugas kuliahnya "terlalu mudah".[54][55] Guru fisikanya, Robert Berman, kelak mengungkapkan, "Ia perlu tahu bahwa ia dapat melakukan sesuatu, dan ia dapat melakukannya tanpa mempelajari cara yang digunakan orang lain."[2] Menurut Berman, pada tahun kedua dan ketiga, Hawking mulai berusaha "membaur dengan sesama mahasiswa". Ia mulai dikenal sebagai mahasiswa populer, ceria, dan lucu, tertarik dengan musik klasik dan fiksi ilmiah.[53] Perubahan kepribadian ini terjadi setelah ia memutuskan bergabung dengan klub perahu University College Boat Club. Ia menjadi penyetir dalam tim dayung perahu.[56][57] Pelatih dayung saat itu mengamati bahwa Hawking memiliki citra yang nekat. Hawking sering menyetir timnya ke arus-arus berisiko yang menyebabkan perahunya rusak.[58][56]
Hawking menghitung bahwa ia belajar selama seribu jam dalam tiga tahun masa kuliahnya di Oxford. Kebiasaan belajar yang biasa-biasa saja ini membuat ujian akhirnya terasa seperti tantangan. Ia memutuskan untuk menjawab pertanyaan fisika teoretis saja dan mengosongkan pertanyaan lain yang memerlukan pengetahuan fakta. Gelar kehormatan terbaik adalah syarat melanjutkan pendidikan kosmologi di Universitas Cambridge.[59][60] Karena gugup, ia kurang tidur sehari sebelum tanggal ujian. Hasilnya, nilainya pas di antara gelar terbaik dan terbaik kedua sehingga memerlukan viva (ujian lisan).[60][61] Hawking takut dipandang sebagai mahasiswa pemalas dan sulit diatur. Jadi, ketika ia ditanyai soal rencananya dalam ujian lisan, ia menjawab, "Kalau Anda memberi saya gelar terbaik, saya akan melanjutkan pendidikan ke Cambridge. Apabila saya diberi gelar terbaik kedua, saya akan bertahan di Oxford. Saya harap Anda memberi saya gelar terbaik."[60][62] He was held in higher regard than he believed; menurut Berman, para penguji "sadar bahwa mereka sedang berbicara dengan sosok yang lebih pintar daripada mereka sendiri".[60] Setelah meenrima gelar BA (Hons.) terbaik di bidang ilmu alam dan pulang dari petualangannya di Iran bersama seorang teman, ia melanjutkan pendidikannya di Trinity Hall, Cambridge, pada Oktober 1962.[22][63][64]
Doktoral
Tahun pertama Hawking sebagai mahasiswa doktoral diterpa kesulitan. Ia awalnya kecewa karena dibimbing oleh Dennis William Sciama, salah satu pendiri kosmologi modern, alih-alih astronom ternama Fred Hoyle.[65][66] Ia mengetahui bahwa pengetahuan matematikanya tidak memadai untuk meneliti relativitas umum dan kosmologi.[67] Setelah didiagnosis mengidap penyakit saraf motorik, Hawking mengalami depresi – walaupun semua dokternya menyarankan agar ia melanjutkan penelitiannya, ia merasa tidak ada gunanya.[68] Penyakitnya berkembang lebih lambat daripada prediksi dokter. Meski Hawking kesulitan jalan tanpa bantuan, ujarannya hampir tidak bisa dipahami. Diagnosis awal bahwa ia akan meninggal dua tahun lagi terbukti tidak benar. Berkat dorongan Sciama, ia melanjutkan penelitiannya.[69][70] Hawking mulai dikenal atas kecerdasan keberaniannya setelah ia menantang secara terbuka tulisan Fred Hoyle dan bimbingannya, Jayant Narlikar, dalam sebuah kuliah pada bulan Juni 1964.[71][72]
Ketika memulai kuliah doktoralnya, kalangan fisikawan sedang memperdebatkan dua teori penciptaan alam semesta, Dentuman Besar dan Keadaan Tetap.[73] Terinspirasi oleh teorema singularitas ruang-waktuRoger Penrose di tengah lubang hitam, Hawking menerapkan pemikiran yang sama untuk seluruh alam semesta. Pada tahun 1965, ia menulis tesisnya tentang topik ini.[74][75] Tesis Hawking[76] disetujui tahun 1966.[76] Hawking mengalami banyak perkembangan positif: ia menerima keanggotaan sebagai peneliti di Gonville and Caius College;[77] ia mendapat gelar PhD dalam matematika terapan dan fisika teoretis dengan spesialisasi relativitas umum dan kosmologi pada Maret 1966;[78] dan esainya yang berjudul "Singularities and the Geometry of Space-Time" dan esai Penrose sama-sama memenangi Adams Prize.[79][78]
