Untuk Yeremia 38 dalam Septuaginta, lihat
Yeremia 31.
Yeremia 38 (disingkat Yer 38; Penomoran Septuaginta: Yeremia 45) adalah bagian dari Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi Yeremia bin Hilkia, tentang Yehuda dan Yerusalem, yang hidup pada zaman raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-7 SM.[1][2]
Teks
- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
- Pasal ini dibagi atas 28 ayat.
- Memuat riwayat Yeremia, bahwa ia hendak dibunuh dengan dimasukkan ke dalam sumur berlumpur, tetapi diselamatkan oleh Ebed-Melekh, orang Etiopia, seorang sida-sida yang tinggal di istana raja Zedekia. Ia memohon kepada raja untuk menolong, dan raja mengizinkan.
- Kemudian Zedekia menanyakan secara pribadi mengenai masa depannya kepada Yeremia, tetapi Yeremia dilarang memberitahukan kepada orang-orang lain.
- Agar tidak dibunuh musuh-musuhnya, Yeremia tinggal di pelataran penjagaan itu sampai kepada hari Yerusalem direbut.
Naskah sumber utama
Penomoran ayat
Terdapat perbedaan antara penomoran ayat dalam versi Teks Masoret dengan versi Septuaginta yang dibuat pada abad ke-3 SM.[3]
Ibrani, Latin, Inggris |
Rahlfs'LXX (CATSS) |
Brenton's LXX
|
38:1-28 |
45:1-28
|
31:1-40 |
38:1-34,36,37,35,38-40 |
38:1-40
|
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Ayat 1
- Tetapi Sefaca bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin Selemya dan Pasyhur bin Malkia mendengar perkataan yang tidak henti-henti diucapkan oleh Yeremia kepada segenap orang banyak itu:[4]
Pada penggalian arkeologi yang dipimpin oleh Dr. Eliat Mazar di dekat Yerusalem, Israel pada tahun 2005 telah ditemukan suatu meterai (bulla) yang memuat nama "Yukhal bin Selemya".[5] Pada tahun 2008, Dr. Mazar menemukan meterai lain yang memuat nama "Gedalya bin Pasyhur" hanya beberapa meter dari tempat penemuan Meterai Yukhal. Sangat jarang terjadi penemuan di mana ada dua artefak arkeologi yang memuat dua nama yang tercatat dalam Alkitab pada satu ayat yang sama, diketemukan di sekitar bekas reruntuhan istana Kerajaan Yehuda dan secara ilmiah bertarikh pada zaman nabi Yeremia, dan keduanya terlibat dalam penangkapan nabi itu, sehingga hal ini menguatkan kebenaran catatan kitab Yeremia.[5]
Ayat 6
- Maka mereka mengambil Yeremia dan memasukkannya ke dalam perigi milik pangeran Malkia yang ada di pelataran penjagaan itu; mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu.[6]
Perigi ini dipakai untuk menampung air hujan sepanjang musim dingin dan menyimpannya untuk musim panas; bentuknya seperti lonceng, bagian atasnya terbuka sekitar satu meter lebarnya. Para pejabat tahu bahwa Yeremia tidak akan bertahan lama di dalam perigi itu. Yeremia menderita sekali akibat mempertahankan kesetiaannya kepada Allah dan firman-Nya. Orang yang setia kepada penyataan Allah dan kebenaran-Nya, dapat mengharapkan perlawanan di dunia ini; penganiayaan karena kebenaran akan datang dari dunia ini, dan sering kali bahkan dari kalangan gereja (lihat Matius 5:10).[7]
Lihat pula
Referensi
Pustaka
Pranala luar