Dalam karyanya yang ditulis bersama Penrose, Hawking memperluas konsep-konsep teorema singularitas yang dijelaskan dalam tesis doktoralnya. Perluasan konsep ini mencakup eksistensi singularitas serta teori bahwa alam semesta itu sendiri berawal dari singularitas. Esai mereka menjadi finalis lomba Gravity Research Foundation tahun 1968.[80][81] Tahun 1970, mereka mengumumkan bukti bahwa apabila alam semesta mematuhi teori relativitas umum dan pas dengan semua modelkosmologi fisikAlexander Friedmann, alam semesta pasti berawal dari singularitas (ketunggalan).[82][83][84] Pada tahun 1969, Hawking menerima anugerah Fellowship for Distinction in Science di Caius.[85]
Sejak 1973, Hawking beralih ke kajian gravitasi kuantum dan mekanika kuantum.[94][93] Karyanya di bidang ini dipicu oleh kunjungannya ke Moskwa dan diskusi dengan Yakov Borisovich Zel'dovich dan Alexei Starobinsky; karya kedua ilmuwan ini menunjukkan bahwa menurut prinsip ketidakpastian, lubang hitam yang berputar mengeluarkan partikel.[95] Hawking baru tahu bahwa kalkulasinya menghasilkan temuan yang berlawanan dengan hukum keduanya (lubang hitam tidak akan bisa mengecil)[96] dan mendukung pandangan Bekenstein tentang entropi lubang hitam.[97][95] Hasil penelitiannya yang dipaparkan tahun 1974 menunjukkan bahwa lubang hitam mengeluarkan radiasi yang kini dikenal sebagai radiasi Hawking. Radiasi ini akan terus berlanjut sampai lubang hitam kehabisan energi dan menguap.[98][99][100] Awalnya, radiasi Hawking menuai kontroversi. Pada akhir 1970-an dan usai penerbitan artikel tambahan, temuan ini diakui secara luas sebagai terobosan dalam fisika teoretis.[101][102][103] Hawking diangkat sebagai Fellow of the Royal Society (FRS) tahun 1974, beberapa pekan setelah pengumuman temuan radiasi Hawking. Kala itu ia merupakan salah satu ilmuwan termuda yang menjadi anggota Royal Society.[104][105]
Hawking diangkat sebagai Profesor Tamu Kehormatan Sherman Fairchild di California Institute of Technology (Caltech) tahun 1970. Ia bekerja dengan temannya, Kip Thorne,[106] dan membuat taruhan ilmiah tentang status lubang hitam bintang gelapCygnus X-1. Taruhan ini adalah "polis asuransi" untuk pandangan bahwa lubang hitam tidak ada.[107] Hawking mengakui bahwa ia kalah taruhan pada tahun 1990, kekalahan pertama dari serangkaian taruhan yang kelak ia buat bersama Thorne dan rekan-rekannya.[108] Hawking membina hubungan dengan Caltech dan menghabiskan satu bulan di sana setiap tahun sejak kunjungan pertamanya.[109]
1975–1990
Hawking kembali ke Cambridge tahun 1975 untuk menduduki jabatan akademik yang lebih senior, yaitu reader fisika gravitasi. Pada pertengahan hingga akhir 1970-an, publik semakin tertarik dengan lubang hitam dan para fisikawan yang mempelajarinya. Hawking sering diwawancarai oleh media cetak dan televisi.[110][111] Ia juga mendapat banyak penghargaan akademik atas karya-karyanya.[112] Pada tahun 1975, ia dianugerahi Eddington Medal dan Pius XI Gold Medal, lalu Dannie Heineman Prize, Maxwell Prize dan Hughes Medal tahun 1976.[113][114] Ia diangkat sebagai guru besar di bidang fisika gravitasi tahun 1977.[115] Pada tahun berikutnya, ia menerima Albert Einstein Medal dan gelar doktor kehormatan dari Universitas Oxford.[116][112]
Pada akhir 1970-an, Hawking diangkat sebagai Guru Besar Matematika Lucasian di Universitas Cambridge.[112][117] Kuliah pertamanya dalam kapasitasnya sebagai guru besar berjudul "Is the End in Sight for Theoretical Physics". Ia mengusulkan Supergravitasi N=8 sebagai teori utama untuk menyelesaikan berbagai persoalan besar yang dipelajari fisikawan.[118] Pengangkatannya bertepatan dengan masalah kesehatan yang memaksanya dirawat di rumah.[119] Pada saat yang sama, ia juga mengubah pendekatannya terhadap fisika. Ia semakin intuitif dan spekulatif dan tidak lagi menuntut bukti matematis. "Bagi saya, lebih baik benar daripada cermat", kata Hawking kepada Kip Thorne.[120] Pada tahun 1981, ia berpendapat bahwa informasi di lubang hitam tidak dapat diselamatkan apabila lubang hitam menghilang. Paradoks informasi ini melanggar dasar mekanika kuantum dan memicu perdebatan yang menahun, termasuk "Perang Lubang Hitam" dengan Leonard Susskind dan Gerard 't Hooft.[121][122]
Inflasi kosmologis – teori bahwa setelah Dentuman Besar, alam semesta awalnya meluas dengan sangat cepat sebelum pelan-pelan melambat – digagas oleh Alan Guth dan dikembangkan oleh Andrei Linde.[123] Usai konferensi di Moskwa bulan Oktober 1981, Hawking dan Gary Gibbons mengadakan Nuffield Workshop selama tiga pekan pada musim panas 1982 dengan topik "The Very Early Universe" di Universitas Cambridge; lokakarya ini berfokus pada teori inflasi.[124][125][126] Hawking juga memulai penelitian teori kuantum baru terhadap asal usul alam semesta. Dalam konferensi di Vatikan tahun 1981, ia memaparkan penelitiannya yang menunjukkan bahwa alam semesta mungkin tidak ada batas atau awal atau akhir.[127][128] Ia kemudian mengembangkan penelitian ini bersama Jim Hartle. Tahun 1983, mereka memperkenalkan sebuah model yang dikenal dengan nama keadaan Hartle–Hawking. Menurut model ini, sebelum kala Planck, alam semesta tidak memiliki batas di ruang-waktu; sebelum Dentuman Besar, waktu tidak ada dan konsep awal semesta tidak ada artinya.[129] Singularitas awal model Dentuman Besar klasik digantikan oleh gambaran Kutub Utara. Seseorang tidak bisa pergi ke sebelah utara Kutub Utara, tetapi tidak ada batas di sana – Kutub Utara hanyalah titik tempat bertemunya dan berakhirnya semua garis yang menuju ke utara.[130][131] Awalnya, usulan tanpa batas ini memprediksi alam semesta tertutup yang berdampak pada penjelasan keberadaan Tuhan. Seperti yang dijelaskan Hawking, "Apabila alam semesta tidak terbatas tetapi terkurung... Tuhan pun tidak bisa bebas memilih cara menciptakan alam semesta."[132]
Saat itu Hawking tidak membantah eksistensi Sang Pencipta. Ia mengajukan pertanyaan di A Brief History of Time: "Apakah teori terpadu sangat meyakinkan sehingga teori ini melahirkan dirinya sendiri?"[133] Dalam karya awalnya, Hawking berbicara tentang Tuhan menggunakan metafora. Ia menulis di A Brief History of Time: "Apabila kita menemukan teori yang lengkap, temuan ini akan menjadi kemenangan tertinggi nalar manusia – karena dengan itu, kita pun tahu isi pikiran Tuhan."[134] Dalam buku yang sama, ia berpendapat bahwa keberadaan Tuhan tidak diperlukan untuk menjelaskan asal usul alam semesta. Diskusi dengan Neil Turok membuat Hawking sadar bahwa pandangan keberadaan Tuhan cocok dengan alam semesta terbuka.[135]
Penelitian Hawking selanjutnya di bidang arah waktu menghasilkan artikel tahun 1985 yang memaparkan bahwa apabila dugaan tanpa batas itu benar, maka ketika alam semesta berhenti meluas dan runtuh, waktu akan berjalan terbalik.[136] Artikel yang ditulis Don Page dan penghitungan independen oleh Raymond Laflamme memaksa Hawking mencabut konsep ini.[137] Ia menerima berbagai penghargaan pada periode ini. Pada tahun 1981, ia dianugerahi Franklin Medal.[138] Dalam rangkaian 1982 New Year Honours, ia diberi gelar Commander of the Order of the British Empire (CBE).[139][140][141] Penghargaan-penghargaan ini tidak berdampak besar terhadap kekayaan Hawking. Karena termotivasi oleh keinginan mendanai pendidikan anak-anaknya dan pengeluaran rumah tangganya, pada tahun 1982, ia memutuskan untuk menulis buku sains populer tentang alam semesta yang dapat dipahami masyarakat luas.[142][143] Alih-alih pers universitas, ia menandatangani kontrak penerbitannya dengan Bantam Books, sebuah penerbit massal, dan mendapat hasil penjualan yang besar.[144][145] Draf pertama bukunya yang berjudul A Brief History of Time selesai ditulis pada tahun 1984.[146]
Salah satu pesan pertama yang disampaikan Hawking lewat alat bicaranya adalah permintaan kepada asistennya untuk membantunya menyelesaikan A Brief History of Time.[147] Peter Guzzardi, penyuntingnya di Bantam, mendorongnya untuk menjelaskan gagasannya dengan jelas dalam bahasa yang tidak teknis. Proses ini melibatkan banyak sekali revisi yang lama-kelamaan membuat Hawking kesal.[148] Buku ini terbit pada April 1988 di Amerika Serikat dan Juni di Britania Raya. Buku ini laris terjual dan langsung memuncaki daftar buku terlaris di kedua negara selama beberapa bulan.[149][150][151] Buku ini diterjemahkan ke berbagai bahasa[152] dan terjual sebanyak 9juta eksemplar.[151] Hawking pun menjadi sorotan media.[152] Sampul majalah Newsweek dan sebuah acara televisi menjulukinya sebagai "Master of the Universe".[153] Kesuksesannya mendatangkan banyak keuntungan sekaligus tantangan terhadap status selebritinya.[154] Hawking sering bepergian untuk mempromosikan bukunya, menikmati pesta, dan berdansa sampai dini hari.[152] Ia sulit menolak undangan dan pengunjung sehingga karya dan mahasiswanya agak terabaikan.[155] Sejumlah rekannya tidak suka dengan perhatian masyarakat luas kepada Hawking dan merasa bahwa ia terkenal karena disabilitas yang dialaminya.[156][157] Ia mendapat banyak penghargaan akademik, termasuk lima gelar kehormatan,[153]Gold Medal of the Royal Astronomical Society (1985),[158]Paul Dirac Medal (1987)[153] dan Wolf Prize bersama Penrose (1988).[159] Dalam rangkaian 1989 Birthday Honours, ia dianugerahi gelar Companion of Honour (CH).[155][160] Kabarnya ia menolak gelar ksatria dari Ratu.[161]
1990–2000
Hawking melanjutkan kariernya di bidang fisika: pada tahun 1993, ia ikut menyunting sebuah buku tentang gravitasi kuantum Euklides bersama Gary Gibbons dan menerbitkan edisi koleksi artikelnya tentang lubang hitam dan Dentuman Besar.[162] Tahun 1994, di Newton Institute Cambridge, Hawking dan Penrose menyampaikan serangkaian kuliah yang diterbitkan pada tahun 1996 dengan judul "The Nature of Space and Time".[163] Tahun 1997, ia mengaku kalah taruhan ilmiah terbuka tahun 1991 yang dibuatnya bersama Kip Thorne dan John Preskill dari Caltech. Hawking bertaruh bahwa usulan Penrose tentang "konjektur penyensoran kosmik" (tidak ada "singularitas telanjang" di dalam cakrawala) benar.[164] Setelah mengetahui bahwa pengakuan kalahnya sedikit terburu-buru, ia pun membuat taruhan baru yang lebih terperinci. Taruhan kali ini menyatakan bahwa singularitas seperti itu akan terjadi tanpa syarat tambahan.[165] Pada tahun itu juga, Thorne, Hawking, dan Preskill membuat taruhan lain tentang paradoks informasi lubang hitam.[166][167] Thorne dan Hawking berpendapat bahwa karena relativitas umum membuat lubang hitam mustahil mengeluarkan radiasi dan kehilangan informasi, massa-energi dan informasi yang terkandung dalam radiasi Hawking pasti "baru" dan bukan berasal dari dalam cakrawala peristiwa lubang hitam. Karena ini bertentangan dengan mekanika kuantum mikrokausalitas, teori mekanika kuantum harus dirombak. Sebaliknya, Preskill berpendapat bahwa karena mekanika kuantum menunjukkan bahwa informasi yang dikeluarkan oleh lubang hitam berkaitan dengan informasi yang disedot sebelumnya, konsep lubang hitam yang dipaparkan oleh relativitas umum pasti mengalami penyesuaian.[168]
Hawking juga memiliki kepribadian terbuka demi memperkenalkan sains kepada khalayak ramai. Film A Brief History of Time yang disutradarai Errol Morris dan diproduseri Steven Spielberg tayang perdana pada tahun 1992. Hawking ingin filmnya lebih menyoroti ilmu pengetahuan daripada biografinya, tetapi ia akhirnya mengalah. Meski mendapat banyak pujian, film ini tidak didistribusikan secara luas.[169] Koleksi esai, wawancara, dan diskusi berjudul Black Holes and Baby Universes and Other Essays diterbitkan tahun 1993.[170] Seri televisi enam episode berjudul Stephen Hawking's Universe dan buku pengiringnya dirilis tahun 1997. Kali ini, serinya berfokus pada ilmu pengetahuan seperti yang dikehendaki Hawking.[171][172]
2000–2018
Hawking sering menulis untuk pembaca awam. Ia menerbitkan The Universe in a Nutshell tahun 2001.[173] Ia menulis A Briefer History of Time pada tahun 2005 bersama Leonard Mlodinow untuk memperbarui buku sebelumnya agar dapat dibaca oleh masyarakat luas. Ia juga menerbitkan God Created the Integers tahun 2006.[174] Bersama Thomas Hertog di CERN dan Jim Hartle, sejak 2006 sampai seterusnya, Hawking mengembangkan teori "kosmologi ke bawah". Menurut teori ini, alam semesta tidak memiliki satu kondisi tunggal, melainkan beberapa kondisi. Karena itu, teori yang memprediksi konfigurasi semesta masa kini dari satu kondisi tunggal itu tidak cocok.[175] Kosmologi ke bawah menyatakan bahwa masa kini "menyeleksi" masa lalu dari superposisi berbagai versi sejarah yang mungkin ada. Teori ini mengusulkan solusi bagi persoalan kesempurnaan semesta.[176][177]
Hawking sering bepergian, termasuk ke Cile, Pulau Paskah, Afrika Selatan, Spanyol (untuk menerima Fonseca Prize tahun 2008),[178][179] Kanada,[180] dan Amerika Serikat.[181] Karena disabilitas yang dialaminya, Hawking sering bepergian dengan jet pribadi karena praktis. Pada 2011, jet pribadi menjadi satu-satunya cara ia bepergian ke luar negeri.[182]
Per 2003, para fisikawan sepakat bahwa Hawking keliru mengenai hilangnya informasi dalam lubang hitam.[183] Dalam kuliah tahun 2004 di Dublin, ia mengaku kalah taruhan dengan Preskill, tetapi menjelaskan solusinya sendiri yang cukup kontroversial terhadap masalah paradoks informasi. Solusi ini meliputi kemungkinan bahwa lubang hitam memiliki lebih dari satu topologi.[184][168] Dalam artikel tahun 2005 yang ia tulis tentang hal ini, ia berpendapat bahwa paradoks informasi dijelaskan dengan mempelajari semua sejarah alam semesta alternatif; hilangnya informasi dalam lubang hitam dibatalkan oleh lubang hitam yang tidak kehilangan informasi.[167][185] Pada Januari 2014, ia mengaku bahwa dugaan hilangnya informasi dalam lubang hitam adalah "blunder terbesarnya".[186]
Dalam perdebatan ilmiah lain, Hawking menegaskan dan bertaruh bahwa boson Higgs tidak akan pernah ditemukan.[187] Partikel ini diduga ada menurut teori medan Higgs oleh pada tahun 1964. Hawking dan Higgs terlibat dalam debat terbuka yang sengit tentang persoalan ini pada tahun 2002 dan 2008. Higgs mengkritik pandangan Hawking dan mengeluh bahwa "status selebriti [Hawking] memberinya kredibilitas instan yang tidak dimiliki ilmuwan lain."[188] Partikel ini ditemukan pada Juli 2012 di CERN setelah Large Hadron Collider dibangun. Hawking mengaku bahwa ia kalah taruhan[189][190] dan mengatakan bahwa Higgs sepatutnya memenangi Hadiah Nobel Fisika;[191] Higgs menerima hadiah ini pada tahun 2013.[192]
Tahun 2007, Hawking bersama putrinya, Lucy, menerbitkan George's Secret Key to the Universe, buku anak-anak yang menjelaskan fisika teoretis secara sederhana dan menampilkan tokoh-tokoh yang mirip dengan keluarga Hawking.[193] Buku ini memiliki beberapa sekuel yang terbit tahun 2009, 2011, dan 2014.[194]
Sepanjang kariernya, Hawking membimbing 39 mahasiswa PhD ternama.[204] Sesuai peraturan Universitas Cambridge, Hawking pensiun sebagai Guru Besar Matematika Lucasian pada tahun 2009. Meski muncul dugaan bahwa ia berencana meninggalkan Britania Raya sebagai bentuk protes atas pemotongan anggaran penelitian ilmiah dasar,[205] Hawking bekerja sebagai direktur penelitian di Departemen Matematika Terapan dan Fisika Teoretis Universitas Cambridge.[206]
Tanggal 28 Juni 2009, untuk menguji konjektur yang dipaparkannya tahun 1992 tentang mustahilnya perjalanan ke masa lalu, Hawking mengadakan pesta bagi semua orang, lengkap dengan makanan pembuka dan sampanye dingin, tetapi undangannya baru disebar setelah pestanya berakhir sehingga hanya petualang lintas waktu yang bisa hadir; sesuai dugaan, tidak ada yang hadir.[207]
Pada Agustus 2015, Hawking mengatakan bahwa tidak semua informasi hilang ketika benda lain memasuki lubang hitam. Menurut teorinya, informasi dapat diambil/diselamatkan dari lubang hitam.[211] Pada Juli 2017, Hawking dianugerahi gelar doktor kehormatan dari Imperial College London.[212]
Kehidupan pribadi
Hawking menikah dengan Jane Wilde, seorang murid bahasa, pada tahun 1965.[213] Jane Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991. Mereka bercerai karena tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking. Mereka telah dikaruniai tiga anak: Robert (lahir 1967), Lucy (lahir 1969), dan Timothy (lahir 1979). Hawking lalu menikahi perawatnya, Elaine Mason (sebelumnya menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking), pada tahun 1995. Pada Oktober 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya.[214]
Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking menjawab, "Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQnya adalah seorang pecundang."[215]
Kematian
Hawking meninggal di rumahnya di Cambridge pada pagi hari tanggal 14 Maret 2018 (GMT), menurut seorang juru bicara keluarga. Keluarganya mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengungkapkan kesedihan mereka.[216][217] Keluarga Hawking tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, mereka menyatakan bahwa dia "meninggal dengan damai".[218][219]
Pandangan pribadi
Masa depan umat manusia
Pada tahun 2006, Hawking mengajukan pertanyaan terbuka di Internet: "Di dunia yang mengalami kekacauan politik, sosial, dan lingkungan, bagaimana cara umat manusia bertahan hidup sampai 100 tahun berikutnya?" Ia kemudian mengklarifikasi: "Saya tidak tahu jawabannya. Itu sebabnya saya bertanya supaya masyarakat memikirkan hal ini dan sadar akan bahaya yang kita hadapi saat ini."[220]
Hawking khawatir bahwa kehidupan di Bumi terancam oleh perang nuklir mendadak, virus yang mengalami rekayasa genetik, pemanasan global, dan ancaman lain yang belum kita ketahui.[221][222] Bencana berskala planet tidak akan memusnahkan manusia apabila manusia sudah mendirikan koloni di beberapa planet lain terlebih dahulu.[222] Hawking memandang bahwa penerbangan antariksa dan kolonisasi antariksa penting bagi masa depan manusia.[221][223]
Hawking menyatakan bahwa karena alam semesta sangat luas, alien mungkin ada, tetapi manusia sebaiknya menghindari kontak dengan alien.[224][225] Ia memperingatkan bahwa alien mungkin menguras sumber daya di Bumi. Pada tahun 2010, ia mengatakan, "apabila alien berkunjung ke sini, dampaknya kurang lebih seperti ketika Columbus mendarat di benua Amerika yang malah merugikan penduduk pribuminya."[225]
Hawking mengingatkan bahwa kecerdasan buatansupercerdas sangat berperan penting dalam menentukan nasib umat manusia. Ia menyatakan, "peluang manfaatnya sangat besar... Penciptaan kecerdasan buatan akan menjadi peristiwa terpenting dalam sejarah manusia dan mungkin peristiwa terakhir, kecuali kita belajar menghindari risikonya."[226][227]
Hawking berpendapat bahwa virus komputer perlu dipertimbangkan sebagai benda hidup baru. Ia mengatakan, "mungkin [virus komputer] merupakan pertanda sifat manusia. Satu-satunya benda hidup yang kita ciptakan sejauh ini bersifat merusak. Kita menciptakan kehidupan sesuai sifat kita sendiri."[228]
Sains vs. filsafat
Dalam Google's Zeitgeist Conference tahun 2011, Hawking mengatakan bahwa "filsafat sudah mati". Ia percaya bahwa para filsuf "belum sanggup mengejar perkembangan sains modern" dan para ilmuwan "menjadi sosok terdepan dalam estafet pencarian pengetahuan manusia". Ia mengatakan bahwa masalah filsafat dapat dijawab oleh sains, terutama teori-teori ilmiah baru yang "memberikan kita gambaran semesta yang baru dan berbeda serta tempat kita di dalam semesta".[229]
Agama dan ateisme
Hawking menyatakan bahwa ia "tidak setaat orang-orang pada umumnya" dan ia percaya bahwa "alam semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan". Hawking mengatakan:
Ada perbedaan mendasar antara agama yang didasarkan pada perintah [dan] sains yang didasarkan pada pengamatan dan nalar. Sains akan menang karena selalu terbukti.[230]
"Hukum-hukum [sains] ini bisa jadi ditetapkan oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak campur tangan untuk melanggarnya," kata Hawking.[231] Dalam wawancara di The Guardian, Hawking memandang konsep surga sebagai mitos. Ia yakin bahwa "surga atau akhirat itu tidak ada" dan hal-hal seperti itu "hanyalah dongeng bagi orang-orang yang takut kegelapan".[134] Pada tahun 2011, ketika menarasikan episode pertama seri televisi Curiosity di Discovery Channel, Hawking mengatakan:
Kita bebas percaya apapun, dan saya memandang bahwa penjelasan paling sederhananya adalah Tuhan itu tidak ada. Tidak ada sosok yang menciptakan alam semesta dan tidak ada pula yang menentukan nasib kita. Pandangan ini membuat saya sadar akan hal lain. Mungkin surga itu tidak ada. Demikian halnya dengan akhirat. Kita hanya hidup sekali untuk menikmati besarnya alam semesta ini. Saya sangat bersyukur atas nikmat tersebut.[232][233]
Pada September 2014, ia hadir di Starmus Festival sebagai pembicara dan mengumumkan bahwa dirinya adalah seorang ateis.[234] Dalam wawancara dengan El Mundo, ia berkomentar:
Sebelum kita paham ilmu pengetahuan, wajar saja kita percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Namun, sains kini memiliki penjelasan yang lebih meyakinkan. Ketika saya mengatakan 'kita akan mengetahui isi pikiran Tuhan', maksud saya adalah kita akan tahu semua hal yang diketahui Tuhan, itu pun seandainya ada Tuhan, dan memang tidak ada. Saya seorang ateis.[235]
Hawking sangat peduli dengan layanan kesehatan dan menegaskan bahwa tanpa UK National Health Service, ia tidak akan hidup sekarang.[249] Hawking mengatakan:
Saya mendapat layanan medis yang sangat baik di Britania, dan saya ingin menyampaikan sesuatu. Saya percaya dengan layanan kesehatan universal, dan saya berani mengatakannya.[230]
Hawking khawatir bahwa privatisasi dan pihak ketiga akan mengurangi pendapatan National Health Service. Hawking mengatakan, "Semakin banyak laba yang diperas dari sistem ini, semakin cepat pula pertumbuhan monopoli swasta dan semakin mahal pula biaya kesehatan. NHS perlu dilindungi dari kepentingan komersial dan pihak-pihak yang ingin menyerahkannya ke swasta."[250] Stephen Hawking menuduh para menteri kabinet mengacaukan NHS. Ia menyalahkan Partai Konservatif karena memangkas anggaran, melemahkan NHS lewat privatisasi, menurunkan moral staf dengan menunda gaji, dan mengurangi layanan sosial.[251] Hawking menuding Jeremy Hunt memilah-milah bukti yang menurut Hawking malah merendahkan martabat sains.[249] Hawking juga berkata, “Ada banyak bukti bahwa anggaran NHS dan jumlah dokter dan perawat tidak sepadan dan lama-lama semakin buruk.”[252]
Hawking khawatir bahwa kebijakan Donald Trump terkait pemanasan global dapat mengancam planet ini dan mempercepat pemanasan global. Hawking mengatakan, "Perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar yang sedang kita hadapi serta ancaman yang dapat kita cegah apabila kita mengambil tindakan sekarang. Dengan membantah bukti perubahan iklim dan mundur dari Perjanjian Iklim Paris, Donald Trump akan mempercepat kerusakan lingkungan planet kita yang indah ini, membahayakan alam, bagi kita dan bagi anak-anak kita."[254] Hawking kembali mengatakan bahwa hal ini akan membuat Bumi "tampak seperti Venus dengan suhu dua ratus lima puluh derajat dan hujan asam belerang".[255]
Dalam acara peluncuran versi DVD A Brief History of Time, Leonard Nimoy, pemeran Spock di Star Trek, mengetahui bahwa Hawking ingin tampil di Star Trek. Nimoy mengamininya dan Hawking pun muncul sebagai simulasi holografik dalam sebuah episode Star Trek: The Next Generation tahun 1993.[256][257][258] Pada tahun yang sama, suara sintetisnya direkam untuk disisipkan dalam lagu Pink Floyd berjudul "Keep Talking"[259][170] dan episode The Simpsons tahun 1999.[260] Hawking tampil dalam film dokumenter The Real Stephen Hawking (2001),[261]Stephen Hawking: Profile (2002) [262] dan Hawking (2013), dan seri dokumenter Stephen Hawking, Master of the Universe (2008).[263] Hawking juga menjadi bintang tamu di Futurama[176] dan The Big Bang Theory.[264]
Hawking, S. W.; Penrose, R. (1970). "The Singularities of Gravitational Collapse and Cosmology". Proceedings of the Royal Society A: Mathematical, Physical and Engineering Sciences. 314 (1519): 529–548. Bibcode:1970RSPSA.314..529H. doi:10.1098/rspa.1970.0021.
^R. D. Blandford (30 March 1989). "Astrophysical Black Holes". Dalam S. W. Hawking and W. Israel. Three Hundred Years of Gravitation. Cambridge University Press. hlm. 278. ISBN978-0-521-37976-2.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penyunting (link)
^See Guth (1997) for a popular description of the workshop, or The Very Early Universe, ISBN0-521-31677-4 eds Gibbons, Hawking & Siklos for a detailed report.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "royal" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-6" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-8" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "black" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-15" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-16" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "obs2004" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-19" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-20" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "sundaytimes" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-21" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-22" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-25" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-32" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-33" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "tech" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "hacked" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "start" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-54" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "NYT-20130913" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-55" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Auto2J-57" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Gibbons, Gary W.; Hawking, Stephen W.; Siklos, S.T.C., ed. (1983). The Very early universe: proceedings of the Nuffield workshop, Cambridge, 21 June to 9 July, 1982. Cambridge University Press. ISBN0-521-31677-4.